5 : Keluarga

8.8K 1K 100
                                    

Disclaimer : Naruto bukan milik saya

Don't like don't read

Warning : Bahasa tidak baku, EYD tidak sempurna, karakter OOC

.

.

5 : Keluarga

.

.

Sasuke terbangun sambil mengusap-usap matanya. Jam menunjukkan pukul 9 lebih 12. Sinar matahari pagi masuk melalui celah-celah tirai yang tidak terutup rapat. Ugh, sebenarnya Sasuke masih mengantuk dan ingin melanjutkan tidur, sayangnya perutnya yang kosong meminta untuk diisi. Hari ini ia memang sengaja membolos kerja karena tadi malam ia lembur hingga pukul dua dini hari. Ia berencana menghabiskan waktunya seharian ini untuk tidur atau bersantai.

Setelah mandi dan menggosok gigi, kantuknya sedikit menghilang. Ia lalu menyambar pakaian santai untuk dikenakan hari ini. Celana longgar dan kaus oblong menjadi pilihannya, kenyamanan adalah hal yang terpenting baginya. Ketika ia selesai berpakaian, matanya tertuju pada kotak kecil berbahan beludru yang berisi cincin berlian yang ia beli untuk Hinata.

Sasuke memungut kotak beludru itu dan membukanya. Kilauan berlian yang terpasang di cincin ini langsung menyambutnya. Kini ia teringat kembali pertemuan pertamanya dengan Hinata.

"Aku adalah pria kaya. Apa kau mau menikahiku?"

"Benarkah?" Tanya Hinata dengan mata berbinar-binar. "Sekaya apa kau?"

"Sangat kaya."

"Apa kau mau memberiku cincin berlian?"

"Tentu."

"Apa kau akan berselingkuh?"

"Mengapa kau bertanya seperti itu?"

"Aku memang ingin menikahi pria kaya, namun jika pada akhirnya aku harus diselingkuhi lagi maka akan lebih baik jika aku menikahi pria miskin." Kata Hinata perlahan.

"Aku tidak akan menyelingkuhimu, aku janji itu." Kata Sasuke dengan bersungguh-sungguh. Sejujurnya Sasuke bahkan tidak mengerti mengapa ia menjanjikan hal seserius ini pada wanita yang masih belum jelas identitasnya.

Namun ketika ia menatap sepasang mata Hinata yang melembut, hatinya bergetar hebat. Apakah ini yang dinamakan cinta pada pandangan pertama? Benar-benar gila, konyol, dan tidak masuk akal. Sasuke yakin saat ini takdir sedang tertawa terbahak-bahak ketika menyaksikan kegalauannya saat ini.

"Jika kau menikahiku, aku tidak bisa memberikan keuntungan apapun padamu. Kau justru yang akan rugi karena menikahi seorang perempuan merepotkan sepertiku. Kata Hinata dengan bersungguh-sungguh."

"Aku tahu."

"Bisakah aku bertanya padamu?"

"Tentang apa?"

"Mengapa aku? Mengapa kau mau memilihku?"

"Entahlah, aku juga tidak tahu. Mungkin karena aku jatuh cinta pada pandangan pertama padamu."

Hinata tersenyum getir. "Ini bukanlah kisah dongeng Cinderella dimana cinta pada pandangan pertama antara si Pangeran dan Cinderella sanggup membebaskan semua rasa sakit dan penderitaan yang dialami Cinderella. Kau bukan pangeran, aku bukan Cinderella, kita tidak berada di pesta dansa, bahkan aku juga tidak memakai sepatu kaca!"

Diamond (Revisi)Where stories live. Discover now