Prolog

231 48 2
                                    

Pintu putih bersih dengan papan bertuliskan UKS, tertutup kokoh. Salah satu siswa memasuki ruang kesehatan tersebut, sudah jadi rutinitas untuk meminta beberapa oles salep penghilang memar. Ia selalu menggunakan sepatu berwarna biru navy.

Tanpa diketahui ada Tera di bawah brankar, sudah jadi aktivitasnya bersembunyi di bawah brankar. Hampir setiap hari ia di sana melihat siswa itu masuk ke ruang kesehatan, duduk sebentar terkadang merintih kesakitan? Tera juga tidak tahu. Gerak gerik laki-laki tersebut terlalu menyenangkan untuk diperhatikan. Entah kenapa.

Tera tahu laki-laki itu? Tentu tidak, untuk apa repot mencari tahu. Lagipula, jika ingin tahu lebih bukankah sangat merepotkan untuk hidupnya yang sedang tenang, bisa saja memperhatikan tidak menjadi hal yang menyenangkan lagi nanti. Lebih baik ia tidur dengan tenang di kolong brankar tanpa ada yang menanyakan, kenapa, mengapa ataupun sedang apa.

Menurut Tera, punya waktu untuk diri sendiri itu suatu kebutuhan.

Tapi seakan dunia memutar hati Tera. Ternyata, sendiri di waktu yang lama cukup menyiksa, apalagi ketika Tera sedang menginginkan seseorang itu di sisinya dan membuang rasa kesendirian. Waktu yang berputar, membuat segalanya kembali berubah.

Itu tidak menyenangkan, dan merugikan bagi Tera, ketika waktu sendiri itu terasa berlangsung sangat lama.

Waktu adalah hal yang sangat sulit diterka.
Tak akan ada yang tau, besok Tera akan berbuat apa jika poros utama dunia mengutuknya.

•••

Regards,
June 03, 2019

Peradina Lentera

Peradina Lentera

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
You're My BlueWhere stories live. Discover now