Cerai

6.6K 578 101
                                    

Hyunjin menatap sayang kearah Jeongin yang sedang duduk membelakanginya.

Perlahan ia memeluk istrinya hingga membuat sang empunya terkejut.

Jeongin menoleh lalu memukul pelan lengan Hyunjin yang melingkari perutnya itu.

"Ngagetin aja kamu."gerutu Jeongin kesal.

Hyunjin tersenyum kecil lalu mengecupi rambut hingga pelipis Jeongin.

"Kamu udah tanda tangan ?"tanya Jeongin pelan hingga membuat Hyunjin menghentikan pergerakannya.

Hyunjin meneguk ludahnya kasar. "Belum."jawab Hyunjin tak kalah pelan.

Jeongin menghembuskan nafasnya lelah. "Kapan kamu tanda tanganin suratnya kak ?"

Dada Hyunjin berdenyut nyeri saat mendengar pertanyaan dari istrinya itu. "Bisa kita gak usah ngomongin ini ?"

Jeongin menggeleng lalu melepaskan pelukan Hyunjin. "Gak bisa, kita harus cerai secepatnya."kata Jeongin serius.

"Aku gak mau, Je."ucap Hyunjin pelan agar emosi istrinya tidak meledak-ledak seperti sebelumnya.

Jeongin menyipitkan matanya tak suka. "Kamu mau liat aku selalu tersiksa ? Atau jangan-jangan kamu suka ya liat aku selalu dicaci sama ibu kamu ?"

Hyunjin mencoba memegang tangan istrinya yang langsung ditepis oleh Jeongin.

"Kamu jangan dengerin kata ibu ya."kata Hyunjin memohon.

Jeongin menunduk sedih. "Aku tau kalau aku gak bisa ngasih kamu anak tapi jangan hina aku di depan banyak orang karena kekurangan aku."

Hyunjin memejamkan matanya pedih, ia merasa bingung harus membela siapa. Ia tau ibunya hanya menginginkan cucu kandung dari anaknya tapi istrinya tidak bisa mengandung.

"Aku pikir setelah 6 tahun pernikahan kita, ibu kamu bisa sedikit aja punya rasa iba ke aku tapi kayaknya emang nggak bisa kak."kata Jeongin yang mulai menitikan airmatanya.

"Aku masih tahan sama kalakuan ibu kamu selama ini walaupun kamu nggak ngebela aku sama sekali. Maksud aku bukan agar kamu ngelawan ibu. Bukan."

"Aku tau kamu itu anak yang berbakti sama kedua orangtua kamu bahkan saking berbaktinya kamu nurut untuk nikah lagi sama laki-laki lain selama 2 tahun ini. Dan aku gak tau."ucap Jeongin sambil mengusap pelan kedua pipinya yang semakin berisi itu.

Hyunjin bungkam karena yang diucapkan istrinya itu memang benar. Ia sudah menikah lagi dan memiliki seorang putri.

Jeongin menatap Hyunjin memohon. "Maaf aku egois aku gak bisa bagi suami aku untuk orang lain. Disini aku yang ngalah, aku pergi. Jadi, aku mohon tanda tangani surat perceraian kita kak."

Mata Hyunjin memanas, ia tak mau berpisah dengan Jeongin. Ia tau ia egois tapi ia tidak bisa melepas Jeongin begitu saja. Ia benar-benar sangat mencintai istrinya itu.

"Maaf, tapi aku gak mau cerai sama kamu."kata Hyunjin lalu beranjak pergi meninggalkan kamarnya bersama Jeongin.

Jeongin berusaha mengejar Hyunjin tapi ia terjatuh karena kaki kanannya terborgol dengan rantai di kaki ranjang.

"Kak Hyunjin !! Aku mohon hikss."ucap Jeongin memohon disela tangisnya sambil berusaha membuka rantai besi yang melingkari kakinya itu.

"Aku mau hidup normal, aku gak mau dikurung dirumah ini terus selamanya. Kak Hyunjin!!"pekik Jeongin sambil menjulurkan tangannya meminta agar Hyunjin melepaskan rantai yang sudah bersarang dikakinya selama beberapa bulan yang ini.

Hyunjin menatap Jeongin sebentar sebelum mengunci pintu kamar mereka.

Ia tak akan pernah melepas Jeongin selamanya.












End



:)))))

Jangan lupa voment ya gais ;)

Makasih ya buat readers yang luangin waktunya buat baca cerita amatiran punya Ash ini :"



Oneshoot HyunjeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang