Love

11K 816 188
                                    

Hyunjin itu cuma anak pendiam. Dia gak terkenal tapi jelas ia dikenal sama anak kelasnya sendiri.

Sebenarnya Hyunjin berpotensi buat jadi anak populer yang suka tebar pesona tapi ia tak suka dengan keramaian itu yang membuatnya malas bergaul dengan anak populer yang rata-rata berisik.

Tapi sialnya ia malah jatuh hati dengan laki-laki manis yang populer. Jelas ia sudah kalah telak sebelum berjuang karena pujaannya itu disukai semua orang baik perempuan maupun laki-laki.

"Udah deh Jin,gausah galau. Masih ada gue."ucap Jeongin sambil mengelus pundak Hyunjin.

Hyunjin mencebikan bibirnya sok imut yang dihadiahi cubitan dibibirnya.

"Gak usah sok imut. Najis."kata Jeongin galak.

Hyunjin mengusap bibirnya yang semakin memerah itu pelan lalu menggerutu kesal. "Pantesan aja belum punya pacar, galak gitu. Siapa yang mau."

Jeongin melotot kesal kearah Hyunjin lalu mencubit puting susu Hyunjin yang tertutup seragam sekolahnya dengan keras.

"Bilang apa tadi ?!"tanya Jeongin mengancam.

Hyunjin mengaduh kesakitan sambil mengelus dadanya yang terasa nyeri.

"Aduh Je, sakit tau."

Jeongin hanya mendengus kesal lalu berjalan meninggalkan Hyunjin.

***

Sebenarnya Jeongin itu mempunyai banyak teman dari segala kalangan. Jeongin itu mudah bergaul. Ia mengetahui semua tentang Jeongin.

Jeongin itu tetangganya sejak ia berumur lima tahun. Ia dan Jeongin sudah seperti sepasang sepatu yang selalu bersama.

Tapi sebenarnya Hyunjin sedikit membatasi dirinya dengan Jeongin. Buktinya Hyunjin gak pernah bilang ke Jeongin siapa orang yang dia suka.

Hyunjin menatap Jeongin yang sedari tadi sibuk senyam-senyum di depan ponselnya itu. Ia jadi curiga kalau Jeongin punya gebetan.

Perlahan Hyunjin menggeser duduknya hingga tepat disebelah Jeongin yang masih belum menyadarinya.

Matanya menyipit untuk melihat apa yang sedang dilakukan Jeongin. Ternyata Jeongin sedang chat dengan entah siapa itu karena tidak ada namanya hanya nomer yang terpampang.

Hyunjin mengerutkan dahinya sepertinya ia kenal dengan nomor asing yang sedang chat dengan Jeongin itu. Mata Hyunjin melotot saat mengingat nomor tersebut.

Hyunjin menggeleng keras lalu ingin mengintip lagi nomor tersebut untuk memastikan.

Lagi-lagi Hyunjin melotot dengan mulut yang menganga lebar dengan segera ia merampas ponsel Jeongin.

Jeongin yang sedang asik jelas terganggu. Belum ia mengeluarkan protes. Hyunjin terlebih dahulu memprotesnya.

"Je ! Lo dapet nomer si Jaemin darimana ? Kok kalian kenal ? Kok lo gak ngasih tau gue ? Sejak kapan kalian chat ?"tanya Hyunjin bertubi-tubi.

Jeongin mengusap wajahnya frustasi. Dengan mata rubahnya itu Jeongin mencoba merayu Hyunjin agar tidak menanyainya macam-macam.

Hyunjin malah menelototinya dengan kejam sambil bersedekap dada. "Jawab."titah Hyunjin penuh penekanan.

Jeongin pasrah. Pipinya memerah saat menjawab. "Emm...anu itu gue suka Jaemin, Jin. Gue baru chatan sama dia dari kemarin."

Wajahnya memerah hingga ketelinga. Sungguh ia malu mengakui didepan Hyunjin.

Hyunjin menatap tidak percaya kearah Jeongin. "Beneran ?"tanya Hyunjin lirih yang diangguki Jeongin.

Hyunjin menunduk sedih lalu berkata "Gue suka Jaemin, Je."

Jeongin membelalakan matanya terkejut. "Ke-kenapa lo gak bilang ?"

Hyunjin menatap sedih Jeongin. "Kalaupun gue bilang, gue sama Jaemin gak akan jadian karena gue orangnya kaku."

"Tapi gue juga suka Jeamin, Jin. Beneran suka."lirih Jeongin yang juga menunduk sedih.

***
Jeongin dan Hyunjin memutuskan untuk mendapatkan Jaemin dengan adil. Mereka akan berusaha sesuai dengan kemampuan masing-masing.

"Hari ini dimulai oke."ucap Hyunjin yang diangguki Jeongin.

Mereka benar-benar bersemangat untuk mendapatkan Jaemin. Dengan langkah yang gembira mereka memasuki sekolah yang begitu ramai karena ada festival tahunan sekolah.

Jeongin menepuk pundak Hyunjin bar-bar. "Jin liat-liat si Jaemin mau nyanyi dipanggung."

Hyunjin memberengut kesal karena pukulan Jeongin itu tidak main-main kerasnya.

"Sakit Je."rengek Hyunjin kesal sedangkan Jeongin tak mempedulikannya dan malah terus melihat Jaemin yang berada diatas panggung.

"Saya Jaemin dari kelas 11 Ips 3, disini saya dan teman-teman saya akan membawakan sebuah lagu buat pacar-pacar saya, Renjun dan Jeno."ucap Jaemin dari atas panggung yang mendapatkan teriakan patah hati dari fans-fansnya.

Jeongin dan Hyunjin menganga lebar mendengarkan perkataan Jaemin tadi.

"Ja-jadi dia udah punya pacar ?!"pekik Jeongin tak terima bahkan sekarang ia sudah menangis sedih.

Hyunjin juga merasakan hal yang sama tapi ia tidak akan menangis dihadapan banyak orang. Dengan cepat ia menarik tangan Jeongin menuju kelas mereka.

"Hiks."Jeongin masih terus menangis.

Hyunjin yang melihat itu menjadi tak tega dengan sahabatnya itu dengan segera ia memeluk tubuh ringkih Jeongin.

***

Hyunjin dan Jeongin berjalan gontai karena efek patah hati tadi. Hyunjin terus melirik kearah Jeongin yang kedua matanya membengkak akibat menangis lama tadi.

"Udahlah Je, emang kayaknya kita harus move on."ucap Hyunjin sebelum menghela nafas.

Jeongin menghentikan langkahnya lalu menatap Hyunjin. "Gue harus move on ke siapa ?"

Hyunjin mengangkat sebelah alisnya jahil. "Ke gue mungkin."ucapnya lalu tersenyum lebar.

Jeongin yang melihat itu mengangguk lalu dengan cepat mengecup bibir milik Hyunjin.

"Awas kalo lo nyakitin gue. Gue potong anu lo."ucap Jeongin sadis lalu berjalan meninggalkan Hyunjin yang mematung.

Hyunjin terkejut sambil memegang bibirnya lalu seakan tersadar dari acara mematungnya ia segera berlari menyusul Jeongin.

"GUE BAKAL BIKIN LO BAHAGIA JE."teriak Hyunjin yang sambil berusaha menyusul Jeongin.

Wajah Jeongin memerah malu. Siapa yang tidak malu saat semua orang dijalan melihat kearahnya dengan Hyunjin yang menggandeng tangannya tidak merasa bersalah.


End

Oneshoot HyunjeongWhere stories live. Discover now