12. Awal sebuah takdir

7.3K 244 18
                                    

Aerilyn memasuki kelas dengan wajah ditekuk baru saja agnes ingin menyapanya segera ia urungkan melihat wajah cewek itu yang terlihat jelas sedang tak ingin diganggu oleh siapapun saat ini.
"Kenapa tuh bocah?"tanya agnes pada flo yang juga sedang melihat aerilyn yang memasang aerphone kesayangan ditelinganya.

"Nggak tau! Tapi mungkin ada hubungannya sama marchel deh"tebak flo membuat agnes menunjukkan raut wajah bingung.

Baru saja agnes ingin bertanya suara yang sangat melengking membuat dirinya menoleh "PAGI PARA PENGHUNI RAGUNAN"teriak annica dan juga jasmeen didepan pintu dengan wajah yang sangat menyebalkan bagi yang melihatnya.

"Lo berdua bisa nggak sih kalo pagi tuh nggak usah teriak-teriak, terus tadi apa lo bilang penghuni ragunan, lo berdua kali penghuninya"kesal agnes pada kedua sahabatnya yang satu ini.

Jasmeen menaruh tas dimeja lalu berjalan kearah agnes kemudian duduk diatas meja "aduh! Agnes pagi-pagi juga tuh gak boleh ngomel, ntar rezeki lo hilang"ucap jasmeen dengan tutur yang sengaja dilembut-lembutkan.

"Bener tuh, pamali"timpal annica sambil bersedekap dada lalu menoleh kearah aerilyn yang menelungkupkan wajah diantara kedua lipatan tangannya dengan seringaian jahil ia ingin melangkah kearah aerilyn.

Melihat gerak-gerik annica dengan cepat flo menahan pergelangan tangan cewek itu membuatnya menoleh "jangan ganggu dulu lagi badmood"singkat flo menjawab pertanyaan annica secara tak langsung.

"Pagi anak-anak! Keluarkan buka paket kalian dan pelajari bab minggu lalu sepuluh menit lagi kita ulangan"titah guru itu tak terbantahkan membuat jasmeen mengomel pelan.

"Baru juga masuk langsung kasih ulangan aja dasar guru laknat"gerutu jasmeen dengan pelan tetapi tetap saja ia membuka buku dan hanya ia pandangi saja sangat malas belajar.

*****

Melihat keadaan yang sudah tak secanggung lagi flo mendekati diri kearah meja aerilyn cewek itu masih dengan posisi semula dari awal masuk hingga guru keluar dari kelas. Ia menepuk baru aerilyn pelan membuat cewek itu mengangkat wajahnya dengan muka bantal lalu mengucek matanya.

"Hm, kenapa udah ada guru?"tanya aerilyn dengan nada ngelantur sangat terlihat bahwa cewek itu sedang mengumpulkan nyawanya.

"Astaga aerilyn ini udah waktunya istirahat tauk"omel flo gemas dengan saudaranya yang satu ini.

"Oh!"seru aerilyn lalu berdiri dari duduknya mengingat kejadian tadi pagi moodnya kembali turun membuat dirinya menjadi malas berbicara.

Aerilyn tersentak saat flo meneriki namanya tepat ditelinga membuat ia ingin mengumpat "ck! Bisa nggak sih lo gak teriak-teriak"ucap aerilyn kesal.

"Yah, lo sendiri ngelamun terus sih! Udahlah ayok kekantin pasti lo belum makan"ucap flo menarik tangan aerilyn, menggirin cewek itu pergi kekantin diikuti oleh para sahabatnya yang lain membiarkan kedua saudara tak sedarah itu terus berdebat.

Saat mereka berlima sampai dikantin suasana tetap saja ramai membuat mereka mendengus kesal tetapi tetap tak mereka hiraukan, mereka berjalan ketempat biasanya.
"Mau pesan apa?"tanya annica.

"Kayak biasanya aja nggak tau kalo ily!"tunjuk flo pada cewek yang sedang menunjukkan muka malas.

"Roti bakar sama es krim itu aja"ucap aerilyn saat melihat raut wajah annica yang menunjukkan raut wajah bertanya.

Setelah itu annica berlalu pergi ditemani dengan jasmeen yang setia mengekori cewek itu sedari tadi. Terjadi keheningan diantara mereka aerilyn yang sibuk memerhatikan sekitar kantin hinnga retina matanya terjatuh pada cowok yang sedang berjalan kearahnya membuat aerilyn menunjukkan sikap siaga.

"Boleh gabung?"tanya marchel membuat ketiga cewek itu menatapnya tak bersahabat terutama aerilyn yang sudah lebih dulu meliriknya sinis terkesan sangat tak bersahabat.

"Nggak boleh!"ucap aerilyn dengan nada tajam membuat yang lain menjadi terdiam.

Marchel melihat kesekeliling kantin lalu kembali menatap aerilyn dengan seksama "cuman meja ini yang kosong"ucap marchel diangguki oleh kenzo membuat agnes melihat keadaan sekitar dan benar meja-meja sudah penuh tapi disini seperti ada yang menjanggal.

"Oke lo duduk sini dan gue pergi"ucap aerilyn kemudia berlengang pergi tak menghiruakan sedikitpun teriakan para sahabatnya berjalan lurus tanpa menoleh sedikitpun.

Flo menghela nafas panjang "kejar sana ily, ini tuh semua gara-gara lo. Jadi tanggung jawab"sinis flo yang ditujukan langsung pada marchel yang berdiri dengan kaku.

Tanpa diminta dua kali marchel sudah terlebih dahulu pergi meninggalkan kecengoan temanya yang tak ia perdulikan sedikitpun saat ini baginya yang terpenting cewek dengan surai ombre merah itu.

*****

Aerilyn duduk dibawah pohon dengan tenang ia menikmati setiap terpaan angin yang menerpa waja mulusnya, menutup mata menikmati semilir angin yang sejuk.

Ia sedang dalam keadaan gundah entah mengapa ia sangat kesal dengan marchel yang meninggalkanya dipinggir jalan membuat dirinya terus merutuki cowok itu sangat aneh tak biasanya ia mempermasalahkan hal sepele apalagi orang yang baru ia temui.

"Ternyata lo ada disini, sesuai tebakan gue"ucap seseorang yang sudah sangat dihafal oleh telinganya tanpa perlu membuka mata cewek itu sudah tau siapa yang meganggu ketentramannya.

"Ngapain lo disini?"tanya aerilyn masih dengan posisi semula.

Orang itu mendekat lalu duduk tepat disisi kiri aerilyn membuat cewek itu dapat mencium bau maakulin dari dirinya dengan cepat ia membuka mata melakukan sikap waspada "gue gak akan pernah nyerah dapat maaf dari lo"ucap marchel. Ya tepat cowok itu adalah marchel.

"Kenapa lo nekat banget dapat maaf dari gue segitu pentinya kah?"tanya aerilyn dengan serius ia menatap danau tenang didepannya danau buatan yang sangat indah.

"Sangat penting lebih penting dari apapun didunia ini"ucap marchel membuat aerilyn menoleh mencari kebohongan yang tersemat dimata cowok itu tapi nihil hanya kesungguhan yang ia temukan.

Aeirlyn terdiam beberapa saat mencari solusi agar marchel tak terus mengikutinya hingga ide gila terpantri dibenaknya.
"Kalo benar lo mau dapat maaf gue lo harus ngikutin kemauan gue selama tiga bulan, gimana?"tanya aerilyn dengan smirk tercetak jelas diwajahnya cewek itu menduga bahwa cowok itu menolak tapi apa sekarang cowok itu mengangguk tanpa berfikir membuat aerilyn merutuki keadaan yang tak memihak padanya sedikitpun.

"Oke dan lo harus maafin gue"ucap marchel sambil tersenyum kecil sangat berbeda dengan aerilyn yang menunjukkan wajah kesal setengah mati.


____________________________________

VOTE&COMEN

DIAMOND GOLDEN DEVIL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang