9.Marchel Aneh

6.4K 243 19
                                    

Aerilyn mendengus kesal sat harus berjalan sendiri dikoridor pulang sekolah terutama sat ini sedang sepi bagaimana tidak ia terkena hukuman untuk membersihkan toilet karena ketahuan mengerjai guru yang sedang mengajar.
"Awas aja tuh bocah kalo mereka ninggalin gue"gumam aerilyn berjalan santai menuju parkiran yang masih jauh.

Tetapi langkahnya terhenti saat seseorang dari belakangnya menarik tali tas membuat ia hampir terjungkal kebalang untung saja ia sangat pandai mengedalikan diri dengang kesal dirinya berbalik mengeluarkan seluruh sumpah seraph yang siap ia luncurkan tetapi sebelum itu ia menelepas aerphonenya

"Ish...lepasin tas gue jangan ditarik"sinis aerilyn dengan wajah datar.

"Makanya tungguin gue, dari tadi diteriakin juga"omel marchel.

"Terus gue mau dengerin lo gitu. Idih ogah"ketus aerilyn tak perduli.

"Harus perduli dong kan lo calon pacar gue mulai hari ini"ucap marchel seenak jidatnya.

"Idih najis keles lo mah gak selevel sam gue"ucap aerilyn mengibaskan rambut panjangnya lalu melanjtkan kembali langkahnya yang sempat terhenti ia melirik dari ekor matanya melihat marchel yang menyamai langkah kakinya "ngapain lo ngikutin gue, sih?"kesal aerilyn berhenti menatap tajam marchel.

"Lah ge'er gue mau keparkiran. Tapi karena lo udah berfikir itu gue kabulin kan gue baik"sombong marchel membuat aerilyn menatapnya jijik.

"Baik nenek lo jamping"sindir aerilyn tetapi tak berdampak apapun bagi marchel ia tetap mengembangkan senyumannya membuat aerilyn keki sendiri dengan sifatnya yang aneh "lo kehabisa obat mungkin?"tanya aerilyn.

"Gak kok lo gak perlu khawatir sama gue, gue sehat secara jasmani dan rohani tenang aja"ucap marchel tak karuan membuat aerilyn pusing sendiri dengan sifatnya yang plinplan seperti ini sangat aneh menurutnya dan tak lazim.

"Udah deh sana gak nyambung tau gak"ucap aerikyn mendorong kuat bahu marchel tetapi tak berdampak apapun bagi cowok itu.

"Yah cemen gak kuat"ejek marchel membuat aerilyn mendelik sinis kearah marchel yang tertawa renyah melihat ekspresinya yang lucu sekaligus menyeramkan disaat bersamaan.

"Lo aja tuh yang terlalu gendut"balas aerilyn tak ingin kalah.

Marchel melongo mendengar ucapan aerilyn barusan bagaimana tidak saat kanu hawa melihat absnya mungkin saja mereka tergoda dan saat pertama kalinya aerilyn mengatakannya gendut apakah mata cewek itu sudah katarak saat ini atau memang badannya yang sudah gendut tapi gak mungkin tadi aja cewek yang melihatnya langsung meleleh.

"Woy lo katarakan yah?"tanya marchel masih belum percaya.

"Siapa gue?"aerilyn berbalik bertanya dengan wajah polosnya.

"Iyalah siapa lagi hantu gak mungkin kan"sinis marchel menyisir rambunya menggunakan jemarinya.

"Gini yah gue punya nama bukan woy seperti yang lo sebutin barusan"sinis aerilyn tak terima.

"Oh iya yah gue lupa sayang"gombal marchel dengan senyuman memikat miliknya yang membuat kaum hawa manapun terpikat dengan senyumannya.

"Sayang sayang palq lo peyang kenal aja belum panggil sayang"ucap aerilyn kesal ia mempercepat langkahnya tetapi itu bukan hal yang sulit bagi marchel.

"Makanya kenalan dulu dong kan gak kenal maka gak sayang"ucap marchel dengan nada yang sanagat menjijikan membuay aerilyn rasanya ingin mengubir kepala cowok itu sekatang juga.

"Astaga jijik tau gak sih"ucap aerilyn kesal tingkat akut bisa gila dia kalo terus menghadapi marchel terus menerus.

"Yah jangan jijik dong entar cinta kan gue yang repot"ucap marchel semakin tak karuan membuat aerilyn bingung sendiri dan memilih tak menanggapi kembali perkataan tak masuk akal cowok itu yang sudah terlampau tak waras.

"Serah lo aja lah pusing gue ngadepin anak anoa kayak lo!"ucap aerilyn menyerah lalu mempercepat langkahnya tak lagi memperdulikan marchel yang terus membuntutinya.

Saat mereka berdua sampai diparkiran aerilyn terpaku ditempat kesialan apalagi yang menimpa dirinya hari ini menagapa para sahabatnya tak ada ditempat yang ia minta sedangkan marchel wajahnya berubah tambah antusias saat tak melihat satupun para sahabatnya juga sahabat aerilyn.

"Tunggu buru-buru amat sih lo kayak dikejar hantu aja!"ucap marche menarik dengan kuat tas aerilyn membuat cewek itu hampir terjungkal kebelakang jika marchel tak menahannya dengan segera.

Aerilyn membalikkan badanya dengan kesal "lo tuh maunya apasih dari tadi narik tas gue
mulu, hah?"tanya aerilyn dengan intonasi tinggi.

"Lah kok lo nanya balik sih kan gue udah bilang gue mau kenalan"balas marchel tak ingin kalah berdebat dengan aerilyn yang sudah siaga dengan berbagai kalimat diotaknya.

"Kenalan sono sama tembok"cerca aerilyn lalu kembali berjalan sebelum akhirnya jalannya dihadang oleh marchel lalu tanpa aba-aba cowok itu menggendongnya seperti karung beras membuat aerilyn berteriak histeris.

"WOYYYY BEGE TURUNINN GUE ASTAGAA" teriak aerilyn histeris kakinya terus menendang tanpa tentu arah.

Marchel seolah menulikan indra pendengarannya tetap berjalan menuju mobilnya lalu membukanya dengan tombol otomatis memasukkan aerilyn kedalam mobil sekali dorong lalu menutup kembali pintu menguncinya.

"Udah deh diam aja disitu gak bakal gue apa-apain"ucap marchel saat melihat aerilyn berusaha membuka pintu.

"Gak. Gak percaya gue sama lo, muka lo tuh kaya bekas narapidana"cerca aerilyn seenak jidatnya tetapi marchel tak memperdulikan perkataan aerilun barusan ia memasang seltbeat lalu memasangkan aerilyn yang terus mencercanya.

Aerilyn terdiam saat melihat jarak antara dirinya dengan marchel yang begitu dekat sepertia ada sebuah sihir mengenai bibirnya yang tiba-tiba mengatup dengan sempurna "gitu kek dari tadi diam panas nih telinga gue"ucap marchel menjalankan mobilnya dengan kecepatan standar.

Saat perjalanan keheningan menyelimuti mereka sebelum sura dering ponsel memecahkan kehenibgan aerilyn tetap tak perduli dengan siapa marchel telponan tetapi tetap saja telinganya masih berfungsi membuat ia dapat mendengar kekhawatiran yang begitu nyata.

Hingga akhirnya mobil mereka berhenti dipinggir jalan yang cukup sepi aerilyn menoleh bingung.
"Loh, ngapain kita turun disini rumah gue masih jauh"ucap aerilyn bingung melihat wajah marchel yang menghadap lurus kedepan entah apa arti dari tatapan tersebut.

"Turun sekarang"ucap marchel penuh penekanan.

"Kok lo seenak jidatnya aja sih suruh gue turun in---"

Tiba-tiba saja ucapannya terpotong saat marchel turun dari mobil dengan gerakan gesit lalu membuka pintu mobil samping menarik aerilyn dengan kasar membuat aerilyn merintih kesakitan karena marchel menariknya begitu kuat.

"LO APA-APAAN SIH SAKIT GAU"bentak aerilyn menghentakkan tangan marchel lalu melihat pergelangan tangannya yang memerah.

"MAKANYA KALO DIBILABGIN DENGER GUE BILABG TURUN YA TURUN"balas bentak marchel tak kalah keras lalu berlari kearah pintu pengemudi menjalankan mobilnya diatas rata-rata meninggalkan aerilyn yang terus mengumpat tanpa henti.

Aerilyn menepuk jidatnya saat mengingat bawa tasnya tertitinggal dimobil marchel tepaksa ia harus bejalan ditrotoar sepi lebih kesalnya lagi saat ia menileh keata awan mulai hitam menandakan hujan akan turun membasahi kota.



____________________________________
Vote & Comennya

DIAMOND GOLDEN DEVIL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang