My (ex) Husband - 17

3.1K 333 6
                                    

Musim dingin berlangsung seiring waktu. Rasa dingin menusuk hingga tulang rusuk, dan membuat tubuh menggigil.

Suara bersin dan batuk pun bergema di dalam rumah tersebut, terlihat alat penghangat ruangan berada di tengah meja tamu dan dalam kamar.

"Dingin sekali," ucap Eunha sembari menggesekkan telapak tangannya.

"Pakai jaketmu, Dokter. Nanti kau demam, aku tidak bisa menjadi dokter pribadimu," sahut Jungkook sembari memakai jaket tebal.

Eunha menoleh lalu mengambil jaket tebal yang berada di atas sofa, "Mengapa kau tak bisa menjadi dokter pribadiku?"

Jungkook melihatnya seperti dia khawatir dihari mendatang, "Jadwal kerjaku akan mulai padat. Jadi kita tak bisa sering bertemu di rumah, mungkin saja kita masih bisa makan siang dan malam bersama tapi setelah itu kita tak bisa bersama terus."

Eunha melangkah mendekati Jungkook, memeluk tubuh pria itu sambil menghirup aroma parfum kesukaannya, "Tapi tentunya kita masih bisa hidup bersama'kan?"

Jungkook membalas pelukan itu, sembari mengusap rambut Eunha dan memberikan kecupan di pelipis kiri, "Ya, kita masih bisa hidup bersama."

Keduanya bertatapan mata, tersenyum satu sama lain dan berciuman.

Salju turun cukup lebat, tumpukan salju juga semakin tebal. Aktifitas masyarakat tentu terganggu karena kondisi cuaca yang berubah langsung, kemarin siang masih terasa hangat sinar matahari. Tapi hari ini, matahari benar-benar ditutupi awan.

"Ayo, kita pergi kerja."

Keduanya siap meninggalkan rumah dan pergi ke tempat kerja masing-masing.

Eunha melihat langkah kaki Jungkook yang cepat, berbeda dari hari sebelum. Dia merasa kalau Jungkook terburu-buru pergi ke kantor.

"Kau pasti sibuk," ucapnya sembari duduk, Jungkook mengenakan sabuk pengaman dan tak memberikan jawaban, "Hasil terapimu baru bisa aku ambil besok, lusa nanti kau harus menjalani terapi lagi."

"Ya." Satu kata itu yang ia berikan pada Eunha.

Jungkook menjalankan mobilnya, dan melaju sedikit cepat. Jalanan terlihat licin dan pinggiran jalan pun tertutupi trotoar.

Laju mobil menjadi pelan, Jungkook memperhatikan sekitar. Eunha pun melakukan hal yang sama.

"Ada yang aneh," ucap Jungkook sembari menurunkan jendela kaca, tak sampai lima detik terjadi ledakan dibagian barat. Untungnya jarak mobil dengan lokasi itu cukup jauh.

Terlihat satu mobil terhempas ke udara dan jatuh lalu meledak. Kobaran api tentu membuat semua orang panik dan keluar dari tempat. Salju yang berada di dekat mobil yang meledak itu juga mencair.

Eunha terdiam melihat kejadian itu, Jungkook melajukan mobilnya secepat mungkin sembari menelpon rekan kerja.

Eunha merasa seperti sedang bermain bom-bom car. Jungkook sempat menabrak tong sampah dan tiang rambu.

"Maaf, aku sedang terburu-buru."

"A-apa?" tanya Eunha setelah kepalanya terbentu kaca jendela. Ia mengusap pelipisnya yang sakit karena benturan tersebut.

***

Tiba di depan rumah sakit, Eunha langsung turun dan mobil melaju begitu saja. Eunha melihat mobil itu yang melaju cepat.

"Semoga beruntung, Jeon Jungkook."

Dia melangkah menaiki tangga dan masuk ke lobi. Cuaca dingin membuat semua pasien menggunakan baju berlapis-lapis.

My (ex) Husband 2019  : Jungkook-EunhaWhere stories live. Discover now