27 : The Choice

25.3K 4.7K 3K
                                    

Klient Wang : Aku telat selama dua bulan.

Klient Wang : Temui aku, kita harus membicarakan ini.

Klient Wang : Aku hamil, dan aku harap kau bertanggung jawab.

Sehun menyeringai kecil, lalu geleng-geleng kepala seolah heran dengan isi pesan dari Victoria. Setelah menghapus pesan itu, Sehun membaringkan kembali tubuhnya menatap Soha yang tidur pulas. Wajah cantik Soha terbenam di dadanya, meringkuk seperti bayi besar yang menggemaskan.

Sehun selalu terpesona saat melihat Soha tanpa makeup seperti sekarang. Meskipun saat mengenakkan makeup Soha tetap cantik, tapi jika wajahnya polos, wanita itu terlihat menggemaskan. Sehun yakin dia tidak akan rela wajah Soha yang seperti sekarang dilihat oleh orang lain.

"Hei ... Tidak makan?" tanya Sehun sembari mempermainkan hidung Soha. Gadis itu meringkuk kembali, mengabaikan pertanyaan Sehun.

Sepertinya tadi pagi dia kelewatan. Mereka baru tidur jam 4 pagi, dan malam harinya Soha lembur hingga jam 12 malam. Ringisan bersalah keluar dari bibir Sehun. Dia mengecup bahu Soha, lalu membiarkan wanita itu tidur lebih lama.

Sampai di dapur, Sehun memutuskan untuk menyiapkan roti, beberapa potong daging, dan salad buah. Tak lupa, Sehun juga menyiapkan susu untuk Soha. Setelah selesai, Sehun mengantarkan sarapan itu ke kamar.

Diliriknya Soha yang masih tidur meringkuk. Sepertinya Soha berbohong ketika dia mengatakan tidak lelah, karena sekarang wanita itu terlihat tak bertenaga. Jam menunjukkan pukul 10 pagi, dan Soha masih menutup mata, bergelung di bawah selimut.

Melangkah ke arah ranjang, Sehun duduk di sisi Soha, mencoba untuk membangunkan wanita itu. Diciumnya bibir Soha beberapa kali, lalu membisikkan kata-kata di telinga Soha agar dia bangun. Soha yang merasa geli membuka matanya perlahan, lalu berdecak kecil saat melihat wajah Sehun tepat di atas wajahnya.

Pria itu tersenyum, "Bangun, kau belum makan."

"Masih mengantuk," ujar Soha pelan.

"Makan dulu nanti tidur lagi," ajak Sehun.

Soha menggeliat, dia memiringkan tubuhnya menghadap Sehun. "Pegal ..." seru Soha dengan suara serak.

Sehun semakin merasa bersalah, "Maaf, mau aku pijat?"

Soha menggeleng, "Nanti dibawa mandi juga hilang."

"Mau mandi?" tanya Sehun, yang dibalas anggukkan oleh Soha.

"Oke, tunggu sebentar." Sehun langsung beranjak untuk menyiapkan air. Dituangkannya ekstrak bunga di dalam bathtub yang berisi air hangat, lalu Sehun berjalan ke lemari untuk mengambil lilin aromaterapi. Setelah manaruh lilin itu di kamar mandi, Sehun berjalan kembali ke arah ranjang.

Disikapnya selimut wanita itu, lalu dengan tiba-tiba Sehun menggendong Soha untuk dibawa ke kamar mandi. Soha memekik kaget, lalu dia tersenyum saat Sehun mencium pelan bibirnya.

Setelah membuka dalaman Soha, Sehun membantu wanita itu untuk berendam dalam bathtub. "Mau aku sabuni?" tanya Sehun.

Soha menenggelamkan tubuhnya sebatas leher, "Mesum!"

"Kan suami istri." Alis Sehun terangkat.

"Ya ... Tetap saja malu. Aku bisa mandi sendiri, kau keluarlah. Aku berendam dulu."

Sehun mengangguk, "Jangan lama-lama, kau harus makan," ujar Sehun lalu keluar dari kamar mandi.

Sampai di kamar, Sehun mengambil ponselnya, dan menemukan pesan baru dari Victoria. Lagi-lagi, wanita itu mengiriminya pesan yang memberitahu tentang kehamilannya.

The Proposal Where stories live. Discover now