05 : Piggy Back

32.9K 5.2K 823
                                    

           "Jae Hyeon-ah, tolong kau jedotkan kepala Kyung Seok. Aku ingin dia mendapatkan dua puluh jahitan." Soha mengangkat kepalanya dari depan laptop, menatap sekretaris Jung dan Soyoung yang baru masuk ke dalam ruangan.

Jae Hyeon mengerjit, "Bagaimana saya melakukannya, Presdir?"

"Well, kau bisa mengakalinya. Aku ingin dia terluka di kepala bagian belakang dan pelipisnya mengeluarkan darah. 25 jahitan pun tidak masalah."

"Seharusnya aku tidak ikut masuk," gumam Soyoung lalu mendaratkan bokongnya di sudut ruangan.

Well, ini bukan hal yang baru lagi. Melihat Soha melukai orang lain adalah kejadian biasa di kantor. Soyoung menduga temannya itu memiliki kerusakan mental, karena dia selalu baik-baik saja saat melihat musuhnya celaka.

"Bagaimana kalau saya mendorong tubuhnya dari lantai dua?"

"Dia akan mati bodoh!" Soyoung mengerang frustasi.

"Kenapa kau di sini? Aku tidak memanggilmu untuk masuk." Kemudian tatapan Soha teralih pada Jae Hyeon yang menunggu perintahnya. "Kau bisa mengakali mobilnya. Buat dia kecelakaan. Aku dengar beberapa hari lagi Paman akan ke Jeju. Itu bagus. Aku ingin dia menabrak pohon."

Soha tersenyum, dan Soyoung selaku sahabat hanya bisa geleng-geleng kepala. Apa mereka berdua psycho?

Ya Tuhan ... Kenapa dia bergaul dengan dua orang ini?

"Kau tidak berniat melakukan hal serupa ke Sehun'kan? Aku dengar dia dengan kurang ajar mengatakan payudaramu kecil. Itu memang fakta, tapi aku tahu kau tidak suka orang-orang membahas payudaramu."

"Saya bisa menyuruh orang untuk memukul Sehun jika anda ingin Presdir." Jae Hyeon membungkuk sekali lagi.

Soyoung yang mendengarnya tak habis pikir. "Pria itu sudah menyelamatkan Presdir kesayanganmu, Jae. Kau benar-benar---"

"Kedengarannya bagus. Aku sedikit kesal dengan pria yang melakukan body shaming. Kalau tidak ada lagi, kalian keluarlah ... Aku sedang sibuk."

"Apa saya perlu melakukannya pada Sehun, Presdir?"

"Akan aku infokan lagi nanti."

Soyoung mengaga. Temannya ini dari hari ke hari semakin gila. Setelah Jae Hyeon keluar dari ruangan, Soyoung duduk di kursi yang ada di depan meja Soha.

“Kau tahu feminazi?”

Soha yang sedang bekerja menoleh ke arah Soyoung. “Gunakan bahasa sopan, aku masih atasanmu.”

Soyoung memutar bola matanya. Mereka berteman dari kecil, dan Soha masih memperlakukannya seperti ini. Untung mencari pekerjaan sulit, kalau tidak Soyoung sudah resign.

Siapa yang mau bekerja denga bitch semacam Soha?

“Ini sudah jam makan siang, dan sekarang aku berbicara sebagai temanmu, Presdir.” Soyoung memasang wajah nyinyir, kuku-kuku lentiknya mengetuk-ngetuk meja agar fokus Soha teralih dari laptop. “Hanya 5 menit tidak lebih. Ayolah.”

Dan seperti biasa, wanita sialan itu tidak peduli. Segala umpatan kotor tercocol di ternggorokkan Soyoung. Dia tidak berani mengeluarkannya, karena Soyoung masih sayang nyawanya sendiri.

“Soha!”

“Oke, sekarang apa maumu?” Soha menutup laptopnya, terlihat menahan diri untuk tidak marah.

“Ehkem." Soyoung pura-pura batuk, agar suaranya tidak bergetar. "Aku hanya ingin mengatakan feminazi dan feminisme itu dua terminologi yang berbeda. Feminis menempatkan laki-laki dan perempuan sama, setara. Sedangkan feminazi itu maunya memposisikan perempuan di atas laki-laki. Dan yang aku lihat, kau secara tidak sadar melakukan feminazi. Feminazi is totally wrong, Soha"

The Proposal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang