17 : Negative

26.7K 4.9K 1.4K
                                    

          Han Sehun berdiri di pintu kamar mandi sambil memanggil-manggil nama Soha yang sejak beberapa menit yang lalu belum keluar. Wanita itu lagi-lagi membuat ulah setelah berhasil menipu Sehun perihal kehamilannya.

Mengetuk pintu sekali lagi, Sehun berteriak agar Soha keluar. Sehun sudah menduga Soha melakukan sesuatu yang aneh karena tadi dia melihat wanita itu membawa satu kantung plastik yang Sehun tidak ketahui isinya apa.

Beberapa menit kemudian, pintu kamar mandi pun dibuka menampilkan wajah Soha yang ditekuk. Wanita itu tidak mengatakan apa-apa. Tapi Sehun tahu ada sesuatu yang tidak beres setelah dia melihat 10 buah tespek di tangan wanita itu. Sehun menghela napas pasrah, bersiap-siap untuk diomeli.

“Aku sudah bilang kalau tidak boleh sering-sering. Jadi seperti ini kan! Tiga minggu kita menikah tapi tidak kunjung hamil. Seks itu tidak boleh rutin, Sehun! Ingat kata dokter.”

Sehun hanya mangut-mangut. Soha yang sudah kesal membuang tespeknya, lalu berjalan ke arah ranjang. “Awas kau menyentuhku. Pokoknya tidak boleh, dua hari lagi baru boleh.”

“Kita baru menikah, Soha … santai saja, nanti pasti diberikan anak. Apalagi aku sudah menjaga kesehatan seperti yang kau suruh.” Sehun berjalan ke arah ranjang, lalu ikut berbaring di sebelah istrinya. “Jangan sampai stress saja, kau juga harus menjaga kesehatan.”

“Aku bekerja keras 2 kali lipat lebih baik darimu. Intinya yang menjadi masalah di sini adalah kau Sehun! Ada apa sebenarnya dengan pria, tadi malam aku tidak habis pikir kau bangun di jam 2 pagi hanya untuk melakukan seks.” Wajah Soha terlihat sangat serius, membuat Sehun menjadi tidak enak. “Lain kali tahan sedikit, nanti spermanya terlalu cair, dan itu tidak bagus. Tolong kerja samanya, mengerti?”

“Baiklah … malam ini aku janji tidak akan macam-macam.”

“Ya, memang harus begitu.” Soha menarik selimut lalu tidur memunggungi Sehun. Dia sangat kesal, karena Sehun sangat sulit untuk diajak bekerja sama.

"Aku minta maaf ..." bisik Sehun.

Soha hanya diam. Wanita itu tidak membalikkan tubuhnya seperti biasa. Sepertinya masalah ini sangat serius.

Sehun yang ditinggal dengan jarak yang sangat jauh berusaha untuk memejamkan matanya, membalikkan badannya, lalu tidur memunggungi Soha.

Malam ini untuk pertama kalinya mereka tidur saling memunggungi dan Sehun tidak suka itu.

***


          Jam satu pagi, Soha membuka matanya perlahan. Gadis itu membalikkan tubuhnya untuk mengganti posisi menghadap Sehun. Namun, saat dia membalikkan tubuhnya tidak ada siapa-siapa di sampingnya. Soha beranjak sejenak, lalu mengedarkan pandangannya ke penjuru kamar. Ke mana pria itu?

Soha sudah hendak turun untuk mencari Sehun di dapur. Tapi suara percikan air dari kamar mandi membuat Soha mengurungkan niatannya. Buat apa suaminya itu mandi di jam satu pagi?

Soha sudah berniat untuk marah, tapi ketika Sehun keluar dengan rambut basah dan bibir membiru membuat Soha menghela napas pelan. Bagaimanapun ini salahnya karena sangat kurang ajar sebagai seorang istri.

“Aku tidak mengeluarkannya, hanya mandi saja,” ujar Sehun sembari membuka lemari untuk mengambil baju.

Soha mengangguk. Setelah memakai baju, Sehun mengambil hairdryer lalu memberikannya kepada Soha. Setiap dia keramas, Soha pasti akan mengeringkan rambut Sehun dan itu sudah menjadi kebiasannya setelah menikah.

“Maaf kalau aku kurang ajar, dan tidak bisa menjadi istri yang baik."

Sehun tersenyum. Istrinya itu berubah semakin baik setiap harinya. Soha yang dulu tidak akan mau meminta maaf atau mengucapkan terima kasih kalau dia merasa itu tidak perlu. Sejak awal pernikahan mereka Soha memang banyak belajar. Akhir-akhir ini dia memulai memasak untuk Sehun, dan membantu Sehun membersihkan rumah. Dulu sama sekali tidak peka. Sehun lah yang membersihkan rumah dan menyiapkan sarapan, karena Soha sangat sibuk.

The Proposal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang