Andha (ku)

880 85 0
                                    

Aku terbangun saat handphoneku berdering. Andha.

"Ya? "Jawabku serak khas orang bangun tidur.

"Good morning Nad. Gimana? Nyenyak semalem tidurnya? "

"Nyenyak kok. Ada apa nih pagi pagi nelepon? "

"Cuma pengen mastiin kamu baik baik aja. "Aku tersenyum.

"Aku baik. Terimakasih sudah memastikan. "Jawabku seraya tersenyum.

"Nanti setelah pulang kantor aku jemput kamu gimana? "

"Mau kemana? "

"Cuma mau sama kamu. "

Sejak kapan Andha seperti ini? Apa gara-gara semalam kami menonton Dilan 1991?

"Nanti aku tunggu di kantor ya. "Putusku.

"Oke. See you Nad. "

Aku menutup telepon. Sedikit tak rela.

...

"Morning Vir morning Na. "Sapaku saat masuk ruangan. Vira dan Narendra sudah disana.

"Morning Nad. Coffee? "Tawar Vira. Aku menggeleng.

"Cie yang udah bisa tidur nyenyak. "Goda Narendra. Aku menoleh.

"Apaan sih. Eh Bayu sama Selia kemana? "Tanyaku mengalihkan pembicaraan. Tak lama terdengar gelak tawa Selia. Bayu masuk ruangan bersama Selia. Sisa sisa tawa masih ada diwajah Bayu. Entah kenapa aku tak suka. Aku menunduk.

"morning Nad. "Sapa Selia dengan wajah berseri.

"Morning. "Jawabku dengan tersenyum.

"Sarapan yuk? "Ajak Selia. Aku mengangguk.

"Nad lo belum sarapan? "Tanya Selia. Aku menggeleng.

"Yang, tadi kita beli nasi cuma dua. "Seru Selia pada Bayu. Aku menoleh. Bayu menatap Selia.

"Ehm yaudah gue beli aja dibawah. "Ujarku dan beranjak dari kursi.

"Tenang aja. Nih gue sama Narendra udah beliin. "Vira menyodorkan sekotak nasi. Tapi moodku sudah memburuk. Bayu tak pernah melupakanku.

"Gue ke pabrik dulu deh ya. Sampe ketemu nanti. "Aku menyambar tasku dan keluar ruangan. Sesak rasanya.

Aku kembali ke mobilku. Disana aku menangis sepuasnya.

Kenapa rasa sesak menyusup masuk? Kenapa Bayu berubah? Kenapa dia menghindariku.

Handphoneku berdering. Bu Delwina.

"Iya ibu?... Oh kebetulan saya juga mau ke pabrik.... Baik bu terimakasih. "Aku menutup telepon dan mengusap tangisku.

Aku tak boleh lemah. Bayu memang bukan milikku kan?.

...

"Nad maksi dimana? "Tanya Vira. Selia dan Bayu beranjak.

"Guys sorry gue gabisa ikutan maksi. Gue sama Bayu duluan ya. "Pamit Selia sedangkan Bayu hanya diam. Aku menatap mereka hingga mereka keluar ruangan.

"Gimana Nad? "tanya Vira membuyarkan lamunanku.

"Gue ada acara sama Bang Panji. Lo berdua kencan aja deh. "Jawabku pada akhirnya.

"Yaudah gue sama Vira duluan ya Nad. "Sahut Narendra. Aku mengangguk.

Aku mengemudikan mobilku ke kantor papa. Menuju ruangan papa.

"Abaaaang. "Rengekku seraya berjalan kearah Bang Panji. Bang Panji menoleh.

"Kenapa? "Aku tak menjawab dan langsung memeluknya seraya menangis.

NandhiraWhere stories live. Discover now