Part 56 (Good at Swimming...)

19.9K 1.1K 546
                                    

Pemain Putra Alingga Chandra
Sisy Queen Dirga

NO COPAS NO BULLY!!!

"Damn!" rutuknya menahan amarah.

Memikirkan perubahan sikap Sisy membuat Ali sakit kepala. Rasanya terlalu cepat, terlalu aneh untuk seorang Sisy lihai menggunakan pisau dapur dengan segala perlengkapannya. Memotong bawang merah saja di talenan dulu dia tak bisa.

"Apa dia istri aku?" pikir Ali di hatinya.

Rintik air shower membasahi kepala Ali hingga seluruh tubuhnya.

Berusaha mengingat kelakuan terakhir istrinya membuat Ali tetap meyakinkan dirinya bahwa yang sedang menyediakan dia sarapan pagi adalah bukan istrinya.

Selesai mandi dan mengenakan pakaian formal untuk ke kantor Ali segera turun menemui istrinya. Dia tampak rapi dan sempurna seperti biasanya. Hanya saja pandangannya tidak lagi bersahabat. Dia dingin dan kaku. Dia tidak merasakan perasaan apapun pada wanita yang di hadapannya ini.

"Kak Ali udah mau berangkat kerja?" Sisy tampak ragu bertanya pada sosok yang berdiri di hadapannya.

"Iya," jawab Ali seadanya.

Sisy bingung harus mengatakan apalagi dia takut salah bicara. Ali seakan bersikap tidak ingin dekat-dekat dengannya.

"Mmm...Hati-hati kak Ali," senyum Sisy terlihat lembut di wajahnya membuat Ali tidak tahan ingin memeluk dan mengecupnya.

Tangan kanan Sisy terulur menyentuh tangan kanan Ali lalu sedetik kemudian dia membungkuk dan mencium punggung tangan Ali. Membuat Ali kaget.

Sisy tidak akan melakukan itu sebelumnya kalau bukan karena Ali yang meminta terlebih dahulu. Sedangkan Sisy yang sekarang dia sangat menghormati Ali. Membuat Ali tidak tahan untuk bertanya.

Kenapa kamu berubah secepatnya ini?

Selesai mencium punggung tangan Ali, Sisy tersenyum ke arah Ali tapi laki-laki itu mengacuhkan dirinya memilih pamit tanpa membalas senyuman Sisy.

"Gua pergi dulu," pamit Ali datar dan dingin.

....

Tiga hari setelah kejadian itu sikap Ali tetap sama dingin tanpa kelembutan. Dia memilih menjaga jarak dari Sisy. Walaupun sebenarnya dia tidak ingin jauh-jauh dari istrinya itu tapi sikap Sisy sekarang membuat Ali tidak betah berada dekat-dekat dengannya. Dia tidak merasa nyaman di dekat istrinya sendiri.

"Lu kenapa Put?" Adipati duduk di depan meja kerja Ali memandang serius ke arah sahabatnya itu.

"Gua gak pa-pa."

Seperti biasa Ali tidak pernah mau menunjukkan masalahnya terlebih dahulu. Dia bersikap seolah semua baik-baik saja.

"Tiga hari ini lu kebanyakan diam trus melamun, lu mikir apaan sih?" kini Dimas yang bertanya.

Dia duduk tidak jauh dari hadapan Ali dan Adipati. Dimas duduk di sofa panjang berdua dengan Billy dan Rizky.

"Pasti mikirin sidang skripsi yang di undur-undurkan?" timpal Rizky dengan pedenya.

Sejak kepulangan Sisy empat hari yang lalu Ali memang lebih memilih bertemu dengan sahabatnya dan menyibukkan urusan di kantor.

Memikirkan perubahan istrinya akan membuatnya semakin sakit kepala jadi dia memilih mengalihkan pikirannya dengan rutinitas kantor dan berkumpul bersama sahabat.

"Iya keknya," jawab Ali cuek masih sambil melihat berkas kerjaannya di meja.

"Eh ngomong-ngomong ntar malem kita ke club lagi gak?" sambung Billy semangat mencari topik pembicaraan.

KeGATELaN [END]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt