#27 Part Of Memories

13 3 0
                                    

"Bukan sesuatu yang penting."

"Kau pernah bertemu Daehyun sebelumnya, benar?"

"Siapa yang mengatakannya?"

"Tidak ada," aura Xiumin tiba-tiba berubah. Sedikit menyesakan ada di ruangan tersebut meski hanya berdua saja.

"Honey, seharusnya kau tidak terlibat terlalu dalam. Kau akan tahu jika dirimu adalah immortal." Xiumin mengucapkan itu sembari berlalu.

Meski sangat sebentar dan tidak terlalu jelas, Hae Joo sempat mendengarnya. Hae Joo mengurungkan niatnya untuk bertanya lebih jauh.

Sehun menarik Hae Joo dan mengajaknya duduk di sebelahnya. Semua daging telah selesai dibakar. Suho dan Chen - Itu yang diingat Hae Joo karena mereka tidak pernah bertemu - tengah membuat sepanci besar ramyun.

Pria bersaudara ini memiliki nafsu makan yang besar. Sehun selalu beralasan jika dirinya masih dalam tahap pertumbuhan. Alasan yang dia gunakan selama tiga tahun ini.

"Selamat tahun baru~" Suho memimpin chears diikuti oleh semuanya.

Hae Joo menyesap beernya. Dia lebih memilih beer dari pada soju. Hae Joo tidak terlalu pintar minum dan tidak terlalu suka rasa dari soju.

"Bagaimana dengan komikmu Hae Joo?" Suho membuka percakapan.

Hae Joo menoleh pada Sehun, tidak ada satupun saudara Sehun yang tahu tentang komiknya jika Sehun tidak menceritakannya. Sang pelaku dengan tenangnya melahap dua potong daging sekaligus.

"Aku berhenti menggambar."

"Why?" sepertinya Suho benar-benar terkejut.

"Kegiatan kampus." jawab Hae Joo dengan singkat seraya memberi senyum singkat.

Saudara yang lainnya memperhatikan Hae Joo diam-diam. Meski begitu Hae Joo menyadari jika dirinya tengah menjadi objek perhatian.

"Baiklah, mari kita bersulang lagi semoga tahun ini berjalan dengan baik." Chanyeol megangkat gelasnya. Diikuti dengan saudaranya yang lain. "Bersulaang..."

Acara selesai cukup larut Suho dan Chanyeol membujuk Hae Joo untuk tetap tinggal, paling tidak hanya sampai besok pagi.

"Kau tidur dikamarku saja, aku akan tidur dengan hyung."

"Baiklah. Kalian berencana pergi?"

"Melanjutkan ronde kedua, kau tidak perlu ikut jika tidak mau. Aku tahu kau pasti lelah." Sehun bahkan tidak menawarkan sebuah ajakan yang juga tidak perlu Hae Joo tolak. "Istirahatlah, sampai jumpa besok."

"Yejin eonni ikut?"

"Tidak, dia ada dibawah."

"Baiklah, have fun."

Sehun pergi dan membiarkan pintu kamarnya terbuka. Hae Joo mendengar beberapa seruan dan kegaduhan kecil dibawah setelah itu senyap. Sepertinya Sehun dan saudaranya telah pergi.

Tidak satupun dari saudara Sehun yang tinggal. Semuanya ikut dalam 'ronde kedua' yang dikatakan Sehun. Hae Joo turun dan melihat Yejin ada didapur membereskan sisa pesta tadi.

"Perlu bantuan?" Sepertinya Hae Joo mengejutkan Yejin. Wanita itu terperanjat mendengar suara Hae Joo sebelum menggeleng kecil. "Eonni tidak ikut dengan mereka?"

Yejin diam sebentar kemudian mengambil sebuah bolpoint, 'Men's thing.' tulisnya dalam sebuah tissue.

Hae Joo tersenyum mengerti. Hanya mereka berdua wanita yang hadir ditengah-tengah tujuh lelaki itu. Bicara soal jumlah Hae Joo baru menyadari ada yang tidak hadir tadi.

"Aku rasa ada yang tidak hadir tadi."

Yejin mengajak Hae Joo ke ruang tamu. Dia mengambil note kecil dari laci. 'Kau cukup jeli, Kyungso sedang ada di luar negeri.'

"Pantas saja aku merasa ada yang tidak sesuai." Yejin tersenyum kecil.

'Kau mau minum cokelat hangat sebelum tidur?' Hae Joo mengangguk semangat. Hot Cokelat tidak pernah bisa ditolak.

 Hae Joo tidak pernah melihat Sehun memperlihatkan foto-fotonya bersama saudaranya atau siapapun. Karena itu Hae Joo tertarik pada deretan foto yang dipajang di sudut ruangan.

Tidak begitu banyak, hanya ada beberapa di susun cukup rapi diantara miniatur alat musik. Chanyeol sangat menyukai musik dan Hae Joo ketahui jika namja itu menguasai beberapa alat musik.

"Eonni apakah ini foto Sehun saat kecil?" Yejin mengangguk seraya tersenyum.

Sebuah bingkai foto memperlihatkan seorang anak kecil yang terlihat sangat jahil. Penampilannya tidak terlalu berbeda dengan Sehun sekarang. Sepertinya jahilnya pun masih sama.

Yejin menarik Hae Joo untuk duduk kembali. Kemudian dia membuka sebuah album foto yang telah usang.

"Kalian punya album foto?" Hae Joo mulai tertarik. Meski Hae Joo cukup mengenal Sehun namun dia tidak pernah tahu seperti apa namja itu saat kecil atau setidaknya sebelum bertemu dengan Hae Joo.

Halaman-halaman itu dipenuhi foto-foto tidak berwarna. Hae Joo tidak tahu kapan foto-foto itu diambil. Dia berhenti dihalaman saat Sehun remaja. Sehun pada masa itu lebih banyak berfoto dengan namja yang tidak Hae Joo kenali.

"Siapa dia?"

Yejin melihat foto yang ditunjuk Hae Joo lantas melirik Hae Joo dengan ragu. Hae Joo masih menunggu jawaban Yejin.

"Eonni mengenalnya?"

'Dia Kai.' Tulis Yejin kemudian menambahkan. 'Saudara Sehun yang telah tiada.'

Sehun tidak pernah bercerita punya saudara yang telah meninggal. Padahal dari beberapa fotonya mereka terlihat sangat dekat.

Kai.

[Book 2] ALIVEWhere stories live. Discover now