#21 Don't Go

19 4 1
                                    

Tidak ada yang berubah dari rutinitas Hae Joo. Sebagian waktunya dia habiskan di perpustakaan dan acara mahasiswa.

Kali ini Hae Joo tidak lagi terlihat bersama dengan Daehyun. Namja itu hanya terlihat pada beberapa mata kuliah sore.

"Daehyun!"

Di lorong yang sesepi itu Daehyun tidak mungkin berpura-pura untuk tidak mendengar. Akhirnya dia berbalik dan tersenyum kecil.

"Aku minta maaf."

"Untuk?"

"Untuk yang waktu itu. Sungguh, aku minta maaf."

Daehyun tahu Hae Joo tulus. Dia merasakan kebimbangan dalam benak Hae Joo. Dia bahagia karena Hae Joo masih mengkhawatirkannya.

"Tak apa, jangan dipikirkan. Lupakan saja. Bagaimana temanmu?"

"Yah, aku akan mengurusnya."

"Baiklah."

"Oppa!" Yoorin melambaikan tangan memanggil Daehyun. Namja itu membalasnya dengan lambaian singkat.

"Aku harus pergi. Sampai nanti."

Daehyun setengah berlari menghampiri Yoorin. Mereka berbincang sebentar sebelum pergi. Hae Joo masih memperhatikan keduanya hingga mereka benar-benar menghilang.

Gayeon risih dengan sikap Hae Joo yang lebih banyak merenung. Dia meletakkan bolpoint dengan keras dimeja. Bermaksud menarik perhatian Hae Joo.

"Kau ini kenapa sih?"

"Tidak apa-apa."

"Apa ini masih mengenai Sehun?" Hae Joo tidak menjawabnya maka Gayeon menarik kesimpulan sendiri. "Aku akan menghajarnya jika dia berani menampakan diri."

Hae Joo tersenyum mendengar gurauan Gayeon. Dia tahu gadis itu tidak serius.

"Kau berani menghajarku?"

Kemunculan Sehun yang tiba-tiba tentu saja membuat mereka terkejut. Tidak terdengar langkah kaki sama sekali.

"Hya! Kau sudah membuat kawanku pusing, masih sampai hati mengambil jantungnya?"

Sehun melirik Hae Joo. Tapi Gayeon meraih kerah baju Sehun hingga dia kembali menatap Gayeon.

"Selesaikan masalah kalian segera. Awas kalau kau membuatnya menangis." Sehun tersenyum. "Hae Joo, aku pulang. Telpon aku setelah kau sampai di rumah." Gayeon meraih tasnya dan meninggalkan mereka.

Sehun mengambil tempat Gayeon duduk di sebelah Hae Joo. Dia meraih buku materi Hae Joo yang sebenarnya tidak Hae Joo perhatikan. "Apa yang kau katakan padanya?"

"Kalau kau mengancamku?"

Sehun menoleh kemudian mengelus puncak kepala Hae Joo. Sesuatu yang sebelumnya akan terasa biasa saja. Banyak sekali yang ingin Hae Joo bicarakan namun dia bingung harus memulainya dari mana. Hingga Hae Joo lupa untuk mengatakan hal yang paling penting. 

"Aku tidak akan masuk." ujar Sehun setelah mereka sampai di halaman rumah Hae Joo.

"Wae?"

Sehun melipat kedua tangannya didepan dada. Mengangkat kedua alisnya lantas membuat Hae Joo amat sangat tidak sabaran. Sehun tahu dirinya bertingkah menyebalkan belakangan ini tapi dia sadar jika gadis itu memang peduli padanya.

"Untuk membuatmu terbiasa?" jawab Sehun agak tidak yakin. "Sampai nanti."

"Tunggu!" Hae Joo menahan Sehun. "Kau akan kembali kan?"

Tangan Hae Joo menggenggam erat ujung mantel Sehun. Namja itu meraih tangan itu dan menatap mata Hae Joo. Sekali lagi mengelus puncak kepala Hae Joo kali ini dia sedikit mengacak rambutnya.

"Aku tidak kemana-mana." ujarnya dengan senyuman. Kali ini Hae Joo lega dan dia membiarkan Sehun menariknya ke dalam pelukan. "Selama kau menginginkanku aku tidak akan pergi kemanapun."

[Book 2] ALIVEWhere stories live. Discover now