Teror Dimulai

13 6 5
                                    

Musim gugur datang. Aku, Arman, Harry, Amanda, dan siswa lainnya masih sibuk membersihkan halaman sekolah yang dipenuhi daun-daun kering. Tidak terasa sudah dua bulan lebih aku berada di Honaly. Aku sangat merindukan rumah dan ingin bertemu dengan orang-orang yang aku cintai dan....
"Aaaaa....! "
Terdengar teriakan seseorang. Teriakan yang memekakkan telinga telah mengejutkan aku dan siswa lain. Kami berlarian menuju sumber suara. Ternyata, seorang perempuan berteriak karena melihat siswa lain terjatuh dari tangga. Dia tergeletak pingsan dengan hidung dipenuhi darah.

Guru-guru berusaha menenangkan siswa yang berteriak histeris. Petugas UKS sibuk mengangkut siswa yang terjatuh. Aneh... kenapa dia bisa jatuh? Padahal, lantainya tidak licin. Apakah karena kecerobohan siswa atau ada seseorang yang menjatuhkannya?  Aku berpikir. Aku melihat setitik cairan merah kental di anak tangga nomor tiga. Aku tambah bingung memikirkan hal itu.

Kepala sekolah meminta seluruh siswa bubar dan kembali mengerjakan kegiatan masing-masing. Aku, Harry, Arman, dan Amanda pergi ke UKS untuk melihat orang yang terjatuh tadi.
"Bagaimana keadaannya, Mrs. Elma?" Arman sangat khawatir melihat keadaan korban.
"Dia baik-baik saja. Kakinya terkilir karena jatuh dari tangga," Mrs. Elma menjelaskan dengan raut wajah sedih.
Tiba-tiba, Diana, Dicky, dan Daniel datang bagai dikejar anjing. Mereka pun menghela napas. Kami heran melihat sikap mereka.
"Katanya ada siswa yang jatuh dari tangga, ya?" tanya Diana dengan napas terengah-engah.
"Iya. Ini orangnya," aku memberi tahu.
Mereka terkejut melihat siswa itu.
"Kenapa dia bisa jatuh?" tanya Dicky.
Aku dan yang lain menggelengkan kepala. Kami pun terdiam.
〰♣〰

Hari ini, aku belajar geografi bersama Mrs. Elda. Orangnya sangat tegas dan membuat siswa tidak dapat melakukan kegiatan lain selain fokus pada materi pelajaran. Matanya bergerak ke sana kemari mencari siswa yang tidak konsentrasi. Satu jam kemudian, pelajaran geografi selesai. Kami semua menghela napas terbebas dari kutukan Mrs.Elda. Aku langsung pergi meninggalkan sahabatku yang kebingungan. Pergi ke tangga yang menghubungkan lantai satu dan dua. Lokasi tempat siswa itu terjatuh. Aku berjalan menuju anak tangga nomor tiga. Dan, terkejut ketika mendapatkan setitik cairan merah di anak tangga tidak menghilang. Aku melihatnya dengan jelas. Itu darah... Iya, itu darah. Kenapa bisa ada darah di sini?  Aku terdiam memikirkan hal itu. Sampai akhirnya....

"Adit," panggil Mrs. Loly dari tangga sebelah kanan. Aku kaget dan langsung melihat Mrs. Loly yang heran melihatku.
"Apa yang kamu lakukan di sini?"
"Tidak ada, Mrs." Aku berusaha membuat Mrs. Loly tidak curiga.
Mrs. Loly melihat sebentar ke arah anak tangga nomor tiga, kemudian menatapku.
"Baiklah, Mrs. pergi dulu."
"Iya, Mrs. Huft....," kataku sambil menghela napas panjang.

Aku segera menuruni tangga dan saat itulah, Dicky, Daniel, Arman, Amanda, dan Diana datang. Aku tersenyum kepada mereka.
"Kamu dari mana? Membuat kami khawatir saja," ucap Arman.
"Dari sana," tunjukku.
"Eh, ini tangga itu, ya? Siswa itu terjatuh di tangga ini, kan?" Daniel berkomentar.
"Iya, aneh, ya. Kok, dia bisa jatuh, padahal tidak ada apa-apa di sana," Dicky heran.
"Mungkin karena kecerobohannya," sambung Dyana.
"Ya, sudah. Ayo, kita pergi," ajak Amanda.
Akhirnya, kami meninggalkan tangga dengan beribu pertanyaan.
〰♣〰

Malam hari....
Aku asyik berbaring melihat langit-langit kamar. Memikirkan hal-hal tidak terduga.
KREKKK....
"Adit, ikut aku. Ada hal mengejutkan." Arman menarik tanganku.
"Hal apa?" Aku dibawa Arman turun ke lantai satu. Aku masih bingung dengan sikap Arman yang aneh. Ke lantai satu?  Astaga, jangan-jangan....
〰♣〰

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 29, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Haunted School ; GhostWhere stories live. Discover now