Surat

41 27 7
                                    

"Bagaimana bermainnya?" tanya Harry yang sedang duduk di kasur.
"Lumayan... Sayangnya hujan turun," jawabku dengan nada kecewa.
"Ya, mau bagaimana lagi?"
"Dia telah kembali...," ujar Angga tanpa ditanya.
"Maksudmu?"
"Penunggu sekolah ini. Dia kembali dan teror itu akan datang." ucap Angga berhasil menakuti kami. Aku tidak mengerti dengan maksud Angga. Apa yang sebenarnya terjadi di sekolah ini? Aku bertanya-tanya dalam hati.

Aku, Arman, Harry, dan Amanda masih asyik menikmati hidangan yang menggugah selera. Amanda sudah sembuh dari demam yang mengganggunya selama tiga hari. Dua buah surat datang untukku dan Arman. Arman membuka surat terlebih dahulu. Kamipun melihatnya bersama-sama.

Untuk anakku, Arman Ganda,
Bagaimana kabarmu di sana, Nak? Ibu harap, kamu selalu baik-baik saja. Ibu hanya ingin menyampaikan bahwa kamu telah mempunyai adik baru.
Dia perempuan dan sangat mirip denganmu. Ibu dan ayah memberinya nama Angelica Ivana. Ibu harap, kamu senang mendengar berita ini.
Dan, satu hal, kamu tidak boleh membuat masalah di sekolah dan belajarlah dengan rajin. Sekian surat dari ibu.
Dear,
Rebeca Ransy Diana
〰♣〰

Aku mengucapkan selamat kepada Arman. Wajahnya senang dan memerah. Dia sangat ingin bertemu dengan adik barunya. Sekarang, giliranku membuka surat. Aku berharap berisi kebahagiaan. Aku langsung membuka dan membacanya.

To : Aditya Azka
Untuk anakku sayang
Sebelumnya, ibu minta maaf karena baru sekarang mengirim surat kepadamu. Kamu harus sabar, ya, saat membaca surat ini.
Adit, nenekmu terkena penyakit jantung dua minggu yang lalu. Nenek sudah dibawa ke rumah sakit dan sekarang nenek hanya bisa diam tidak mau bicara. Nenek juga tidak mau makan dan minum obat yang diberikan dokter. Ibu takut, bila seperti ini terus bisa berakibat fatal. Sekian dulu surat dari ibu. Ingat, kamu harus tabah menerima kenyataan ini.
Dari ibumu,
Rachel Azkarani

Aku tertegun dan air mata pun berlinang. Aku tidak percaya dengan isi surat. Tidak mungkin nenek mendapat penyakit seperti itu. Seorang nenek yang menyayangiku sejak kecil harus menerima kenyataan pahit. Apakah ini cobaan yang diberikan Tuhan kepadaku? Harry, Arman, dan Amanda berusaha menyabarkanku. Secepat mungkin, aku mengelap air mataku yang hampir jatuh ke meja. Aku terdiam sambil menyantap hidangan yang disajikan.
〰♣〰

Jangan lupa vote dan komen, makasih :v

Haunted School ; GhostWhere stories live. Discover now