Kelanjutan Cerita Harry

21 12 15
                                    

"Adit.... Adit...."
Sebuah suara menyebut-nyebut namaku. Perlahan, aku membuka mata. Sahabatku memperhatikan dengan tatapan khawatir.
"Aku di mana?"
"Kamu berada di UKS. Tadi, kamu pingsan di hutan. Dicky dan Daniel yang membawamu ke sini," Harry menjelaskan.
"Kok, bisa?" aku bingung.
"Aku juga tidak tahu. Dicky dan Daniel menemukanmu sudah pingsan," Arman ikut menjelaskan. Aku mencoba mengingat kejadian tadi. "Aku baru ingat. Ada seseorang yang memegang pundak dan aku langsung berada di sini."

Bulan menyinari bumi dari kegelapan yang kelam. Baru kali ini, aku melihat purnama selama berada di sekolah. Bukan hanya bulan, di langit juga terdapat bintang-bintang kecil yang setia menemani bulan. Sungguh mengangumkan. Aku masih menunggu kedua sahabat yang meninggalkanku sendirian di kamar. Perasaan takut dan khawatir bercampur dalam pikiran. Aku waspada, takut gadis misterius itu menampakkan diri lagi. Terkadang, aku merasa aneh, mengapa gadis itu hanya memperlihatkan diri kepadaku? Kenapa sahabatku tidak? Mungkin, dia bermaksud menujukkan sesuatu atau hanya ingin menakut-nakuti.

Akhirnya, aku keluar kamar. Berniat berjalan-jalan sebentar. Saat akan kembali, aku teringat dengan lantai empat. Aku penasaran ingin melihat seperti apa lantai empat itu. Aku melihat sekeliling, tidak ada seorang pun. Dengan langkah pelan, aku berjalan ke depan.
"Adit...!" teriak Arman dari arah belakang.
Ternyata, mereka sudah kembali. Aku mengurungkan niat, khawatir mereka curiga.
"Mengapa kamu ke arah sana? Jangan-jangan, kamu ingin ke lantai empat, ya?" Harry mulai curiga.
"Tidak," elakku.
"Ya, sudah, lebih baik kita masuk saja," Arman memberi usul.
〰♣〰

Setelah masuk dan menutup pintu kamar, kami berkumpul di kasur untuk mendengar cerita Harry yang terpotong. Aku makin penasaran dengan cerita Harry.
"Kamis malam itu cuaca sedang ada badai. Kamar 130 dihuni seorang siswa yang selalu sendiri. Dia bernama Rony Madelson. Ronny tidak mempunyai teman di sekolah ini dan orangtuanya telah tiada. Hanya satu orang yang mau berteman dengannya.
"Malam itu, dia sedang duduk sendiri di kursi sambil membaca sebuah buku. Tiba-tiba, sesosok makhluk muncul menghampirinya. Mahkluk itu menyerupai laki-laki berseragam sekolah. Mungkin, mahkluk itu iba melihat Rony yang sendirian. Awalnya, Rony ketakutan, tapi setelah mahkluk itu menjelaskan semuanya, Rony tidak takut lagi. Mereka malah bermain bersama."

"Malam setelah dua hari berteman  sesuatu yang buruk menimpa Rony. Saat mereka asyik berbicara, tak sengaja terdengar siswa lain yang berjalan. Karena curiga, siswa itu mengintip dari lubang pintu dan terkejut melihat Rony berbicara dengan arwah. Siswa itu langsung berlari dan membocorkan kepada siswa lain esok harinya. Hidup Rony terancam. Siswa-siswa mulai tahu dia berteman dengan mahkluk gaib. Saat Rony berjalan ke arah kantor kepala sekolah, dia mendengar ada siswa yang menceritakan semuanya kepada kepala sekolah. Rony terkejut, dia langsung berlari menuju kamar dengan air mata berjatuhan."

"Kepala sekolah dan guru-guru beserta siswa pergi ke kamar Rony untuk membuktikan semuanya. Sampai di kamar, semuanya terkejut karena Rony telah meninggal. Dia menggantung dirinya sendiri. Beberapa bulan setelah kejadian itu, arwah Rony muncul menakuti seluruh siswa yang ada di sekolah ini."
〰♣〰

Aku takut mendengar cerita Harry. Aku juga sedih karena Rony diperlakukan seperti itu. Sungguh perbuatan yang sangat jahat.
"Apakah arwah Rony masih bergentayangan sampai sekarang?" tanya Ganda.
"Tidak. Arwahnya sudah tenang di alam sana."
Huft.... Untunglah, arwah Rony tidak bergentayangan lagi. Aku merasa lega dan bisa menghirup napas panjang. Walau begitu, setelah mendengar cerita Harry, aku merasa Rony akan datang lagi dan meneror penghuni sekolah.
"Huaaa...,"  Harry menguap.
Tampaknya, Harry sudah lelah menceritakan kisah seram itu. Dia memutuskan tidur. Disusul Arman yang juga sudah mengantuk. Tinggalah aku sendiri yang masih ketakutan. Cepat-cepat, aku mengembangkan selimut dan langsung tidur.

"ADIT.... "
Aku tersentak. Ternyata, masih pukul 03.00. Aku mendengar suara yang memanggil namaku, tapi tidak melihat ada orang. Aku mulai khawatir. Jantungku berdetak lebih kencang. Apakah yang memanggilku Rony? Dia, kan, sudah tidak ada lagi. Namun, bisa jadi dia kembali lagi ke sini....
"Adit...., kamu tidak tidur?" tanya Arman setengah sadar.
Aku melihat sahabatku berbicara dengan mata tertutup. Aku mencoba tidur dan melupakan semuanya.
〰♣〰

Haunted School ; GhostWhere stories live. Discover now