Ayah(2) || 03

1.6K 76 0
                                    

Surah Yasiin dan tahlil menggema di rumah Vivi pagi ini, Ia masih tak menyangka bahwa Ayah nya akan pergi secepat itu.
Airmata Vivi pun tak henti-hentinya turun, Bagaimana tidak? Ayahnya baru saja meninggal tadi malam dan Bunda nya langsung pergi ke Butik untuk bertemu dengan para client sesaat sudah mengurus segala administrasi di rumah sakit dan menyewa beberapa kursi untuk para pelayat di rumah.

"Bunda ga sayang sama Ayah ya bi?" Ucap Vivi dalam tangisnya

"Sayang kok, nyonya sayang banget sama tuan" ucap bi Nana sambil mengelus pundak Vivi

"Tapi kenapa Bunda malah pergi ke butik bi?" Tanya nya

"Ada urusan mungkin" ucap Bi Nana

"Sepenting apa sih bi hah?" Ucap Vivi

"Sudah, sekarang kita berangkat yuk. Tuan sudah mau dikubur" ajak bi Nana kepada Vivi dan mereka pun mengantar Ayah Vivi pergi ke peristirahatannya yang terakhir

"Ayah, Vivi sayang sama Ayah. Ayah yang tenang ya disana jangan rindu sama Vivi nanti Vivi do'ain Ayah terus kok" ucap Vivi sambil tersenyum pahit

"Ayah maafin Bunda ya, Bunda lebih milih pergi ke butik daripada ke pemakaman Ayah" ucapnya lagi

"Ayah, sebenarnya Vivi rindu kumpul bareng. Bahkan sejak Vivi kecil sampai sekarang bisa dihitung jari berapa kali kita kumpul, itu pun ga sampai 2 jam kalian sudah pergi lagi" ucapnya lagi

"Ayah sama Bunda ga sayang ya sama Vivi? Vivi suka iri kalau liat temen-temen Vivi bareng orangtua nya sedangkan Vivi? Yang ambilin rapot saja bi Nana.
Vivi tau Ayah kerja untuk keluarga, tapi tak bisa kah Ayah luangkan waktu untuk Vivi sebentar saja?" Ucap Vivi lagi

"Vivi sayang sama Ayah walaupun Ayah gak pernah kasih perhatian lebih ke Vivi" Ucapnya lagi sementara bi Nana hanya bisa menangis dalam diam saat mendengarkan kata-kata yang diucap oleh Vivi

"Vivi gak mau kontrol ke Dokter lagi deh biar Vivi bisa nyusul Ayah" ucap vivi

"Non, udah yuk kita pulang" ajak bi Nana menahan tangis nya melihat penderitaan anak majikannya ini

"Bibi kenapa? Kok nangis? Vivi aja kuat masa bibi engga" ucap Vivi tersenyum tapi senyum nya palsu

"Ga kok bibi ga nangis, yuk kita pulang" Ajak Bi Nana lagi Vivi pun mengangguk dan mereka beranjak meninggalkan pemakaman

●●●●

Setelah sampai dirumah, Vivi disambut oleh Suci-Sahabatnya- didepan pintu

"Vivii yang kuat ya, maaf gue baru dateng ini aja gue ijin sama bu Sisi pulang cepet" ucap Suci lalu memeluk sahabatnya itu

"Iyaa Ci gapapa kok" ucap Vivi sambil membalas pelukan Suci

"Yuk masuk, oh iya malam ini gue nginap dirumah lo ya biar bisa nemenin lo" ucap Suci sambil berjalan menuju ruang tamu

"Emangnya besok gak sekolah?" Tanya Vivi

"Sekolah, nanti subuh bisa langsung pulang kok kan rumah kita dekat" ucap Suci meyakinkan

"Yaudah deh, gue juga kesepian banget" ucap Vivi tersenyum sementara Suci hanya mengangguk dan menahan tangisnya yang ingin meledak karena ketabahan Sahabatnya ini

"Kenapa Ci? Lo mau nangis? Yaelah ngapain si nangis" ucap Vivi sok tegar padahal hati nya sangatlah rapuh

"Dih siapa juga yang mau nangis" elak Suci

"Kesini sama siapa Ci?" Tanya Vivi

"Sama Mamah, lagi di kamar sama Bunda" ucap Suci

"Bunda udah pulang?" Tanya Vivi lagi

"Udah, gue dateng Bunda juga udah ada" ucap Suci

"Gue mau nemuin Bunda dulu ya Ci" ucap Vivi lalu beranjak ke kamar Bunda nya

"Ikut, gue mau bilang ke mamah klau mau nginap" ucap Suci lalu mengikuti Vivi

Tok..tok..tok..
Vivi mengetuk pintu kamar Bunda nya kemudian muncul lah Mamahnya Suci yang membukakan pintu

"Hai mah" ucap Vivi ke Mamahnya suci

"Hai juga sayang" ucap Mamahnya Suci dan Vivi pun beralih ke Bunda nya

"Bunda tadi kemana?" Tanya nya

"Butik" singkat Bunda

"Penting banget ya?" Tanya Vivi

"Kalau ga penting ga mungkin Bunda pergi" ucap Bunda nya

"Lebih penting dari kematian Ayah?" Ucap Vivi yang menusuk hati Bunda nya

"Kamu masih kecil, gak akan ngerti biar Bunda jelasin sekalipun" ucap Bunda sambil menatap Vivi

"Vivi boleh peluk Bunda?" Tanya Vivi dengan penuh harap

"Apa sih kamu" ucap Bunda nya

"Vivi ga pernah di peluk sama Bunda" ucap Vivi menahan airmata nya

"Sini" ucap Bunda nya lalu merengkuh tubuh Vivi, Suci dan Mamahnya pun terharu melihat kejadian ini

"Ini pertama kali nya Vivi peluk Bunda" ucap Vivi dalam pelukan Bunda nya

"Udah udah Bunda harus ngurusin tahlil buat Ayah kamu nanti malam" ucap Bunda nya lalu keluar kamar, Mamahnya Suci pun menghampiri Vivi

"Vivi harus ngertiin Bunda ya, kalau Vivi emang kesepian dirumah Vivi boleh kok tinggal dirumah Mamah kan ada Suci jadi Vivi ga kesepian" ucap Mamahnya Suci sambil mengelus punggung Vivi

"Iyaa mah makasih yaa" ucap Vivi lalu memeluk Mamahnya Suci dan Suci pun ikut memeluk vivi dari belakang

○○○○

Navisah pov On.

Dear Diary...

Untuk Ayah, semoga Ayah tenang ya disana.
Vivi disini selalu doain Ayah, Ayah gak boleh Rindu sama Vivi, Ayah harus bahagia disana.
Oh iya.. Ayah tau gak? Tadi untuk pertama kali nya Vivi dipeluk sama Bunda. Vivi seneng banget hehehe.

Andai Ayah masih disini, Vivi pasti bakal peluk Ayah juga. Tapi gak papa Vivi peluk Ayah lewat doa ajaa.
Vivi sayang Ayah😭❤.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

To be continued...

Vote and comment, thank you🤗❤

Love Of Life (Hiatus)Onde histórias criam vida. Descubra agora