Ayah || 02

1.8K 84 3
                                    

20:15
Malam ini Vivi duduk termenung di balkon kamarnya sambil melihat kearah langit

"betapa indahnya langit malam dihiasi bintang dan bulan yang bersinar terang. Andai hidupku bisa seperti langit malam ini" gumam Vivi sedetik kemudian airmata nya menetes

"Kenapa takdir ku sesedih ini? Tidak bisa kah aku hidup bahagia walau sehari saja?" Airmatanya kian membasahi pipi nya

Lamunannya terhenti saat Ia mendengar klakson mobil di bawah
"Mobil bunda, akhirnya bunda pulang cepat" Vivi pun bergegas meninggalkan balkon kamarnya dan turun ke bawah untuk menemui bunda nya

"Bundaaa" teriak Vivi saat melihat bunda nya di ruang tamu

"Iya ada apa?" Tanya bunda nya

"Vivi kangen" ucap Vivi lalu duduk disamping bunda nya

"Ada ada aja ih kamu" kata bunda nya dan baru saja Vivi ingin memeluk bunda nya tapi dering telfon menghentikannya

"Iyaa halo?" Ucap bunda nya lalu beranjak keluar rumah

"Bunn mau kemanaa?" Teriak Vivi saat melihat bundanya keluar namun tak ada jawaban dari bunda nya melainkan suara mobil yang meninggalkan pekarangan rumah

"Sepenting itu kah urusan bunda?" Gumamnya lalu tenggelam dalam tangisannya

"Non viviii, sini peluk bibi" ucap bibi nya seakan mengerti permasalahan Vivi

"Vivi cuman pengen bunda sm ayah luangin waktu buat Vivi bii" ucap Vivi isak tangisnya pun semakin pecah dipelukan Bi nana

"Iya iya bibi ngerti, yuk makan malam dulu baru istirahat. Besok non Vivi sekolah kan?" Ucap bibi nya menenangkan

"Ga pengen makan, Vivi mau ke kamar aja" ucap Vivi lalu pergi ke kamar

"Andai bibi punya uang bibi pasti akan pergi membawamu agar kamu tidak menderita seperti ini terus" gumam bibi nana lalu pergi ke dapur

●●●●

Hingga jam 12 malam Vivi masih tahan dengan isak tangis yang menyesakkan dadanya itu.

"Kenapa aku harus dilahirkan kalau ternyata uang lebih penting untuk mereka" ucapnya sesegukkan

"Bawa aku pergi tuhan" lirihnya dan tibatiba isak tangisnya terhenti dan wajahnya memucat, lalu dia beranjak dari kasurnya menuju nakas kecil di samping lemari nya dan mengambil satu biji obat dari kotaknya dan mengambil air putih yang disediakan oleh Bi Nana beberapa jam yang lalu

"Mulai besok, aku gak akan pergi kontrol ke Rumah sakit lagi. Biarkan penyakit ini tumbuh dan tersebar dalam tubuhku" ucapnya dalam lamunan

Tok..tok.tokk
Suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya dan menghapus sisa airmata yang membasahi pipinya.

"Iyaa bi kena.." belum sempat ia melanjutkan perkataannya ia sudah terlonjak kaget karena baru kali ini Ayah nya datang ke kamarnya setelah bertahun-tahun lamanya

"Ayah" ucapku langsung memeluknya dan ia pun membalas pelukanku

"Sudah sudah, Ayah kesini cmn mau bilang ke kamu kalau Ayah mau pergi" ucap ayahnya sambil melepaskan pelukan kami. Tak biasanya Ayahnya pamit saat ingin pergi

"Sekarang?" Tanya nya

"As you can see" ucap ayahnya

"Baru jam 1 yah, yang bener aja" ucap nya

"Sudah Ayah mau pergi ya, jaga diri kamu baik-baik" ucap Ayahnya lalu pergi rasanya masih seperti mimpi

"Ayaahh Vivi mau ikuttt" ucapnya saat ingin berlari namun ditahan oleh Bi nana yang entah dari mana muncul nya

"Bi lepas" ucap Vivi memberontak

"Non mau kemana?" Tanya Bi Nana

"Mau ikut Ayah" ucap Vivi terduduk didepan pintu kamarnya

"Ayah siapa? Tuan belum pulang non dan ga ada siapa-siapa dari tadi" ucap Bi nana yang membuat Vivi terdiam tak percaya

"Ayah aku bi, tadi dia kesini kok izin mau pergi ke Vivi. Makanya Vivi mau ikut" ucap Vivi yang membuat Bi Nana semakin bingung pasalnya Ayahnya Vivi belum pulang, hanya ada Bunda nya yg entah sedang apa di kamarnya

"Gak ada non, Bibi daritadi liatin non Vivi berbicara sendiri ga ada siapa-siapa" ucap bi Nana meyakinkan

"Bi Nana boong, Vivi mau ikut ayah bii" ucap Vivi semakin histeris

"Loh loh loh, Vivi kenapa bi? Kesurupan? Saya cariin orang pintar ya" ucap Bunda nya menebak nebak lalu Bi Nana menjelaskan kejadian tadi dan Bunda nya terkejut akan hal itu

"Hey, ngapain sih kamu?" Ucap Bunda nya seakan jijik dengan keadaan Vivi

"Mau ikut ayah" ucap Vivi yang tangisnya sudah mereda

"Ikut kemana? Ayah kamu itu belum pulang" ucap Bunda nya sementara si Bibi masih merengkuh tubuh Vivi

"Ada ada aja kamu" ucap Bunda nya lalu suara deringan telfon membuat Bunda nya berhenti ngoceh dan mengangkat telfon nya

Seketika tubuh Bunda nya lemas dan Handphone nya pun terjatuh. Vivi dan Bi Nana pun bingung ada apa sebenarnya dengan Bunda dan Nyonya mereka itu

"Nyonya kenapa?" Akhirny si bibi angkat bicara

"Ayo kita ke rumah sakit sekarang" ucap bunda nya lalu berjalan menurui tangga

Dengan rasa bingung Vivi dan Bi nana menyusul Bunda nya dari belakang.
Di dalam mobil Vivi tak henti-henti nya bertanya kepada Bunda nya ada apa sebenarnya

"Bunda ada apa sih?" Tanya Vivi dengan suara serak karena menangis tadi

"Diem Vi bunda lagi pusing ini" ucap Bunda nya Vivi pun terdiam

Sesampainya di rumah sakit Bunda nya langsung lari menuju ruang ICU Vivi dan Bi nana pun mengikuti nya.
Saat Vivi masuk ruang ICU Vivi terdiam tubuhnya pun kaku seketika saat melihat siapa yang ada di ruang ICU tersebut.

"Ayah" satu kata yang terucap dari mulut Vivi sebelum akhirnya pingsan

●●●●

Navisah pov On.

Dear Diary...

Ini semua hanya mimpi, tak mungkin itu Ayah.
Ayah baru saja menemui ku untuk pamit pergi.
Tidak, itu bukan Ayah.
Kalau pun itu Ayah pasti Ayah akan bangun.
Ini sakit sekali, baru saja ayah datang menemuiku dan memelukku.
Tapi sekarang?
This damage hurting my heart💔.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

To be continued...

Vote and comment, thank you🤗

Love Of Life (Hiatus)Where stories live. Discover now