17. Shirtless Again?!

5.4K 367 20
                                    

Jangan lupa klik VOTE⭐️
Dan comment❗️

Jangan lupa klik VOTE⭐️Dan comment❗️

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ruby, aku minta maaf."

Mendengar sorakan yang semakin menggebu-gebu, Ruby segera bangkit dari tubuh Jason. Kemudian ia pergi menuju Julie dan segera menariknya untuk pergi dari kerumunan yang masih terdengar sangat ribut karena Ruby yang pergi begitu saja.

"Apa Jason baru saja meminta maaf padamu, Ruby?"

"Ya, namun ia sangat bodoh. Aku tidak suka."

"Ku akui kakakku memang bodoh." Julie merangkul Ruby. "But it's first time he said something like that."

"Maksudmu?"

"Seorang Jason Wilson meminta maaf? Wow! Itu bukanlah gayanya." Ucapan Julie membuat Ruby sadar jika Jason memang tak pernah meminta maaf. Dahulu Jason adalah orang tersombong dan merasa dirinya benar. Jadi mungkin saja benar yang dikatakan Julie. Minta maaf tidak ada di kamus seorang Jason.

"Aku ingin tahu apakah Jason memang benar-benar tulus meminta maaf."

Julie tersenyum miring. "We'll see."

"Jul, ayo pergi ke sisi tebing. Kita sudah lama tidak pergi ke sana semenjak Jeffrey datang."

Julie menjentikkan jarinya. "Ide bagus! Aku sangat butuh udara segar."

Keduanya berjalan menuju hutan. Lalu bersembunyi di balik pohon besar untuk melepaskan pakaian yang menempel pada tubuh mereka. Setelah itu keduanya melakukan shift ke bentuk wolf mereka.

Pakaian tersebut mereka gigit. Tentu saja tidak sampai membuat kain tersebut robek. Setelahnya Red, wolf Ruby ini memimpin untuk berlari terlebih dahulu.

Sesampainya di pinggir tebing, Ruby dan Julie segera kembali ke wujud manusia dan memakai pakaian mereka kembali. Nisan yang bertuliskan nama Jeffrey masih ada sampai sekarang. Ruby melangkah ke arah nisan tersebut dan menyentuh deretan huruf berisi nama lengkap Jeffrey. Seketika bulu kuduknya berdiri. Apalagi melihat jurang yang tepat berada tak jauh dari dirinya.

"Kau tahu? Aku juga ingin segera menemukan mate-ku." Julie duduk di bawah pohon karena mentari sedang di puncaknya dan Julie tidak ingin terbakar sinar matahari.

"Aku yakin kau akan menemukannya secepatnya. Dan aku berharap ia adalah orang yang tepat." Sahut Ruby yang kemudian duduk di samping Julie.

"Ruby..."

"Hmm?" Ruby menoleh ke arah Julie yang seketika terdiam.

"Aku sangat malu untuk mengatakan ini! Astaga!" Julie tiba-tiba menutup wajahnya.

Ruby tertawa. "Wow! Seorang Julie bisa merasa malu?"

"Aku ingin mate-ku seperti Nick."

Karena suara Julie yang sangat kecil, Ruby tidak bisa mendengarkan dengan baik.

Alpha Jason (ON HOLD)Where stories live. Discover now