27. Falling In Love

Mulai dari awal
                                    

Arza segera menarik tangannya dari wajah Bellvania saat wanita itu membuka matanya perlahan.

"Apa aku mengusik tidurmu?" Tanya Arza khawatir

Bellvania menggeleng pelan, "Kamu baru pulang?"

"Emm. Kamu kenapa tidur di sofa, Bell?"

Bellvania tersenyum malu, "Aku berencana menunggumu pulang. Tapi aku malah tertidur. Maaf, ya, Za.."

"Tidak, sayang. Justru aku yang minta maaf karena begitu sering lembur akhir-akhir ini"

Bellvania hanya menangguk dan membelai wajah Arza. Pria itu tampak kelelahan karena pekerjaan yang menumpuk.

"Bagaimana pekerjaanmu? Baik-baik saja?"

"Semua masalah sudah beres, jadi malam ini terakhir aku lembur"

"Yey!" Seru Bellvania senang

Arza hanya bisa tertawa melihat tingkah Bellvania yang menggemaskan.

"Bell..." panggil Arza dengan wajah serius

"Ada apa?"

"Aku ingin bertanya denganmu?"

Melihat Arza yang serius membuat Bellvania gugup, "Apa, Za?"

Arza mendekatkan wajahnya pada Bellvania dan berbisik pelan, "Kapan kamu akan memberikanku Arza junior...?"

Wajah Bellvania langsung memerah mendengar pertanyaan Arza.

"Apa kamu tidak bisa menunggu hingga aku lulus kuliah?"

Arza seketika langsung cemberut, "Baiklah"

Melihat Arza yang cemberut membuat Bellvania tersenyum. Ia menarik wajah Arza lalu mengecupnya singkat.

"Aku tidak masalah jika kamu memang menginginkan aku hamil sekarang. Tapi, aku sedang sibuk-sibuknya kuliah dan aku takut itu akan membahayakan bayi kita nantinya. Dan jika aku melahirkan, siapa yang akan menjaga bayi kita saat kamu kerja dan aku kuliah? Aku tidak ingin anak kita di asuh oleh orang lain. Aku ingin mengasuhnya sendiri dengan kasih sayang"

Arza langsung tersenyum mendengar jawaban Bellvania, "Maafkan aku yang tidak berpikir jauh, Bell"

"Aku memaafkanmu, Za"

"Tapi, Bell..., kamu ingin kita memiliki berapa anak?"

Bellvania berpikir sesaat, "Dua, Kalau kamu, Za?"

"Lima" jawab Arza santai

"Kenapa banyak sekali?"

"Kitakan cuma memiliki satu saudara, Bell. Dan itu masih membuat kita kesepian. Aku tidak ingin anak kita juga kesepian seperti kita"

"Kalo tiga bagaimana?" Tanya Bellvania mencoba menawar permintaan Arza

Arza tampak mempertimbangkan permintaan Bellvania, "Kalau empat bagaimana?"

Bellvania mendesah, "Baiklah" jawab Bellvania pasrah

•••   Oriel melangkahkan kakinya memasuki apartemennya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Oriel melangkahkan kakinya memasuki apartemennya. Namun baru beberapa langkah, ia malah terdiam dan membeku di tempat. Matanya seakan ingin keluar dari tempatnya karena melihat apartemennya yang sangat berantakan. Berbagai macam bungkus makanan berserakan di atas meja. Sedangkan beberapa potongan snack tampak tumpah di sofa dan lantai. Koleksi komik yang selalu ia jaga dan rawat pun tampak tergeletak dimana-mana dan bahkan bersatu dengan potongan snack yang ada di lantai.

"Hai, kamu sudah pulang?" Sapa So Eun yang baru keluar dari kamarnya

"Apa sebelumnya ada perang disini?" Tanya Oriel dengan tatapan kosong

"Ah tentu saja tidak. Hanya ada aku disini sejak kamu pergi"

"Aku hanya pergi selama lima jam untuk kuliah. Dan kamu sudah membuat kekacauan seperti ini?"

"Tenang, El..., tingga di bersihkan kok" jawab So Eun santai

"Kalau begitu bersihkan sekarang!" Ucap Oriel tegas lalu berjalan menuju kamarnya

Begitu sampai di kamar, Oriel langsung menghempaskan tubuhnya di ranjang.

"Bodoh! Bodoh! Kenapa kamu harus mengizinkan wanita itu tinggal disini!" Omel Oriel pada dirinya sendiri

Bagaimana Oriel tidak kaget, selama ia hidup ia tidak pernah melihat rumahnya di Indonesia ataupun apartemennya berantakan. Wajar ia begitu syok melihat semua kekacauan yang So Eun lakukan. Wanita itu benar-benar terbiasa untuk hidup seenaknya.

Setelah puas meluapkan amarahnya, Oriel segera mengganti pakaiannya lalu keluar kamar untuk mengecek So Eun.

Komik-komiknya sudah kembali pada raknya. Namun potongan-potongan snack masih berserakan.

"El, bagaimana cara aku membersihkan ini?" Tanya So Eun polos seraya menunjuk snack yang ada di lantai

"Kamu harus menyapunya"

So Eun menangguk lalu pergi mengambil sapu. Beberapa saat kemudian ia kembali.

"El, sapunya dimana?"

Oriel yang sejak tadi menggambar komiknya seketika berbalik kesal. Siap untuk mengomeli So Eun yang begitu mengusiknya. Namun wajah kesalnya berubah begitu melihat So Eun yang menatapnya bingung seraya mencoba mengikatan rambutnya.

Mata Oriel tidak bisa lepas dari So Eun yang terlihat cantik. Saat wanita itu mengikat rambutnya dan memerkan leher putihnya membuatnya sangat cantik.

Oriel tertegun saat mendapati jantungnya berdebar kencang saat menatap So Eun seperti itu. Setahunya jantungnya akan berdebar seperti ini hanya pada saat ia bersama Bellvania... ya, saat ia bersama orang yang ia suka... seharusnya jantungnya tidak berdebar sekarang... seharusnya tidak....

"Aku tidak sedang jatuh cintakan?" Gumam Oriel dalam hati

"Aku tidak sedang jatuh cintakan?"  Gumam Oriel dalam hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MARRY YOU? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang