14. True Love

15.2K 631 8
                                    

"Kamu mau ngapain, Za?" Tanya Bellvania seraya menahan tubuh Arza dengan salah satu kakinya

"Bell...., kamu tidak sedang menggodakukan?"

Bellvania tertegun. Baru menyadari maksud ucapan Arza. Jadi, sejak tadi pria itu....

"Aku akan ganti baju" ucap Bellvania cepat lalu pergi menuju lemari pakaiannya

Arza hanya bisa menghela nafas. Berat. Sungguh berat. Andai ia tidak bisa menahan diri, hal buruk itu pasti akan terjadi.

"Tapi, Za..."

Arza membalikkan tubuhnya dan mendapati Bellvania yang berdiri tidak jauh darinya. Wanita itu menatap Arza bingung.

"Tapi apa?"

"Bukankah kita suami-istri? Bukankah tidak masalah jika kamu menginginkannya?"

Mata Arza membesar. Semakin sulit mengontrol diri. Entahlah, ia yakin pasti begitu banyak setan yang sedang membisikinya sekarang.

"Bell, cepat ganti baju atau kamu akan menyesal!"

Bellvania mengangguk patuh dan langsung pergi untuk mengganti pakaiannya.

Kumohon, jangan pernah mengujiku seperti ini lagi, Bell... Ini sangat berat untuk seorang pria normal...
•••

Bellvania melangkahkan kakinya keluar dari ruang kelas. Seperti biasa ia harus kuliah hari ini. Jujur, Bellvania sangat ingin pulang ke Indonesia, bertemu dengan mami. Walau ia menyukai kota Paris yang sangat indah ini, tapi Indonesia tetap nomor satu di hati Bellvania. Karena di negara itulah ia lahir dan di besarkan. Negara itulah yang paling banyak menyimpan kenangan masa kecilnya.

"Hai, Bellvania..."

Langkah Bellvania terhenti. Matanya menatap Oriel yang sedang tersenyum padanya. Sejak kejadian itu, Bellvania tidak pernah bertemu Oriel. Dan sekarang pria itu ada di depan Bellvania. Tersenyum seakan-akan tidak ada kejadian yang terjadi sebelumnya.

"Kita ke Cafe depan, yuk!" Oriel langsung merangkul Bellvania dan membawanya ke cafe depan kampus.

"Aku minta maaf..." ucap Oriel saat meraka tiba di cafe

Bellvania hanya menunduk, "Aku yang salah"

"Sebenarnya, aku pernah mendengar kalau kamu sudah menikah, Bellvania"

Bellvania sontak mengdongkakkan kepalanya dan menatap Oriel tak percaya.

"Benarkah?"

"Ya, namun aku tidak percaya saat itu. Ternyata berita itu benar, kamu telah menikah sekarang"

"Aku dan Arza di jodohkan. Pernikahan itu mendadak, aku dan Arza punya alasan masing-masing untuk menikah"

"Aku mengerti. Tapi aku ingin tetap berteman denganmu, Bellvania"

Bellvania tersenyum, "Tentu, kita akan tetap berteman"
•••

Bellvania memilih untuk duduk di salah satu kursi yang ada di taman. Ia baru saja pulang dari cafe bersama Oriel. Sebenarnya pria itu menawarkan tumpangan pada Bellvania, namun ia menolak karena harus pergi ke toko buku terlebih dahulu, dan sekarang ia harus menunggu sekertaris Park untuk menjemputnya.

Dering ponsel Bellvania membuyarkan lamunan Bellvania. Dari mami.

"Halo"

"Vania, kamu dimana sayang?"

Jadi, hubungan Bellvania dengan mami sudah sangat baik. Walau masalah antar keduanya belum terpecahkan. Namun, baik Bellvania dan mami sama-sama mencoba melupakan masalah itu, untuk membangun hubungan yang lebih baik. Bellvania juga setuju untuk kembali di panggil "Vania" oleh mami, walau sebenarnya ia masih sulit mendengar panggilan tersebut. Dan hubungan yang baik ini terjalin karena Arza. Pria itu mencoba memberi Bellvania pengertian sehingga bisa berbaikkan dengan maminya.

MARRY YOU? [END]Where stories live. Discover now