16. Belive me

14.7K 617 5
                                    




Bellvania bergegas keluar dari mobil begitu Arza memarkir mobilnya di halaman rumah mereka. Saat menutup pintu mobil Bellvania membanting pintu itu keras. Menandakan ia marah pada Arza. Sedangkan Arza hanya menghela nafas melihat tingkah Bellvania. Wajar, Bellvania marah. Arza memang sudah keterlaluan kali ini.

Bellvania terus berjalan memasuki kamarnya tanpa mempedulikan rumah mereka yang gelap gulita karena tidak ada satupun lampu yang menyala. Dengan cepat Arza menyalakan semua lampu rumah, khawatir Bellvania akan tersandung. Namun Bellvania tidak peduli, ia terus melangkahkan kakinya menuju kamar yang di susul oleh Arza di belakangnya.

"Bell..." panggil Arza lembut

Bellvania hanya diam. Ia memajamkan matanya seakan-akan terlelap tidur. Arza hanya menghela nafas dan berlalu pergi.

Jujur Bellvania sangat kecewa dengan ucapan Arza sebelumnya. Mengapa Arza harus mengatakan hal itu padanya. Entah alasan apa, tapi tidak seharusnya ia mengatakan hal itu pada Bellvania.

Tubuh Bellvania seketika mematung. Ia membuka matanya dan mendapati Arza sedang membuka kaos kaki yang membungkus kaki Bellvania. Setelah itu, Arza membersihkan wajah Bellvania dengan handuk kecil. Menghapus riasan yang Bellvania gunakan.

"Kan kamu sendiri yang bilang harus cuci muka dulu sebelum tidur. Nah, sekarang kamu bisa tidur, Bell. Good night"

Bellvania hanya diam. Tidak ingin menatap Arza. Walau perlakuan Arza saat ini begitu manis dan hampir membuatnya goyah. Tapi ia tidak akan menyerah semudah itu.

"Maafkan aku... aku salah..."

"Kamu tidak mencintaiku?" Tanya Bellvania pelan

"Aku sangat mencintamu..."

"Kamu ingin mengakhiri pernikahan ini?"

Arza diam sesaat, "Aku mungkin sudah gila jika melakukan hal itu"

Bellvania menyibak selimut yang menutupi tubuhnya. Ia bangun dan menatap Arza dengan penuh kasih.

"Lalu mengapa kamu menyuruhku menolak pernikahan ini jika akan di beri kesempatan untuk mengulang waktu?"

Arza mengalihkan pandangannya dari tatapan Bellvania.

"Kenapa kamu diam, Za?"

"Aku hanya takut akan melukaimu suatu saat nanti. Aku takut kamu akan terpuruk dan terluka begitu dalam jika aku menyakitimu. Aku takut, Bell..."

"Melukaiku? Yang aku tahu selama aku mengenalmu, kamu selalu menjagaku. Kamu selalu melindungi aku. Kamu selalu memenuhi keinginanku agar aku bahagia. Tapi kenapa sekarang kamu malah takut melukaiku, Za?"

Tubuh Arza lemas mendengar ucapan Bellvania. Ia duduk di samping Bellvania dan menatap wanita itu sendu.

Arza membelai wajah Bellvania lembut. Ia mengusap air mata yang membasahi wajah Bellvania.

"Aku percaya sama kamu, Za. Aku tahu kamu nggak mungkin membiarkan aku terluka. Jadi sekarang berhentilah berpikir seperti itu. Jadilah diri kamu yang sebenarnya. Arza yang baik dan selalu bersamaku. Kita hadapi semuanya sama-sama"

"Apapun yang terjadi kedepannya, percayalah padaku, Bell"

Bellvania tersenyum dan mengangguk pelan, "Ya, aku akan percaya padamu"

"Sekarang ayo kita tidur"

Bellvania mengangguk lalu masuk ke dalam pelukan Arza. Membenamkan wajahnya ke dada Arza. Menikmati kehangatan yang di berikan Arza untuknya.

•••

Bellvania membuka matanya perlahan. Ia melirik jam yang ada di sampingnya. Pukul 8. Arza sudah tidak ada di samping Bellvania.

MARRY YOU? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang