13. berhasil!

2.4K 99 15
                                    

" Hanya ada satu alasanku untuk meninggalkan kamu, umurku yang tersisa satu detik lagi. "

***

Vano membuka pintu rumahnya, ia melihat sang ayah si Hendi. Ia melihat seluruh pembantu dengan wajah kakunya, seperti itulah jika ayah Vano datang.

" Vano? Udah pulang? "

Vano mengabaikan suara itu, ia terus berjalan dengan tegap.

" Papa Yakin telinga kamu masih berjalan normal. "

Vano menarik bibirnya sinis.

" Berhenti Vano, jangan bersikap seperti anak durhaka! " Wajah Hendi tampak memerah.

" Papa selalu membiayai kebutuhan kamu, kamu tak pernah kekurangan apapun. "

Miris. Dalam hati Vano.

" Vano berhenti, atau tidak papa akan kesana dan menampar kamu! "

Vano masih mengabaikannya, seandainya ia mati karena ayahnya sendiri, setidaknya ia bisa bertemu Kakaknya di alam sana kan?

" Vano!! " Bentak Hendi.

Vano dapat mendengar jelas, langkah kaki ayahnya telah mendekat.

" Jadi begini balas budimu terhadap apa yang sudah ayah lakukan kepadamu!? " Tanya Hendi, sekarang Hendi tepat berdiri disamping anaknya yang dingin.

" Vano cape, Vano ga punya waktu buat denger nasihat bijak papa. " Vano menutup pintu kamarnya keras.

Hendi menggeleng keras,bagaimana bisa anaknya sangat keras kepala!

" Papa cuma bilang kalau selama papa diluar negeri, katanya beberapa kali kamu mengurus perusahaan? "

" Kalau benar katanya, perusahan kita untungnya naik pesat. Para penanam saham juga berdatangan ke perusahaan papa, menurut papa perusahan papa akan terus maju jika kamu yang mengurusnya.. Jadi stop untuk melakukan hal tidak penting. Fokus agar bisa lolos tes kuliah ke Amerika, kamu mengerti? " Ucap Hendi panjang lebar.

Vano mengepalkan tangannya, wajahnya sudah memerah karena mengingat masa lalunya yang begitu pahit. " Papa bukan papa yang baik,"

" Mama.. Vano kangen.. " Lirih Vano.


***

Bruk!

" Aduh jatuh semua! " Keluh Naca, ia tak sengaja menjatuhkan semua belanjaannya depan kasir.

Sebuah kaki menginjak salah satu belanjaan Naca, sungguh Naca bersumpah ia akan membunuhnya!

" Woi gila.. Liat - liat dong kalau jalan!! " Marah Naca.

Dengan lebih cepat Naca memunguti barang - barangnya dan segera membayarnya.

" Siapa sih tadi.. " Tanya Naca pada diri Sendiri.

Naca berdiri didepan minimarket, ia akan menunggu orang yang telah menginjak belanjaannya tadi untuk dibunuh.

" Mendung? " Kata Naca, ia melihat langit menjadi keabuan dan gelap

NATASHA Where stories live. Discover now