40 |Never Hurt Him!

2.6K 334 28
                                    

Vote comment 💞🙏

Gak kerasa udah mau tamat lagi beberapa chapter :')
Thank you 💕

'Permainan ini akan selesai'
-unknow-

Malam ini, Jisoo tidur tidak nyenyak. Ia terus saja gelisah, seperti tau akan sesuatu yang terjadi. Ini pukul 01.35 pagi. Ia bingung dengan apa yang ia pikirkan, sampai ia berkeringat dingin walau di kamar ini pendingin ruangan sudah dinyalakan. Apa sebenarnya yang terjadi?

"Huh! Huh! Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa aku begitu gelisah?" Jisoo mengambil air dan menuangkan nya di dalam gelas kosong. Lalu meminumnya.

Perasaan Jisoo tidak enak. Kenapa ia menjadi sangat gelisah dan ingin keluar kamar? Apa yang sebenarnya terjadi dengannya?

"Aku ingin keluar" Jisoo turun dari ranjangnya, dan perlahan bangun pelan pelan membuka pintu kamarnya.

Tidak begitu ada penerangan. Tapi, ia masih bisa melihat arah tangga. Semua pelayan sudah kembali ke tempatnya masing-masing. Jisoo tak melihat adanya keanehan dalam rumah ini. Tapi, ia lapar jadi ia memutuskan untuk pergi ke dapur.

Saat ia sampai di dapur, ia membuka kulkas dan melihat apakah ada makanan yang tersisa. Dan ternyata ada beberapa makanan ringan yang bisa membuat nya kenyang.

Saat ia ingin membuka makanan tersebut, ia terkejut dengan suara yang terjadi tak jauh dari dapur ini.

Dorrrrrr!!!!

"Tidakkkk!!!!!--"

Jisoo menjatuhkan makanannya, karna terkejut dan sembunyi di bawah kulkas. Ia begitu terkejut dan kaget mendengar suara tembakan dari luar.

"A-aapa yang terjadi??" Ucapnya dalam hati, karna ia tak melihat apa-apa. Dan ia pun, juga tak menghidupkan lampu dapur.

"A-aaku harus kembali--" Ia begitu berlarian dan ia pun tak sengaja menjatuhkan guci milik Taehyung, dan suara pecahan itu membuat nya lebih gelisah.

Pranggggg!!

"Siapa disana?!!" Teriakan itu membuat Jisoo semakin takut. Dengan keringat dingin, ia cepat cepat bangun dan menaiki anak tangga dan kembali ke kamarnya.

Setelah ia sampai di kamarnya, Jisoo langsung menutup nya rapat rapat dan langsung menguncinya. Ia begitu resah. Jantung nya tidak berhenti berdetak kencang. Ia begitu ketakutan dengan apa yang barusan ia dengar.

Pagi harinya, Jisoo bangun lebih awal. Ia begitu takut dan tidak bisa tidur karena kejadian tadi pagi. Hatinya begitu tak tenang, dengan kejadian hari ini. Ia berusaha tidak mengingat nya. Tapi, siapa yang menembak orang itu?

Tok tok tok--

Jisoo membuka pintu kamarnya. Dan Taehyung ternyata yang mengetuknya. "Selamat pagi, Jisoo" Sapanya pagi ini.

"P-ppagi. Wajahmu terlihat sangat bahagia, ada apa?" Tanya Jisoo, yang memang melihat Taehyung berbeda dari sebelumnya.

"Hahaha! Aku selalu bahagia. Yaa, mungkin hari ini berbeda. Aku sangat sangat bahagia. Kau mau berjalan jalan?" Taehyung menawari Jisoo untuk pergi.

"Ah-- aku ingin, bertanya-- Apa kau tau siapa yang memecahkan guci milik ku? Itu guci terakhir yang ku beli dari Italia..." Jisoo tiba tiba terdiam. Ia takut jika mengaku.

"G-gguci? Aku tidak tahu. Aku tidak pernah melihat" Jawab cepat Jisoo, agar Taehyung tidak curiga.

"Baiklah... Jika aku tahu, siapa yang memecahkan guci milikku itu, akan ku pecahkan juga kepalanya hingga hancur, seperti ia memecahkan guci ku itu!"

Deg! Wajah Jisoo tiba tiba, pucat. Saat Taehyung mengatakan kata yang tidak senonoh itu. "Apa apa Jisoo? Kau kurang sehat?" Tanya Taehyung memegang wajah Jisoo.

"Tidak! Aku baik baik saja. Bukankah, kau mengajakku pergi berjalan jalan? Aku mau, tapi bisa kau menunggu? Aku ingin mengganti bajuku" Jawab Jisoo, dan Taehyung hanya tersenyum tipis lalu mengangguk.

"Baiklah, aku menunggu di ruang bawah. Aku menunggu mu, jangan lama" Jisoo cepat menutup pintu kamar nya.

"Jadi, Taehyung membunuh seseorang tadi pagi? Apa yang aku lakukan? Apa ia akan membunuhku juga karna memecahkan guci nya?" Jisoo gelisah ketakutan.

Setelah, Taehyung pergi dari kamar Jisoo. Ia memutuskan untuk meminum teh hijau yang sudah ia minta kepada Bibi Nam. Suasana hatinya sedang membaik, ia sangat tenang sekarang.

"Ini Tuan" Bibi Nam, memberi cangkir yang sudah berisi teh hijau yang diminta Taehyung tersebut.

"Terimakasih, Bibi. Kau membuat suasana hati ku semakin baik" Taehyung tersenyum, lalu mengambil cangkir yang berada di atas meja itu.

"Srupppp! Ah-- semua sudah membaik" Taehyung menaruh cangkir itu kembali.

"Maaf, Tuan Kim. Saya ingin menyampaikan sesuatu" Tanya Youngjae salah satu pengawal Taehyung.

"Ada apa, Youngjae?" Tanya Taehyung lembut.

"Maaf, saya apakan kedua mayat ini? Apa yang harus saya lakukan? Saya harus membawa nya kemana?" Taehyung terkekeh.

"Aku tidak tahu. Bagaimana ya? Terserah mu saja, Youngjae... Aku tidak membutuhkan mayat itu. Buang saja dari rumahku ini, aku tidak ingin ada yang tahu keberadaan mereka"

"Satu lagi. Jangan sampai bau busuk dari mayat mayat itu, tercium oleh ku atau rumah ini. Aku bisa saja membunuhmu, jika sampai hal itu terjadi Youngjae" Youngjae hanya mengangguk lalu menunjuk kepalanya.

"Baiklah, Tuan Kim. Saya permisi" Youngjae kembali dan melakukan apa yang Taehyung minta.

"Eum-- Bibi Nam... Kau tahu kan, jika kau sudah mendengar ini?" Bibi Nam, hanya bisa menunduk tak berani menatap wajah Taehyung, sambil mengangguk mengerti.

"I-iiya Tuan Muda K-kkim" Taehyung terkekeh geli.

"Baiklah, bagus jika kau mengerti. Ini bukan pertama kalinya, aku melakukan ini. Jadi, kau sudah terbiasa" Taehyung langsung bangun setelah menyeruput teh hijau dalam cangkir, yang Bibi Nam buat.

"Terimakasih, teh hijau hari ini Bibi Nam. Ini sangat enak, lain kali buatkan aku peppermint tea.. aku ingin mencoba pertama kalinya, kau membuat kan teh itu padaku" Jawabnya dengan senyuman khasnya.

"Hari yang indah..."

Tbc.

Vote comment juga jangan lupa 🙏💞
Makasih semuanya 💜
Babayy 🌹
Maaf kalo kalian masih kurang ngerti jalan ceritanya... Udah ngerti kan?? Hehe
Nanti bakal dijelasin biar ngerti yahh hehe

Shivrann.

Devil With The Purple | kth kjsWhere stories live. Discover now