Chapter 15

30 2 0
                                    

"Mama, daripada aku mempelajari hal yang bahkan tak menarik minatku, mengapa kalian tak membiarkanku menggunakan waktu yang begitu berharga bagiku untukmengembangkan bakatku?" Mark balik bertanya kepada Mamanya, yang cukup membuat sang mama terdiam. "Bakat yang jelas-jelas berguna dan mampu mencerahkan masa depanku,"

"Mencerahkan masa depanmu?" ulang Papa Mark. "Dapat motivasi darimana kamu hingga bisa berucap seperti itu?"

"Dari teman-temanku," sahut Mark dengan bangga. "Minhyuk dan, Youji," ucapnya tersenyum.





~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Minhyuk... sepertinya aku pernah mendengar nama itu beberapa kali," kakak Mark, Tammy yang baru datang dari dapur, ikut menimpali. "Bukankah dia temanmu saat SMP dulu?"

Mark membalas pertanyaan kakaknya dengan anggukan pelan namun tetap tidak mengubah ekspresinya. Ekspresi yang hampir menunjukkan raut kekecewaan bercampur kekesalan bahwa mengubah pemikiran keluarganya masih tidaklah mudah. "Youji adalah murid pertukaran pelajar dari Korea Selatan, dia teman baruku, dank arena dia jugalah aku semakin yakin dengan apa yang aku inginkan,"

Papa Mark mengernyitkan dahinya dan tersenyum sinis. "Jadi kau mau bilang bahwa kau berhasil terpengaruh oleh temanmu itu?"

"Tidak, Papa!" sahut Mark menahan amarahnya. Biar bagaimana pun ia masih harus ingat bahwa yang sedang berbicara dengannya saat ini adalah orangtuanya. Tentu saja Mark tidak melupakan batasannya dan tidak ingin menjadi anak yang kurang ajar, meskipun dengan keluar dari rumah dan tinggal di asrama sekolah yang masih dibayari orangtuanya sudah cukup membuatnya kurang ajar. "Kenapa Papa bicara begitu? Youji gadis yang baik, aku mengagumi semangatnya. Dia pun juga memiliki cita-cita yang keren dan aku termotivasi olehnya. Tidak bisakah kalian memahami itu?" Tanya Mark yang suaranya hampir melemah sambil menatapi satu persatu anggota keluarganya.

Tammy mengangkat bahunya. "Aku akan selalu mendukungmu, Mark. Apapun yang kau inginkan selama itu berada di jalan yang benar dan bernilai positif untukmu," Tammy berusaha menghibur Mark. Dia sejujurnya senang Mark memiliki impiannya sendiri dan tidak menjadi 'boneka' keluarganya.

Joey mengangkat tangannya diikuti oleh Grace. "Aku juga," kata Joey dan Grace bersahutan.

Melihat sang putra tertunduk sedih, mama Mark menggenggam tangan putranya erat. "Apa kau yakin dengan semua ini, Mark? Kau bilang temanmu itu murid pertukaran pelajar, lalu setelah dia kembali ke Korea sana apakah kau yakin dia masih akan terus mendukungmu seperti sekarang?" tanyanya khawatir. "Mama tidak ingin kamu pergi ke Korea untuk hal yang percuma.

"Aku pergi ke Korea bukan sekedar untuk mengejarnya, Ma. Aku akan ikut audisi, karena memang itulah tujuan awalku. Kehadiran Youji adalah pelengkap motivasiku, yang semakin menguatkan keinginanku," sahut Mark. Kini dia tak punya kekuatan lagi untuk berdebat dengan kedua orang tuanya. Kemudian ia bangkit berdiri. "Sudahlah, aku pergi saja. Aku akan kembali ke asrama, maafkan aku yang masih menumpang uang kalian untuk membiayai hidupku,"

Sang papa berdiri. "Mark, kau tahu meskipun kau mencoba pergi ke Korea kesuksesanmu masih masih mengambang belum jelas karena kau belum mendapat restu orang tuamu," ujarnya memperingatkan Mark yang berdiri mematung membelakangi mereka.

[GOT7 Mark FanFiction] Falling in Love With YouWhere stories live. Discover now