08 • Who is She?

Start from the beginning
                                    

Guanlin mengangguk setuju. Memang jika dilihat sekilas, tidak ada yang menyadari hal itu. Bahkan lelaki itu juga tidak akan mengetahuinya jika tidak mencari tahu lebih lanjut dan berteman dekat dengan gadis itu. Hingga Guanlin sadar ia jatuh cinta pada Sera.

Selama beberapa saat tanpa bisa dicegah lagi ingatan keduanya terlempar ke masa lampau, saat mereka masih mengenakan seragam sekolah. Saat itu Guanlin berada di tingkat pertama sedangkan Jihoon sudah di tingkat akhir.

"Aku berteman dekat dengannya," gumam Guanlin tiba-tiba, memecah lamunan Jihoon dalam sekejap. Mengingat masa SMA membuat Guanlin teringat kembali pada perasaannya yang tidak terbalas. Situasi yang dibencinya itu kembali menyeruak, namun ia sudah tak gentar lagi menghadapinya. Lelaki berkulit putih itu membalas tatapan yang dilayangkan Jihoon kepadanya. "Oleh karena itu, hyung, apapun yang terjadi aku ingin kau menjaganya."

Karena aku mencintainya.

"Apa?"

"Aku memintamu menjaga Han Sera," ulang Guanlin kali ini diseratai dengan penegasan.

"Kenapa k-kau ... memintaku?"

"Karena dia memilihmu."

Jihoon masih tidak habis pikir. "Apa kau tidak merasa ada yang aneh, Guanlin-ah? Dia teman dekatmu jadi aku rasa, seharusnya kau yang berada di posisiku."

"Tidak, hyung," tukas Guanlin tegas.

"Maka dengan begitu kau bisa menjaganya langsung," ujar Jihoon mengabaikan respon Guanlin, seolah ada lampu terang di atas kepalanya. "Ya, aku rasa dia salah memilihku."

"Hyung."

Jihoon terdiam dan beralih kepada Guanlin lagi, menyadari mata lelaki itu memerah. Jenis ekspresi dan emosi yang hampir serupa ketika dia lihat di ruang hall hari itu, meskipun tidak terlalu kuat. Tapi Jihoon cukup terkejut melihat sisi lain Guanlin yang selama ini disembunyikannya. Membuat Jihoon percaya ungkapan; setiap lelaki memiliki sisi yang berbeda ketika berhubungan dengan gadis yang dicintainya.

"Tidak ada yang salah. Terima saja. Dia memang sudah memilihmu," tegas Guanlin sekali lagi.

Dia benar, karena memilih cinta pertamanya.

"Lalu bagaimana dengan perasaanmu, Guanlin-ah?"

Guanlin tersentak sampai matanya membulat lalu menunjuk dirinya, canggung. "Aku?"

Jihoon mengernyit, mencoba membaca ekspresi lelaki itu. "Kau yakin akan baik-baik saja?"

Selanjutnya, Guanlin tertawa sumbang. Seolah baru mendengar lelucon bodoh sekaligus demi pengalihan untuk menutupi kegugupannya sendiri. Ia menggeleng pelan. "Astaga, hyung. Perasaan apa yang kau maksud itu?"

Ini memang tidak mudah untukku, hyung.

"Guanlin-ah." Jihoon menurunkan suaranya.

"Tentu saja aku baik-baik saja," sahut Guanlin mencoba meyakinkan Jihoon, meskipun lelaki itu biasanya mudah menebak ekspresi, tapi untuk kali ini saja, Guanlin ingin Jihoon gagal menyadari perasaannya yang sebenarnya.

Tapi karena aku tahu Sera akan baik-baik saja, sehingga aku juga akan begitu.

Jihoon menyeringai. Guanlin sedikit khawatir Jihoon berhasil membaca pikirannya dan membahas hal ini lebih lanjut. Lelaki jangkung itu hanya tidak ingin repot mengelak lagi. Namun selanjutnya, Jihoon justru menghela napas. Dia menunduk pasrah dan mengusap rambutnya frustrasi.

"Andai aku punya pilihan lain," gumam Jihoon pelan, karena meskipun ia bisa membaca dengan jelas bagaimana perasaan Guanlin saat membicarakan Sera, semuanya sia-sia saja karena dia tetap tidak bisa berbuat banyak. Satu kesimpulan yang kini bertengger di kepalanya; Guanlin juga berkorban untuk The Wanone.

▪°▪°▪

"Bagaimana bisa kau ke sini?" tanya Jihoon dengan mata membulat, tidak percaya melihat Sera sudah berada di lobby kampusnya ketika jam makan siang tiba.

Gadis itu tersenyum ringan, mengacungkan kotak makanan yang ditentengnya. Jihoon masih belum pulih dari keterkejutannya. Gadis itu masih tidak menjawab, ia membuat gestur; kau harus ikut denganku, lalu berderap meninggalkan lobby.

Jihoon tidak punya pilihan lain. Ia berpamitan sekilas dengan teman-temannya yang masih menatapnya dengan heran, lalu mengikuti ke mana langkah santai gadis itu. Ia benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiran Han Sera kali ini.

"Apa yang kauㅡ"

"Ini." Sera menyerahkan kotak makanan berwarna merah bata itu, menghentikan pertanyaan Jihoon yang masih menatapnya bingung. "Halmeoni-ku yang membuatkannya untukmu," jelasnya setelah berhenti di bawah salah satu pohon rindang yang ada di taman sekitar kampus.

"Sampaikan terima kasihku padanya," sahut Jihoon pelan. Lalu mengambil tempat duduk yang tak jauh dan mulai membuka bungkusan itu. "Woah! Sepertinya porsi ini terlalu banyak untukku sendiri."

Sera akhirnya mendekat, lalu gadis itu menghela napas melihat isi kotak makanan itu. "Sepertinya dia juga ingin kita berdua makan bersama," tebak Sera namun melihat respon Jihoon yang masih terbelalak, ia tersenyum tipis. "Tapi aku sedang tidak berselera, jadi lebih baik kau makan sekarang."

Demi menghargai pemberian Han SooHee, Jihoon melahap makanan itu tanpa ragu. Di bawah pohon rindang di taman kampusnya yang berbentuk nyaris seperti tangga, Sera yang duduk di sebelahnya menerawang ke arah lapangan di bawah sana. Terpaan angin sejuk yang menerbangkan rambut hitamnya sengaja tak dihiraukannya.

"Aku sangat beruntung karena ini, tapi ... tolong, jangan mengunjungiku lagi ketika berada di kampus."

Sera kini balas menatap Jihoon dengan beban yang jelas di mata cokelatnya. "Ini semua juga bukan keinginanku. Setelah ini, ia ingin kita pergi bersama untuk fitting baju," ungkap gadis itu dengan berat hati.

Jihoon merenung mendengarnya. Ia baru sadar pernikahan berlandaskan kerja sama itu semakin dekat, sedangkan ia masih tidak tau apa-apa tentang gadis di sebelahnya. Terkadang gadis itu ceria, namun ia juga memiliki sisi mendung yang cukup serius di mata Jihoon, membuatnya semakin sulit menebak siapa gadis ini sebenarnya.

"Kau akan melakukannya? Aku akan mengikuti keputusanmu."

▪°▪°▪

Kirim semangat buat dedeq Guanlin aku yang lagi mau putus kontrak sama Cube

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kirim semangat buat dedeq Guanlin aku yang lagi mau putus kontrak sama Cube. Semoga selalu dikasi yang terbaik yaa!:")

Anyway, cerita ini sebenernya aku publish di awal dan rutin karna pengen ikut wattys 2019 heheheh. Alhamdulillah udah 10k words, jadi syaratnya udah terpenuhi~

Aku ga berharap menang kok, cuma mau me-challenge diriku sendiri aja.

Jadi setelah ini mungkin aku nggak bisa update setiap hari lagi. Tapi insyaAllah, cerita ini punya ending kok ehehe. Semoga secepatnya.

Dah. Hv a nice day!💓
♡Arin.

Tell Me Why ▪ Park JihoonWhere stories live. Discover now