Geniua Lab

16.6K 1K 19
                                    

"Jadi bagaimana hubunganmu dengan jiminie eoh?" Tanya Seokjin serius, adiknya itu masih belum menikah padahal umurnya sudah lebih dari cukup untuk membina rumah tangga.

Yoongi memusatkan atensinya pada Seokjin, memikirkan sejenak apa yang harus dia jawab. "Aku masih sibuk menyelesaikan lagu ku, Jiminie juga masih menyelesaikan kontrak menyanyinya. Ditambah ia harus membantu Hoseok melatih anak-anak."

"Tapi Jimin sudah melamarmu bukan? Tidak baik menunda hal yang harusnya segera terjadi."

"Hm, Jimin bilang dia akan segera mengurus pernikahan kita eonie, kau tenang saja. Kekee.." Seokjin ikut terkekeh bersama adik kandungnya, rencana pernikahan keduanya memang sudah di depan mata. Namun baik Jimin maupun Yoongi, masih enggan untuk meluangkan waktu -setidaknya mengambil cuti.

"Kau harus-"

"Mama~"

Ucapan ibu muda itu terhenti begitu keduanya mendengar sebuah rengekan kecil, fokusnya beralih menuju kereta bayi dimana Jungkook menggeliat dengan tangan terkepal seraya menguap lebar.

Yoongi memekik, "Aigoo~ lucunya~" tangannya merangsek, mencubit pelan pipi tembam si keponakan. "Eoni, kookie untuk ku saja ya? Lucu sekali. Oh! Lihat matanya terbuka."

Seokjin memperhatikan dengan senyum keibuan, bagaimana bayinya mampu menjerat atensi orang di sekelilingnya hanya dengan ekspresi polos nan lucu.

"Mama~ hiks.. huwaaa~" dan pecahlah tangis si bayi. Yoongi menjauhkan tangannya, melirik penuh tanya ke arah Seokjin.

"Apa aku mencubitnya terlalu keras?"

"Haha~ tidak." Ibu muda itu tergelak tak tega, segera mengangkat bayinya menuju pangkuan. Membuka kancing kemeja atas dan mengeluarkan salah satu payudaranya, meletakan tepat di depan mulut mungil Jungkook. "Setiap kali bangun tidur, kookie memang selalu haus. Hal pertama yang dicari adalah susu dan orang di sekitarnya."

"Ahh begitu~" matanya melirik Seokjin yang menimang kecil bayinya, begitu damai. Bagaimana mata bulat Kookie terbuka lebar persis onix boneka dengan bulu mata lentik yang basah akibat sisa air mata. Cantik, terlampau cantik untuk ukuran bayi lelaki.

"Sebentar lagi jam makan siang, aku akan menghubungi Jiminie, Hoseok dan Namjoon agar bertemu di ruang dance untuk makan siang."

.

.

.

Semunya duduk bersila dalam posisi melingkar, di tengah mereka ada berbagai macam menu makan siang mulai dari daging, sayur dan dessert manis yang menggugah selera.

Lain halnya dengan orang dewasa disana, Kookie kecil justru tekun mengemuti sekeping biskuit bayi jatahnya yang masih utuh, tubuh gempalnya duduk dengan bantal sebagai sanggahan punggungnya. Takut-takut tubuhnya oleng.

Sementara dilain sisi ada Taehyungie yang mendadak wisata kuliner, mencicipi dari menu ke menu. Mengundang kikikan geli dari orang dewasa disana. Pasangan Kim bersyukur karena Taehyung merupakan balita yang tidak rewel perihal makanan, yang penting makanan itu tidak panas dan tidak bergerak.

"Taehyungie~ ayo makan nasi dan dagingmu dulu, setelah itu kau bebas memakan cake strawberry sesukamu."

"Benalkah mama?" Pekiknya antusias.

Mamanya mengangguk, menyuapkan segumpal kecil nasi kemulut anaknya. "Ya~ asal kau berjanji untuk tidak berlebihan mengerti?"

"Ne~"

Taehyung kembali fokus memainkan bola merah seukuran bola tenis ditangannya, menggelindingkan dari tangan kanan ke tangan kiri sementara mulutnya sibuk mengunyah suapan dari mamanya. Sampai sesuatu terlintas dalam kepala mungil Taehyung.

Little Family (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang