- Prolog -

193 20 6
                                    

***

*



Aku,
"Mafaza Salshabilla"


Gadis yang percaya bahwa 'cinta itu hanya kalimat semu yang memuakkan'.

Sejak kecil, Aku selalu heran mengapa Khalayak tak bosan membicarakan tentang cinta. Seakan cinta adalah segalanya.

Cinta bukan Brillian maupun Emas?

Lantas, mengapa orang terlalu meagungkan?

lebih parahnya ada yang rela mengorbankan hidupnya demi cinta.

Bodoh bukan?

Setiap kali ku cerca begitu.

Salah satu dari kawanku yang sudah tercemar kerap menohokku

"Kamu akan tau nanti, ketika pengalaman pertama mu menjumpai. Kamu akan semacam aku atau bahkan melebihi. Kamu akan mengerti. Kala kamu merasakannya sendiri. Resah namun candu. Ingin pergi namun tertahan. Rumit namun memabukkan. Tak dapat ku jelaskan rincinya gadis tanpa cinta mana tau apa itu cinta? Dijelaskan pun kamu akan fikir aku membual."

Kalimatnya menjadikan aku semakin menajamkan rasa heran.

Tak menolak untuk rasa penasaran yang begitu mengundang sekadar ingin mengenal atau setidaknya tau tentang cinta.

Namun, Salsha tetap Salsha.
Terlalu malas untuk perduli.
Terlalu mensugesti; Meneliti itu membuang waktu.

Aku berprinsip.
'Menganggap bisa hidup sendirian tanpa perlu melibatkan diri dengan urusan perasaan terhadap laki-laki.'

Sebab itu. Ku batasi interaksi.
Selalu menghindari laki-laki.

Bukan sebab membenci, ataupun takut. Hanya saja, Aku memang tak tertarik sama sekali.

Terutama. Aku terlampaui ilfeel.
Dengan sinetron receh, bertema cinta yang kerap kali berlalu lalang di televisi Indonesia.

FTV yang menyuguhkan tontonan terlampau manis ah bukan,
Sok manis.
Tentang cinta.

Yang Fatalnya, malah berakibat mensugesti masyarakat untuk berhayal.

'Akan adanya pangeran berkuda putih. Dengan sikap dan penggambaran tokoh sempurna selayak negri dongeng. Lengkap dengan misi menyelamatkan si upik abu dari penderitaannya'.

Bullshit!, sampah!
Aku mengumpat pasti.

Pangeran yang merelakan segalanya demi gadis yang dicintainya?

Bagi Salsha 'Semua itu hanyalah omong kosong'

Terlalu bodoh dan konyol.

Sampai datang masa itu.

Aku mengenal seorang laki laki.

Ku rasa benar mengenal.

Bukan hanya sebatas tau seperti biasanya.

Si Laki laki Parasit pengundang emosi awalnya.

Lalu terkadang bersikap terlalu manis hingga mampu membuatku bersemu.

Ribuan kali aku mengumpati diriku? Apa yang salah dengan aku?

Perlahan Dia.
Mengubah semua persepsi dan cara pandang ku tentang cinta.

Inilah cerita ku: Laki laki pertama yang mengusik hidupku.

Kutukan dari Penolakanku tentang keberadaan cinta didunia.

Sepertinya begitu.


***

Masa itu - 2014


***


Ditulis.
Senin, 18-Nov-2019

Badboy Alim; Sijenaka Pengacau Prinsip Där berättelser lever. Upptäck nu