Wattpad Original
There are 10 more free parts

Part 1 - Can't Stop Loving You

219K 8.3K 884
                                    

FLORENCE, ITALIA

Florence merupakan salah satu pusat arsitektur renaisans dan seni yang paling penting di Italia. Kota cantik tersebut merupakan ibu kota provinsi Firenze, regional Tuscana. Kota ini dibelah oleh Sungai Arno, di kaki perbukitan Apennine dengan populasi penduduk sekitar 400.000 jiwa. Dikenal sebagai pusat budaya dan ekonomi di Italia dan Eropa sehingga dijuluki "Athena di Barat".

Di kota inilah orang-orang yang berperan dalam perkembangan renaisans terlahir, di antaranya Giotto, Luca della Robbia, Botticelli, Verrocchio, Fra Angelico, Michelangelo, dan Leonardo da Vinci-pelukis Mona Lisa.

Ada banyak tempat wisata yang bisa dikunjungi di tempat ini. Galeri Uffizi, Palazzo Vecchio, Museum Nasional Bargello, Oltrarno, dan masih banyak lagi tempat menarik lainnya.

Alesha beruntung karena bisa menginjakkan kaki di kota ini. Signor Romano dan istrinya menyambut kedatangan Alesha dengan tangan terbuka. Bahkan dengan senang hati sang maestro berumur enam puluh tahun itu mengajarkan Alesha beberapa teknik melukis.

Satu bulan tinggal bersama sepasang suami istri itu membuat Alesha menemukan keluarga baru. Signor Romano dan istrinya hanya tinggal berdua di rumah sederhana mereka. Karena ketiga anaknya sudah menikah dan memiliki rumah masing-masing, wajar jika kehadiran Alesha memberikan warna baru pada kehidupan senja mereka.

Di sebuah ruangan yang luas, terlihat dua orang berbeda generasi sedang duduk menghadap kanvas masing-masing. Sibuk berkutat dengan kuas dan cat.

Tampaknya, ruangan itu didesain khusus sebagai studio melukis. Puluhan lukisan menggantung di dinding bercat putih. Sementara patung-patung antik tampak bertengger di meja sudut ruangan.

Alesha mendesah kasar. Entah sudah berapa kali ia salah memberikan warna pada lukisannya. Lukisan seorang noni Belanda yang tengah duduk di antara rumpun melati. Baiklah, sejak kapan bunga jasmine memiliki warna merah?

Wanita itu meletakkan kuas dengan kasar, mengamati lukisan yang dibuat dengan setengah hati. Terlihat sangat buruk. Sudah berkali-kali Signor Romano mengatakan, jika ingin lukisan terlihat hidup, maka harus dibuat dengan sepenuh hati.

Diliriknya lelaki tua berperawakan kurus yang sedang menyempurnakan lukisan seekor naga di sudut ruangan. Gambar setengah jadi itu terlihat nyata, seekor naga besar menyemburkan api dan tanpa ampun membumihanguskan sebuah perkampungan.

"Lukisanmu tidak akan pernah selesai jika kau sibuk dengan perasaanmu, Alesha."

Signor Romano berseru dalam bahasa Indonesia yang sangat fasih. Semasa muda, pria berumur enam puluh tahun itu sering berkelana dan tinggal di berbagai negara, salah satunya Indonesia. Tidak heran jika pria tua itu menguasai berbagai macam bahasa.

"Jangan dipaksakan jika memang belum siap. Itu hanya akan menghasilkan lukisan yang buruk. Istirahatlah sejenak untuk mengumpulkan titik fokusmu!" saran Signor Romano.

"Baiklah, Signore!" Alesha membereskan peralatan melukisnya, lalu menghampiri Signor Romano. "Apa naga ini juga akan disertakan dalam pameran lukisan beberapa bulan lagi?"

Signor Romano mengangguk. "Tentu saja. Di pameran nanti akan ada banyak pencinta karya seni yang hadir dari seluruh dunia. Aku juga akan menyertakan lukisanmu. Jika beruntung, semua orang akan mengagumi lukisanmu, dan saat itulah kau akan menjadi salah satu seniman yang diakui oleh banyak orang, bahkan dunia."

Kalimat Signor Romano terdengar menggiurkan di telinga Alesha. Andai saja itu bisa menjadi kenyataan, maka Alesha berhasil mewujudkan impian almarhumah Mama.

Signor Romano adalah salah satu seniman bertangan dingin, berkali-kali mengadakan pameran lukisan dan selalu sukses menyita perhatian para pencinta seni dari seluruh dunia. Alesha merasa sangat beruntung karena bisa menjadi salah satu murid sang maestro.

Ex Husband Where stories live. Discover now