Wattpad Original
Ada 8 bab gratis lagi

Part 3 - I Love You

133K 7.1K 726
                                    

Roda-roda waktu terus berputar. Tidak terasa, empat musim di benua Eropa pun berlalu. Tidak mudah bagi Alesha untuk melalui kehidupannya di negara asing. Bukan karena terik matahari di saat musim panas, bukan pula karena tidak tahan cuaca ekstrem saat salju mengguyur kota Florence.

Kesulitan itu lebih mengarah pada perasaan, tentang bagaimana ia terus membunuh cinta di hati dan memusnahkan rindu yang datang tiba-tiba. Tidak mudah ketika ia harus berjuang mengenyahkan bayangan pria bermata hazel yang terus menjadi mimpi buruknya.

Beruntung, di tengah kesulitannya dalam mengendalikan perasaan, Signor Romano dan istrinya dengan senang hati memberikan dukungan. Termasuk Danu yang selalu bersedia menjadi teman bertukar pikiran meski pria itu tinggal di Jakarta.

Di tahun inilah, Alesha berhasil meraih titik kesuksesan. Seniman itu berhasil menyerap seluruh ilmu dari sang maestro. Hasil karya seninya bukan lagi lukisan yang bisa dipandang sebelah mata. Kini semua mata pencinta karya seni di kancah internasional sedang tertuju padanya.

Semua berawal dari seminggu yang lalu, saat beberapa lukisan Alesha dipajang dalam sebuah pameran seni di kota Florence. Karya seninya bersanding dengan ratusan lukisan seniman dari seluruh penjuru dunia.

"Kau berhasil menyihir pengunjung pameran dengan lukisanmu, Alesha!" ujar Signor Romano dengan bangga.

Ya, pengunjung tidak merasa puas jika hanya melihat lukisan Alesha dalam sekedip mata. Seperti ada kekuatan magic yang membuat seseorang ingin menghabiskan waktu lama untuk menikmati hasil karya luar biasa itu.

Terutama sebuah lukisan berjudul LOVE INSIDE THE WOUND, menggambarkan sosok pria dan wanita yang berdiri saling berjauhan dengan latar lembayung senja. Jemari wanita itu menggenggam setangkai bunga mawar, durinya yang tajam menancap dan melukainya. Lukisan itu terasa menghipnotis, bahkan beberapa orang harus meneteskan air mata, seolah mereka benar-benar merasakan sebuah kesakitan.

Atas kesuksesan tersebut, wartawan beramai-ramai mewawancarai Alesha. Keesokan harinya, wajah wanita itu menghiasi sampul berbagai majalah dan koran. Semua media berlomba-lomba menampilkan berita terkini di dunia kesenian.

***

Suara cangkir beradu dengan lantai memecah kesunyian pagi. Darren menatap serpihan cangkir porselen dan cairan hijau yang mengotori lantai. Bersandar di punggung kursi, pria itu meremas rambut frustrasi. Satu tahun berlalu, tapi tidak sekali pun ia mampu menghirup aroma matcha.

Jika dulu ia sangat menggemari matcha karena kenikmatannya, berbanding terbalik dengan saat ini. Aroma matcha menyakitkan, mengulik kenangan masa lalu, membuat Darren merindukan saat-saat di mana ia masih bisa mencium bibir ranum istrinya.

"Selamat pagi, Tuan!" Seorang pria dengan kemeja polo hitam menghampirinya, membungkuk memberi hormat. Albert, salah satu orang kepercayaan Darren.

"Kau datang di saat yang tidak tepat," dengus Darren.

"Maaf, Tuan. Ada kabar penting yang harus saya sampaikan!" ucap Albert dengan nada mantap.

Darren berdecak kesal. "Cepat katakan!"

"Anda sudah membaca koran pagi ini?"

"Sepenting apa? Nilai tukar dolar naik? Atau masalah persengketaan lahan yang akan dibangun perusahaan baruku? Itu bisa kita bicarakan nanti siang!"

"Nyonya Alesha sedang menjadi topik perbincangan di seluruh media."

Darren menegakkan tubuh. Mendengar kabar tentang Alesha, ibarat hujan di musim kemarau. Sebuah anugerah yang sudah lama dinantikan.

Albert menyodorkan koran, telunjuknya mengarah pada foto seorang wanita cantik yang tidak asing di mata Darren. Sebaris judul ditulis dengan huruf besar di halaman pertama.

Ex Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang