Bab 1 (Part 1)

86 6 5
                                    

Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah, setelah long weekend kemarin. Dengan langkah yang cukup ringan seorang gadis itu langsung memasuki SMA Tunas Bangsa. Sekolah yang terkenal elit dengan gedung sekolah yang mempunyai warna dominan putih dan cream.

Eliana Jaymes Pevensie, panggil saja dia Ana sederhana bukan? gadis remaja 16 tahun yang lahir sebagai blasteran Inggris ini terlahir dari keluarga yang kaya. Yang mempunyai rambut panjang bewarna pirang coklat, berkulit putih, dengan mata sipitnya. Tak heran jika dia banyak disukai oleh siapa pun. Sikapnya yang baik, ramah, dan cerdas, itu semua yang membuat orang lain ingin berteman dengannya.

Jam sudah menunjukan pukul enam tiga puluh menit. Eliana yang berjalan perlahan itu, dengan sigap langsung mempercepat langkahnya. Karna dia tak mau di hari pertama nya masuk sekolah, dia akan terlambat.

Tak butuh waktu lama, Eliana berjalan melewati koridor sekolah dan langsung menyapa sahabatnya. Dengan refleks cepat Eliana melambaikan tangannya dan tersenyum kearah sahabat- sahabatnya itu.

Eliana yang sedang asyik menyapa sahabatnya, tiba- tiba saja dia tersungkur jatuh ke lantai karna sosok pria yang menabraknya. Sebuah uluran tangan dengan cepat langsung membantu Eliana yang terjatuh.

"Sini gue bantuin berdiri." Ucap cowok dingin itu sambil meraih tangan Eliana dengan lembut.

Tanpa disadari, Eliana yang terjatuh langsung meraih sebuah uluran tangan itu dari cowok itu.

"Maaf gue ga sengaja nabrak lo."

"Iya gapapa kok." Sambung Eliana dengan cepat sambil merapihkan bajunya dan rambut yang berantakan.

Tanpa mereka sadari, mereka saat ini hanya terdiam, dan kedua bola mata mereka saling bertukar. Deg- deg- deg itulah yang gue rasain sekarang. Ucap batinnya Eliana. Sontak Eliana dengan cepat langsung mengalihkan pandangan nya kearah lain.

"Mmm....ma....ma......ma..." Belum sempat ia mengucapkan terimakasih, cowok itu pun kemudian berjalan melewatinya begitu saja tanpa mempedulikannya.

Eliana yang masih melihat kepergian cowok itu, dia sampai tak sadar kalo jantungnya saat ini berdetak dengan cepat.

"Ana lo kenapa sih?." Tanya Pricell bingung.

"Gu....guuu....guue gapapa kok Cell." Sahut Ana dengan nada yang gugup.

Ana dengan sengaja menepuk pundak Pricell. Karna dia ingin bertanya tentang cowok tadi.

"Cell?"

"Apa? lo mau nanya tentang cowok itu ke gue?! Bentak sahabatnya.

Ana hanya bisa tersenyum dan mengangguk. Lalu ia memberanikan diri untuk bertanya.

"Lo kenal deket sama dia?" Tanyanya yang semakin antusias dengan jawabannya.

"Iya gue kenal, tapi ga terlalu deket sih."

Pricell yang tak mau ketularan virus cinta, ia memilih meninggalkan Eliana sendiri, dan masuk ke dalam kelas. Di sisi lain, Eliana yang sedang berjalan memasuki kelasnya itu ia merasa begitu kesal dan tak terima dengan sahabatnya itu karna sudah meninggalkannya sendiri.

Tiga jam berlalu, keadaan kelas 11-1 sangatlah hening sekarang. Karna mereka yang sedang serius mengerjakan soal- soal fisika. Ditambah gurunya yang bikin semua murid banjir keringat karna merasa takut terhadap guru killer ini.

"Apa kalian sudah selesai mengerjakan soalnya anak- anak?" Tanya Bu Fira dengan suara tegas dan lantang. Beliau adalah salah satu guru fisika yang terkenal kekillerannya. Sebab beliau tak suka jika ada muridnya yang bermalas- malasan, apalagi jika tidak mengerjakan tugas. Dan beliau paling tidak suka dengan basa- basi.

Someone Which Hates DuskWhere stories live. Discover now