23

9.8K 1.1K 56
                                    

song added. enjoy! (kukasih di tiga bagian dalam part ini, lagunya sama semua, tapi aku bener-bener recommend buat puter lagunya waktu baca cerita. cocok banget).

Lindsey Stirling - Forgotten City from RiME

Happy holiday all!

***

23

"Kita akan menuju ke sebuah hutan." Eva membentangkan peta itu lebar-lebar lalu kembali memacu kuda. Mereka sudah berkuda cukup jauh dari letak batu besar. "Hutannya ada setelah menuruni perbukitan ini. Apa petanya benar, Noir?"

Kucing itu mengangguk. Dia masih ingat benar seluruh kerajaannya tanpa peta sekalipun.

Hatinya kembali teriris. Banyak kenangan lama yang membuat Noir sesak.

Eva sedikit melirik pada kucing hitam itu, dalam hati tidak puas dengan jawaban non verbal dari Noir.

Raja Alan memecah keheningan. Ia kembali membuka obrolan. "Seluas apa kerajaanmu? Apa kita benar-benar akan menghabiskan tiga hari untuk sampai ke istana?"

"Jika kita berkuda tanpa beristirahat malam untuk hari ini, maka hanya perlu menghabiskan dua hari saja," ujar Noir cepat, "mengenai seberapa luas Roshelle de Rosemarie, aku tidak bisa mengatakannya. Kalian lihat saja sendiri nanti."

"Perkataan diplomatis itu aku sangat paham maksudnya," gumam Raja Alan disusul tawa. "Gabungan tiga kerajaan mungkin tidak bisa menandingi Roshelle de Rosemarie."

Pedang perak tiba-tiba ikut bergabung dalam pembicaraan, "Kata-kata tak cukup untuk mendeskripsikannya, Yang Mulia. Itulah mengapa tuanku menghindari pertanyaan Anda. Hanya mata yang bisa memuaskan pertanyaan itu."

Eva mengerjapkan mata beberapa kali. Perkataan pedang perak sangat bijak, tidak seperti sebelumnya. Dan lagi, dia seperti melindungi Noir.

Kali ini, pedang legendaris itu menunjukkan sisi aslinya. Sisi yang sangat setia dan menjunjung tinggi tuannya. Itu yang dipikirkan gadis itu.

Raja Alan mengernyit. Dia langsung mengubah topik begitu mendengar suara dari pedang perak. "Sebentar. Apa kau bisa bicara leluasa pada kami seperti itu kali ini? Untuk seterusnya? Tidak hanya pada Nona Eva dan Noir?"

Pedang perak mengiyakan. "Ketika aku menginginkan bicara dengan kalian semua, maka itu yang terjadi. Ya, aku bisa bicara leluasa tanpa harus terpaku ikatan batin antara aku dan tuanku. Semua itu berkat Nona Eva."

"Aku?" tanya Eva tanpa menoleh pada pedang perak yang ia ikatkan di pinggangnya. "Kenapa aku?"

"Kau penghubung, Nona," jawab si pedang.

Eva mengangguk kecil meskipun dia tidak terlalu paham maksudnya. Dia kembali fokus berkuda.

"Fraud, batu itu. Ceritakan padaku, mengapa dia bisa bicara?" Eva kembali menemukan topik agar perjalanan ini tidak membosankan.

Pedang perak menjawab, "Ada banyak hal tak masuk akal di dunia, Nona. Alasanku bisa bicara adalah jiwa manusiaku ada dalam pedang ini, tapi itu berbeda dengan Fraud. Dia adalah bagian dari keajaiban. Beruntung, penyihir tidak tahu-menahu mengenainya ataupun diriku."

"Begitu." Eva menutup topik yang baru saja ditemukannya dengan satu kata.

Keheningan kembali merayapi. Di tambah semilir angin dan sinar Matahari yang lumayan hangat, keheningan itu berubah menjadi rasa kantuk.

Mereka tak pernah beristirahat cukup dalam perjalanan panjang. Ini tantangan.

Di belakang sana, Ratu Renata menguap berkali-kali. Meskipun dia berusaha menyembunyikannya dengan tangan, tetap saja ketahuan. Gelagatnya disaksikan suaminya sendiri diam-diam.

The Abandoned Kingdom - Black || Noir [END]Where stories live. Discover now