Prolog

30.4K 2.7K 67
                                    

"Ibu, ibu! Ceritakan lagi padaku cerita itu!" seru seorang anak perempuan yang berbaring di atas ranjang. Sang ibu hanya tersenyum simpul.

"Sudah berapa kali ibu menceritakannya," gumam sang ibu pelan. "Kau mau lagi?"

"Iya! Aku belum bisa tidur, ibu!" seru sang anak kegirangan.

Ibu itu kembali menghampiri ranjang dan duduk di tepinya.

"Dulu, ada sebuah kerajaan makmur yang dipimpin oleh seorang raja muda. Negerinya sangat makmur, panen melimpah, rakyatnya sejahtera. Si raja muda juga dikenal bijaksana di umurnya yang masih muda, bahkan ia belum menikah," si ibu terkekeh pelan. Anaknya mendengarkan dengan antusias. Si ibu pun melanjutkan bercerita.

"Tapi suatu hari, ada seorang penyihir yang mengutuk seisi kerajaan. Rakyat kerajaan itu mati satu per satu tiap harinya. Di leher mereka terdapat simbol mawar hitam. Orang yang memiliki simbol tersebut, dalam waktu 7 hari akan mati kehabisan darah. Konon katanya, darah itu dibutuhkan sang penyihir untuk ritual awet mudanya."

"Geram dengan si penyihir, sang raja mengutus pasukan untuk membunuh si penyihir. Berhari-hari berlalu. Tidak terdengar kabar dari mereka."

"Raja mulai bertindak gegabah. Ia memutuskan untuk pergi sendiri menghadapi si penyihir. Dengan pedang yang diturunkan dari generasi ke generasi milik sang raja, ditikamnya si penyihir tepat dijantung."

"Kutukan yang menimpa rakyat menghilang. Namun, si penyihir belum mati. Dia hanya kehilangan raga, bukan jiwa. Semua berkat ritual yang ia lakukan."

"Konon, si penyihir akan kembali dengan wujud baru selama 100 tahun. Mendatangkan petaka bagi seisi kerajaan lagi. Saat bulan purnama."

"Sang raja diubahnya menjadi seekor kucing hitam. Pengikut si penyihir. Namun dengan kekuatan turun-temurun yang dimiliki sang raja, ia lepas dari jeratan si penyihir dan hilang dalam gelap malam."

"Kucing itu berkeliaran. Mencari seseorang yang memiliki hati murni, yang mampu mematahkan kekuatan penyihir, dan membawa kedamaian lagi."

"Sama halnya dengan hilangnya sang raja, kerajaan dengan seisinya itu lenyap ditelan gelap. Tak ada yang tahu-menahu mengenai kerajaan itu lagi."

"Hingga sekarang, kucing itu terus menunggu. Umurnya terhenti oleh suatu kekuatan magis. Membuatnya terus mencari sang penyelamat demi negeri itu." Si ibu selesai bercerita. Anaknya sudah menguap untuk yang kesepuluh kali. Ia membenarkan selimut yang dikenakan anaknya.

"Ibu.." panggil sang anak.

"Ya?"

Anak itu mengerutkan dahi. "Kalau cerita itu benar, seandainya sang raja dalam wujud kucing itu mampu menemukan si penyelamat, dengan apa si penyelamat itu membunuh si penyihir?"

Ibu itu tersenyum kecil. Ia menggelengkan kepalanya. "Entah, ibu juga tidak tahu, sayang."

"Tapi, satu hal yang pasti. Membunuh bukanlah jalan keluar. Cinta, dapat mematahkan segalanya," ibu itu mengusap kepala sang anak dan membetulkan selimutnya. "Itu hanya cerita, nak. Sebatas dongeng. Sekarang tidurlah."

***

The Abandoned Kingdom - Black || Noir [END]Where stories live. Discover now