20

9.1K 1.1K 42
                                    

not the end.

The Abandoned Kingdom aku perpanjang sampai 30 chapter karena antusias pembaca yang lumayan bagus.

thankyou all, and happy reading!

***

20

Keesokan hari, mereka terbangun dengan penuh tanya.

"Hei," panggil Raja Alan. "Siapa yang kemarin memadamkan apinya? Yang kuingat sebelum aku tertidur adalah menyeret Alvaro ke tenda. Tadinya aku ingin berjaga, tapi melihat si bodoh itu, aku jadi tertidur.

Alvaro protes. "Aku tidak memintamu mengeluarkan anggur rahasia milikmu. Karena kau, aku tertidur!"

"Sudah, sudah!" sela Renata menengahi. "Jadi, siapa yang berjaga?"

Eva menggeleng. "Tidak. Aku tertidur, Yang Mulia."

Ratu Renata melirik pada Raiga dan Lavia. Keduanya menggeleng persis seperti Eva.

"Jadi, tidak ada yang berjaga?" tanya Renata sekali lagi.

Di saat itulah, Noir melompat dari atas pohon. Entah bagaimana, dia bisa berada di sana.

"Aku yang berjaga."

Semua menoleh pada kucing hitam itu, sedikit bersalah.

"Maaf, karena telah merepotkanmu, Yang Mulia," ragu-ragu Alvaro mewakili mereka. "Malam ini, kami akan membuat jadwal bergilir."

Noir mengeong. "Jangan sungkan. Aku juga bagian dari kalian. Lagipula, kalian kelelahan. Malam tadi tidak ada gangguan, tenang saja."

Alan menimpali. "Jadi, Anda yang mematikan apinya?" Dia mengangkat alis. "Kenapa? Bukankah bahaya jika dimatikan?"

"Lebih bahaya lagi jika tetap dinyalakan," tegas Noir. " Ini bukan di desa kabut/ pencuri, di mana penjaga selalu siaga tiap jamnya. Menyalakan api sama dengan memberitahu keberadaan kita."

Semua mengangguk paham. Alan membungkuk kecil. "Maaf ketelodaranku, Yang Mulia."

Noir mengibaskan ekor. Ia meloncat dan kembali masuk dalam tas milik Eva.

"Jangan terlalu kaku padaku, santai saja," sahut Noir. "Bahkan Eva bisa santai denganku juga pada kalian. Kita akan semakin dekat selama dua minggu, biasakanlah."

Alvaro tersenyum kikuk. "Agak susah mengingat Yang Mulia begitu istimewa. Kami tidak bisa seperti Nona Eva. Kami bingung harus memanggil Yang Mulia bagaimana sedangkan nama asli Yang Mulia tidak ada yang tahu, Nona Eva sekalipun."

"Panggil aku Noir," kata Noir kalem. "Tidak ada yang melarangmu untuk memanggil nama pemberian Eva. untuk nama asliku, setelah semua berakhir, kalian akan mengetahuinya."

"N-Noir," Alan juga Alvaro mencoba memanggil Noir dengan ragu-ragu. Renata sedikit menarik sudut bibirnya ke atas. "Tidak apa-apa?"

Kucing hitam itu mengangguk mantap.

"Noir." Akhirnya Renata berhasil memanggilnya tanpa takut.

"Bagus," sahut Noir.

Eva memiringkan kepala. Berbisik pada Noir, "Tapi, apa itu menyinggung perasaanmu?"

Noir mengeong layaknya kucing yang malu-malu. "Tidak juga. Aku sudah terbiasa."

"Kau menggemaskan." Eva spontan mengacak bulu hitam Noir. Sesuai insting, tentu saja sosok Arion yang bijaksana dan hebat tertutup oleh naluri hewannya yang sekarang. Dia menikmati, sangat menikmati lebih tepatnya, belaian dari gadis itu.

Jika aku adalah pria dewasa saat ini, aku terlihat menyedihkan. Untungnya, aku masih seekor kucing, batin Noir mengasihani diri sendiri.

***

The Abandoned Kingdom - Black || Noir [END]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt