Riddle O

42 5 0
                                    

Oh, O ini akan mengingatkanmu pada sejarah negeri Paman Sam.
Seorang tokoh pendobrak diskriminasi warna kulit dengan pemilihan dirinya sebagai presiden.
Tapi, O ini awalan nama belakangnya.
Masa kecilnya pernah dihabiskan di negara yang kumaksudkan di Riddle A.
Dengan petunjuk seorang mantan presiden,
mudah sekali bukan bagimu untuk menebaknya?

"Teka-teki macam apa ini yang kau berikan padaku?!"

Calon senator Region Asia Tenggara itu menghardik marah ketika disodorkan riddle ini oleh asistennya yang dikenal mempunyai kebiasaan buruk gugup.

Clandis yang mendapat naskah riddle spontan gemetaran dan gelagapan. Gigi-giginya gemerutuk di dalam mulut, dan kedua tangan serta kaki bergerak layaknya seseorang yang menderita parkinson.

Menyaksikan reaksi spontan Clandis yang tampak memprihatikan itu, hati Genova Galigis berbalik menjadi iba. Tangan lembutnya memegang dan mengelus pundak Clandis Satriva.

"Tolong maafkan aku, Clandis. Sebenarnya barusan aku tidak bermaksud marah besar begitu," ucap Nova dengan lembut, mengusap-usap ubun-ubun asistennya seperti layaknya kepada seorang anak kecil.

Secara perlahan Clandis berangsur pulih dari kegugupannya.

"Aku sedang kesal kenapa si Sun-Woo rivalku itu selalu saja tahu kelemahan diriku sehingga mencuri-curi kesempatan untuk berbuat lebih lagi," curhat Nova padanya.

"Sabar... sabar... kuncinya sabar, Nona Nova," akhirnya Clandis sudah bisa buka suara, setelah menarik dan menghembuskan satu nafas panjang.

"Bagaimana aku bisa sabar kalau semalam Sun-Woo sudah hadir dalam pesta pernikahan putri Wakil Senator Asia Tenggara Johan Celebes secara diam-diam?"

"Oh, berita singkat yang ditayangkan di layar dekat Fun Easy Science yang di Central Park Distrik Lima Area Singapura tadi?" tanya Clandis mengonfirmasikan.

"Tentu saja -- biarpun cuma sepuluh detik, aku bisa menangkap sesuatu yang mencurigakan dari pertemuan rahasia mereka. Judul beritanya memang tentang keluarga Celebes dan pesta itu, tapi bukankah sosok liciknya sempat tertangkap kamera selama satu dua detik saja?"

"Apa mungkin teka-teki yang kudapatkan ini berhubungan dengan mereka?" ujar Clandis menduga-duga dengan keterbatasan informasi yang dimilikinya. Jika sedang berpikir, pria yang tingginya tidak sampai satu setengah meter ini tampak bodoh.

Wajah Nova kembali memerhatikan sekilas selembar kertas di tangan sang asisten, meski menganggapnya receh. "Kau dapat dari mana?" tanyanya datar, seolah tidak menaruh minat sama sekali.

"Entahlah," jawab Clandis pasrah, "seseorang pasti menyelipkannya di tas selempangku. Tapi, untuk apa aku diberi teka-teki nama mantan presiden negeri Paman Sam? Aku sungguh tidak mengerti," keluhnya merasa tanpa daya.

"Politik -- teka-teki itu pasti ditujukan untukku, melalui dirimu," ujar Nova membuat suatu kesimpulan.

"Lalu, apa untungnya bagi si pembuat teka-teki kalau Nona Nova berhasil menebak nama mantan presiden itu?" tanya Clandis menertawakan niat si penulis riddle.

Pikiran Nova jadi teralihkan dari persaingan dirinya dengan Sun-Woo dan Wilson. Dia mulai menduga-duga.

"Bisa jadi dia memberikan amunisi politik untuk diriku untuk mengalahkan kedua sainganku. Ya, aku harus menyelidiki latar belakang mantan presiden yang dimaksudkannya di situ."

"Negeri Paman Sam -- jelas-jelas Amerika Serikat," kata Clandis yang sudah menebak negaranya dengan benar.

"Negara yang dimaksudkan di Riddle A... sedangkan ini Riddle O. Berarti kita harus mencari juga jejak-jejak semua riddle sebelumnya. Sungguh diperlukan sebuah usaha yang sulit," ujar Nova lugas.

"O itu nama belakang sang mantan presiden pendobrak diskriminasi warna kulit. Kita tinggal cari ini dulu, baru sejarah masa kecilnya," nasehat Clandis bagaikan seorang yang sudah sepuh.

Tiba-tiba ponsel Nova bergetar diiringi sinyal masuk pada earphone di telinganya. Segera didekatkan layar gawai tersebut dalam jangkauan kedua matanya.

"Fredderick Adrian -- mau apa dia meneleponku hari ini?"

"Terima saja, nona. Siapa tahu dia menerima teka-teki yang lain," saran Clandis yang seolah mendadak punya kemampuan clairvoyance layaknya Cheryl.

♤♤♤♤♤

Persaingan politik?
Di satu sisi, aku menyukai dan menikmati drama kejutannya.
Mereka berlomba-lomba mencari muka dengan memberikan yang terbaik.
Bagiku, itu semua cuma jualan kecap nomor satu.

Meski begitu, kami melacak latar belakang serta sepak terjang mereka semua.
Genova, Sun-Woo, dan Wilson merupakan sosok-sosok menarik di Region Asia Tenggara.
Hingga kutemukan kebijakan yang akan dipakai seandainya memenangi pemilu.
Membuat kami harus mengirim riddle pada salah satu di antara mereka.

Hai Nova, salah satu calon penyeimbang dunia,
salam riddle dari seorang pendukungmu,
ketua The Riddles Conspiracy,
The King of Riddle

The Riddles Conspiracy (2018) ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang