Part 40 - Kanaya dan Arka (Completed)

12.7K 595 62
                                    

Tepat tiga bulan setelah acara lamaran kemarin, hari ini adalah hari yang sudah ditentukan oleh keluarga sebagai hari akad nikahku dengan Arka.

Ya Tuhan akhirnya kami menikah juga.

Setelah drama memilih dan memilah undangan, drama menentukan venue yang muat untuk undangan kami berdua, dan drama membujuk Mas Ferdi agar tidak perlu turun langsung dalam menghandle acaraku kali ini.

"Enak aja aku nggak turun tangan. Yang nikah anggepannya kaya' adikku sendiri ini. Udah, Na, kamu sama Arka fokus persiapa malam pertama aja. Aku sama si Reyhan kali ini yang repot."

Ucapan Mas Ferdi tak urung membuatku terbahak sambil tersipu juga.
Dan Reyhan, yang termasuk berjasa juga dalam usaha mengembalikan hubunganku dan Arka, hampir setiap hari meneleponku untuk mengabarkan seluruh persiapan pernikahanku.

Oya, untuk penerbitan buku-ku, terpaksa harus ditunda sebulan setelah hari ini, karena bagaimanapun juga prosesnya pasti akan cukup menyita waktu.

Sementara ada satu sosok yang hampir selalu merengut tiap kali digoda oleh Mbak Ode terkait penerbitan bukuku.

"Pokoknya kamu jadi istriku dulu, Na. Baru setelah itu boleh ngapain aja."

Aku bahkan masih mengingat ucapan Arka yang cukup mendiamkanku dengan tersipu, saat kami sedang berdebat tentang tanggal resepsi.

"Ya akad aja kan udah sah aku jadi istrimu, Ka." Aku masih mencoba peruntungan untuk mendebat laki-laki ini.

"Terus resepsinya? Diundur sampai selesai booksigning, tour beribu-ribu kota, dan jumpa fans di segala mall itu? Nggak. Nggak mau."

Aku melongo.
Kemana sisi dewasa laki-laki disampingku ini, sih?
Kenapa jadinya aku lebih mirip seorang ibu yang membujuk anaknya begini?

"Tour beribu-ribu kota dikata konser? Katamu yang penting sah dulu?"

"Yang penting sah dulu emang iya, Na. Trus habis itu menurut kamu, aku bersedia gitu ditinggal-tinggal? Nggak lah."

Aku masih tidak paham dengan ucapan Arka yang terdengar cukup kekanakan itu.

"Mau habis akad atau resepsi, habis itu juga pasti kutinggal-tinggal kan, Ka? Mendingan langsung selesai trus udah gitu kita tinggal resepsi."

"Satu bulan aja, Na. Aku janji gak pakai cutiku banyak-banyak, biar bisa ikut kamu promo buku."

Aku terbelalak. Hampir tidak memercayai pendengaranku sendiri.

"You what? Nggak usah deh punya ide ngintilin aku gini.."

"Kanaya Aditama Soerja yang habis ini ganti nama belakang jadi Adityawan. Aku ini bakalan jadi suami kamu. Bukan ngintilin namanya. Tapi menjaga kamu, bertanggungjawab atas segalanya kamu, dan yang paling penting, memastikan kamu selalu ada dibawah pengawasanku."

Aku mengernyit.

"Kamu lagi bicara sama calon istri kamu ya, Ka. Dibawah pengawasan dikata aku ini bayi apa?"

Arka tersenyum lebar sekali lagi, membuatku justru was-was.

"No objection. Mau apapun pendapat kamu, istri harus nurut apa kata suami. Aku bener nggak?"

Kali ini aku tertawa. Pantesan kasusnya selalu menang di pengadilan, orang sekali perintah langsung bikin keder begini.

----------

Berkali-kali aku mematut riasanku sendiri di kaca. Sambil sesekali menahan senyum sendiri mengingat sepanjang dan sejauh apa perjalananku dan Arka bisa sampai ke tahap ini.

Burnt Bridge (Completed)Where stories live. Discover now