Part 10

4.5K 427 4
                                    

"Oh.. Dia lagi di Surabaya, ada tugas disana. Kamu, sendirian juga?"

Angga mengangguk. "Habis putus sama kamu, aku belum pacaran lagi kok.."

Aku hampir tersedak es dawetku sendiri.

"Maksudku bukan itu, Ga.."

Kali ini Angga terbahak.

"Iya.. iya.. Aku bercanda, Na. Aku paham kok maksudmu.."

Refleks aku menoyor lengannya, membuat sang empunya justru tertawa terbahak-bahak.

"Dari kantor cuma ditugasin lima orang, cabangnya ada tiga, jadi di cabang sini aku doang. Sendirian deh.."

Aku manggut-manggut sambil kembali mengaduk-aduk gelas kedua es dawetku.

"Tapi soal yang sendirian pertama tadi, aku serius kok, Na.."

Lagi-lagi candaan semacam itu.

"Nggak nanya.."

"Iya, aku cuma ngasih tahu aja kok. Gimana rasanya pacaran sama pengacara?"

Angga ini kenapa ya, seenaknya sendiri membelokkan arah pembicaraan, dan hampir selalu memintaku membahas soal Arka.

Bukannya apa-apa, bagiku rasanya tetap kurang pas saja untuk membicarakan pacarku sendiri, dengan seseorang yang notabene adalah mantan pacarku, bahkan meski hubunganku dan Angga memang selalu baik-baik saja bahkan sejak setelah putus dulu.

"Harus banget bahas dia?"

"Dia dia mulu, namanya siapa sih?"

Angga masih belum menyerah menggodaiku rasanya.

"Namanya Arka.. Kamu--"

Belum selesai aku mengucapkan pertanyaan, Angga sudah terlebih dulu menyelaku.

"Aku tahu kabarnya dari anak-anak kampus, beberapa kali ikut hang out mereka akhirnya aku tahu deh kabar kamu sama si Pak Pengacara itu.."

Aku manggut-manggut sekali lagi, mengiyakan penjelasan Angga tanpa sedikitpun ingin menyela.

"Lain kali jalan bareng yuk, sama pacarmu juga. Nanti aku ajak Kiara, calonku.."

Aku menoleh kearah laki-laki disampingku itu, terlihat ia sedang mengedip-ngedipkan matanya, meminta persetujuanku.
Aku mencibirnya sekali lagi.

"Gitu katanya belum pacaran lagi.."

"Dia memang bukan pacarku, Na. Soon to be.."

Lalu kami berdua tertawa bersama sekali lagi.

---------

"Balik dulu, Ga. Kabar-kabar aja kalo ada apa-apa.."

Aku membereskan tas bawaanku, dan mulai bangkit untuk meninggalkan warung tenda itu setelah menghabiskan waktu kurang lebih satu jam untuk mengobrol dengan Angga tadi.

"Masih boleh ngobrol-ngobrol bareng gini kan sama Pak Pengacara?"

Aku menoyor lengannya sekali lagi.

"Pak Pengacaraku nggak lebay, sampai harus nggak ngebolehin aku ngobrol sama temen-temen cowokku.."

Kali ini gantian Angga yang mencibirku.

"Pak Pengacaramu nggak tahu aja aku ini mantanmu, coba kalo dia--"

"Dia tahu kok, mantanku siapa aja, gebetanku siapa aja, bahkan yang mantan calon gebetan, sama kasih tak sampai-ku aja, dia tahu semua.."

Aku buru-buru memotong kalimat Angga, sebelum laki-laki itu mengucapkan hal-hal yang lebih aneh-aneh lagi.

Angga terdiam sesaat setelah aku memotong cepat kalimatnya tadi.

Burnt Bridge (Completed)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें