16: Ada Rasa yang Tak Terucap

Start from the beginning
                                    

"Ar!" suara Reana yang bernada tinggi membuat Arya dan Didit hampir tersedak makan dan minuman mereka. Gadis bulat itu terkekeh, "Sorry nih sorry ... eh Ar, kemarin The A enggak jadi manggung di pernikahan kakak Dhelia, kan?"

Mata Arya membalas Reana, dia membatin bahwa dirinya akan siap menghadapi cibiran dari dua sahabatnya ini karena dia sudah membohongi mereka. Radinka, dia tak menyangka jika sahabatnya satu itu sudah membongkar kebohongannya pada Reana dan Didit.

"Iya, kenapa---"

Reana langsung memotong saat Arya baru saja hendak berucap, "Emang kurang diajar ya itu cewek gila. Seenaknya dia membatalkan kalian, emang enggak ada perasaan banget ya tuh orang. Dasar pohon pisang! punya jantung tapi enggak punya hati!" Cerocosnya

Seketika Arya terkejut, Reana ... kenapa gadis itu berkata seperti itu? dia tidak marah kah seperti Radinka kemarin karena sudah dibohongi olehnya.

"Lo enggak demo dia? gilaaaaa kalau gue jadi salah satu anggota The A udah gue geret tuh si Dhelia ... ke KUA, minta pertanggungjawaban!"

"Eh eh eh kok malah ke KUA sih, enggak nyambung deh! itumah namanya lo yang modus atuh A'."

Didit menyengir cengengesan. Lalu kembali menghadap Arya dengan serius, "sejak kapan dia batalin The A?" tanyanya.

Arya kembali tercengang, jadi, mereka tidak tahu sejak kapan? apakah Radinka belum memberitahu pada mereka sehingga dua orang itu tidak marah seperti gadis yang saat ini sedang guling-guling di kamar meredakan kegalauannya.

"Iya sejak kapan, Ar? kemarin gue lupa nanya sama Kevin."

Kevin?

Kenapa Kevin bisa bertemu Reana.

Seolah tahu, Reana menjawab, "kemarin pas nunggu Di pergi ke toilet, gue lihat Kevin mau masuk kereta terus gue sapa deh, gue tanya bukankah The A manggung, dan dia jelasi semuanya. Tapi gue lupa nanya sejak kapan Dhelia men-cancel kalian. Sejak kapan sih, Ar? apa kemarin pada saat subuh di hari H? lo kan sabtunya masih di rumah Arif dan minggu malam lo gladi, 'kan?"

Arya diam dengan pikiran yang bertanya-tanya, jika Reana tahu semuanya dari Kevin. Maka, tidak menutup kemungkinan jika Radinka juga tahu dari sang drumer The A itu, 'kan?

Dan

Dan Radinka bertanya sangat detail hingga gadis itu tahu bahwa Dhelia membatalkan ketika malam itu, malam yang dirinya memilih ....

"Ar, jawab sih. Malah melamun, ketularan Di nih!" Reana membuat Arya memutuskan pikirannya.

Didit hanya diam memerhatikan sahabatnya.

"Ekhem, ya pas subuh," jawabnya pelan, biarlah saat ini dia kembali berbohong, biarkan saja Radinka yang membuka kebohongannya pada mereka. Dia siap jika harus didepak dari R4.

"Oooooohhhh ... eh gue mau cerita soal Di, semalam dia keluar rumah sendirian. Gue tanya mau ke mana tapi dia bilang ada suatu hal terus pas pulang keadaannya kacau, matanya bengkak, wajahnya merah dan basah. Dia habis nangis bahkan saat berjalan menuju kamar, isakan yang berusaha dia tutup-tutupin dari gue terdengar. Gue khawatir banget, gue paksa buat dia cerita tapi yaaa ... kalian tau sendiri gimana anak Mama Veni satu itu."

Mendengar tiap kata yang terlontar dari bibir Reana, kepala Arya tertunduk, mengingat betapa pedasnya kalimat yang dia lemparkan pada gadis itu.

Radinka seperti itu karena dirinya.

Dia tidak bisa mengeluarkan opini ataupun kalimat pertanyaan seperti:

Dia kenapa bisa seperti itu, Re?

Apa yang terjadi sebenarnya?

Apa jangan-jangan ada yang menyakiti dia?

Tidak mungkin! Karena dia tahu jawaban semuanya, dan hanya satu kata, satu nama, satu orang yang membuat sahabat mereka seperti itu ialah dirinya sendiri; Arya.

Tapi, apa dia sekejam itu? apa ucapannya semenyakitkan itu?

🌹🌹🌹

Yang belum VOTE, mangga ceu di VOTE yaa:) yang udah ngeVOTE saya ucapkan terimagajiiii *eh

Okedeehhh... pokok'e mah makasih banyaaakk la yang udah baca, vote dan komennnnn, Jazakumullahu khoir cintaahhh

Semoga enggak bosen yaa:*

Bye

Anjeni Meis
16 Des 2018

Luka dalam Prasangka ✔Where stories live. Discover now