11: Teledor

1.6K 150 13
                                    

Assalamualaikum, selamat membaca.

Jangan lupa tekan bintang dulu ya sebelum baca:)) belajar lah untuk saling menghargai :) Terimakasih.

Fyi, mulmed cast Arya

🌹🌹🌹


Setelah menelepon Kak Baim, kusimpan ponsel di laci lalu kurebahkan kembali tubuhku di atas kasur seraya menatap langit-langit kamar. Pikiranku kembali mengingat segala kebaikan yang dilakukan Arya semasa SMA dulu.

Dia yang menawariku persahabatan, dia yang mengenalkanku pada A' Didit dan Reana, dia orang pertama yang menegaskan akan selalu menerimaku sebagai sahabatnya, meski aku anak dari seorang narapidana, dia yang selalu membelaku saat diriku dibully teman-teman yang lain dan banyak lagi kebaikan-kebaikan yang dia berikan padaku.

Bagaimana bisa aku mengingat kejahatannya, meski kuakui perilakunya mampu membuatku lebih terluka daripada bully-an yang kuterima semasa SMA dulu.

Lagipula aku tak habis pikir, apa penyebab dia memperlakukanku sekasar itu.

Jika dia bosan padaku, kenapa dia tidak mengatakan secara langsung.

Akina

Kenapa tiba-tiba nama Akina masuk ke dalam pikiranku? Akina kenapa? apa ada sesuatu yang terjadi padanya?

'Ayuk simpan dan baca kertas ini'

'Dikertas itu sebagai jawaban semuanya, Yuk'

Allahuakbar! Aku lupa, kertas! Ya kertas yang Akina berikan padaku sebelum dia pergi bersama Arya tadi. Buru-buru aku merogoh saku jeans karena tadi aku menaruhnya di sini.

Tidak ada

Aku tadi menyimpannya di sini! Sumpah, aku yakin sekali, tapi kenapa tidak ada. Ya Allah, jangan-jangan tidak tersimpan? Dan jatuh di lantai. Ya mungkin saja.

Kulangkahkan kakiku keluar kamar dan berlarian menuju sofa tempatku berdiri pada saat Akina memberikan kertas itu. Kucari di bawah kolong meja, di bawah ambal, di sofa yang kududuki namun masih saja tidak ada!

Ya Allah ... ke mana kertas itu. Aku yakin sekali kertas itu jatuh di sini. Masih kutajamkan pandanganku menelusuri lantai dari ruang tengah, ruang tamu hingga ke teras namun masih tidak ada.

Kuhempaskan bokong di lantai yang terasa dingin, frustasi rasanya. Padahal Akina bilang dikertas itu jawaban semuanya, mungkin saja 'kan jawaban atas sikap Arya selama ini.

"Astagfirullah, lo kenapa, Di?" suara Reana mengangetkanku.

Berdiri lalu mendekati Reana, "A' Didit udah pulang?" tanyaku, Reana mengangguk kemudian kutanyakan lagi padanya, "apa kamu ada lihat sebuah kertas sticky note di sini?"

"Sticky note? punya Akina?" tanyanya. Kuanggukan kepala cepat dan telunjuk Reana mengarah di bawah sofa panjang. Kulemparkan pandangan ke arah yang dia berikan

Benar! ada kertas sticky note yang sudah tergulung. Segera saja aku berlari meraihnya dan membuka isi tulisan yang ternyata:

'Ayuk sudah punya pacar?'

Ini 'kan tulisan sebelumnya. Bukan ini yang kucari dan refleks kulempar kertas itu membuat Reana bertanya namun tak kujawab.

Teledor sekali dirimu, Inka!!

Coba saja kau simpan benar-benar pasti sudah kau dapatkan jawaban semuanya! Aku yakin sekali dikertas itu Akina menuliskan sebuah jawaban sikap Arya yang sangat kasar padaku.

Luka dalam Prasangka ✔Where stories live. Discover now