BAB | 3

32.7K 4.1K 322
                                    

Happy Reading!
Jangan lupa untuk selalu memberikan vote dan komentar!✨

****

"KAK ADRIAN!" seorang gadis yang masih mengenakan seragam putih abu-abunya terlihat berlari dengan semangat menghampiri Aksadrian yang baru saja akan menaiki tangga.

Aksadrian menoleh dan tanpa sadar menyunggingkan senyum tipis. "Bella,"

Sosok bernama Bella itu meraih lengan Aksadrian dan bergelayut manja. "Bella kangen kak..." Ujarnya sambil mengerucutkan bibir sedih.

"Gue yang adek kandungnya aja gak pernah sampai seberlebihan itu." Arikla Queena Hussein lewat begitu saja mengenakan seragam putih merahnya sembari mendengkus malas.

Bella menghentakkan kaki merajuk, "kak Adrian...lihat Rikla,"

Arikla menghempaskan tasnya secara asal diatas sofa, "Kak Aby!" Tanpa aba-aba dia berteriak semangat ketika melihat Abytha memasuki ruang tengah bersama Mbok Nur.

Aksadrian menatap Abytha sejenak, pandangan mereka bertabrakan.

"Kak Adrian, denger Bella gak sih?" Suara lembut penuh penekanan tersebut menyentak Aksadrian dari tatapannya.

Senyum geli tersungging di bibirnya. "Denger Bel, tadi kakak baru aja mau datengin kamu ke rumah. Kamu udah duluan kesini," ia merangkul Bella menaiki tangga, membawanya ke kamar.

Abytha menatap pemandangan tersebut tidak perduli. "Rikla udah makan siang belum?" Nada ceria yang digunakan gadis berkacamata minus itu membuktikan bahwa Aksadrian tidak membawa pengaruh apapun padanya.

Arikla cengengesan, "belum. Sengaja mau makan disuapin kak Aby, udah seminggu nggak kesini."

Abytha meraih bocah kelas enam SD tersebut kedalam pelukan. "Kalau gitu kita makan, yuk! Kak Aby juga udah laper banget."

Mereka berjalan pelan menuju dapur sambil tertawa pelan karena guyonan Arikla.

Dari lantai atas, Aksadrian menyunggingkan senyum. Dia sengaja membiarkan Bella masuk terlebih dahulu ke kamarnya agar gadis menggemaskan itu tidak cemburu karena merasa Aksadrian tidak lagi menatapnya sama.

****

Selepas makan siang bersama Arikla, Abytha melakukan tugasnya selama beberapa minggu belakangan ini; membereskan rumah. Dia belum diperbolehkan oleh Mbok Nur untuk menyentuh dapur, takut hancur katanya.

Abytha bersenandung kecil sambil membersihkan debu pada beberapa perabotan rumah. Bajunya sudah dia ganti menjadi kaus oblong dan celana pendek selutut yang tampak lusuh.

"Eh, Aby udah kerja lagi?" Wanita dengan wajah yang masih terlihat cantik meskipun diusianya yang tidak lagi muda itu membuat Abytha membalikkan badan cepat.

"Udah Bunda, kemarin Aby nggak bisa kerja karena sakit." Abytha mengecup telapak tangan Sheila sopan.

Sheila menepuk puncak kepala Abytha penuh kasih sayang, "kamu udah makan By?"

"Udah Bun tadi sama Rikla."

"Riklanya dimana?" Sheila mengedarkan pandangan keseluruh penjuru ruang tengah, namun tidak menemukan anak gadisnya yang masih kecil itu.

Abytha tertawa kecil. "Katanya mau ke kamar kak Dewa, mau ngerusuh."

Sheila mengernyitkan alis bingung. "Kak Dewa?"

"Iya Bun, Kak Dewa itu Kak Adrian." Jelas Abytha sedikit malu.

Sheila mengangguk paham, "kalau gitu Bunda mau nyusul Rikla dulu ya. Semangat kerjanya sayang!"

Abytha merasakan dadanya menghangat. Dia tidak pernah bertemu ibunya sejak lahir. Kedua orangtuanya menghilang tanpa jejak ketika Abytha lahir dan menitipkannya pada Mbok Nur yang merupakan Ibu kandung dari Ayahnya. "Iya Bun,"

Abytha mengembuskan nafas panjang, kemudian melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda.

Suara bantingan pintu kembali menyita perhatian Abytha.

"COWOK BRENGSEK!" teriak Aksara mencak-mencak dengan nafas memburu.

Abytha memperhatikan hal tersebut penasaran. Namun dia tidak terlalu berani untuk bertanya. Wajah marah Aksara sudah cukup menjelaskan bahwa ia sedang tidak ingin diganggu.

"Heh, buatin minum sama gue! Sebelum gue---" Aksara menggantung ucapannya ketika melihat sosok yang hendak disuruhnya merupakan pacar kembarannya, "kakak ipar?"

Abytha merasakan wajahnya memanas, tak lama dari itu dia mendekat kearah Aksara dan berbisik. "Kak Aksara jangan bilang gitu, nanti orang rumah tau."

Aksara berdecak malas. "Lo ngapain disini?"

"Aku kerja disini."

"Ker---what?"

"Iya, aku bantu Nenek. Nenekku Mbok Nur,"

Aksara diam sejenak, kemudian mengangguk paham. "Bang Adrian lagi sama Bella?"

Abytha mengedikkan bahu, "aku nggak tau Bella yang mana. Dia cewek yang suaranya lembut itu?"

Aksara mengangguk cepat.

"Oh, mereka lagi diatas sama Rikla."

"Abang bangsat emang."

Abytha mengerutkan kening tidak paham, "kok ngomong gitu ke Kak Dewa?"

Aksara mengibaskan tangan mengusir. "Lo nggak perlu tau. Buatin gue minum cepat,"

Abytha menuruti perintah Aksara. Dia meletakkan kemocengnya diatas meja, sebelum kembali berbisik kepada Aksara. "Tolong jangan ribut soal pacaran kak Dewa. Nanti ceweknya kak Dewa marah,"

Aksara hanya memutar bola mata. "Ceweknya Kak Dewa my ass."

****
#PESANAUTHORUCUL


Anw, ga usah gregetan. Bella gak berarti apa-apa.

spam next biar lanjut!

u can find me on Instagram : @yohanacancer

(RABU, 30 JUNI 2021)

Tertanda,
Yohana Mendes ✨

HADES [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang