BAB | 49

17.5K 2.6K 938
                                    

Happy Reading!
Jangan lupa untuk selalu memberikan vote dan komentar!🦋

WAJIB FOLLOW INSTAGRAM :
@yohanacancer
@ceritayohana

PROMOSIIN CERITA "HADES" KE INSTAGRAM/TIKTOK/TWITTER KALIAN YA 🥺

****

Abytha mengusap-usap hidungnya yang terasa gatal. Badannya menggigil hebat meskipun tadi sempat mandi air hangat dicampur garam.

Dulu sewaktu Neneknya masih hidup, setiap Abytha bermain hujan atau tidak sengaja kena hujan pasti akan langsung disuruh mandi air hangat dan ditaburkan sedikit garam pada airnya. Agar tidak sakit katanya.

Di kediaman mewah Hussein tidak ada orang sama sekali. Sepi.

Liam dan Sheila tidak tahu perginya kemana, Arikla tentu saja mengikuti kedua orangtuanya, Aksara ada janjian dengan temannya, dan Aksadrian tak ada kabar sama sekali.

Abytha meraih hoodie Aksadrian yang pernah lelaki itu berikan kepadanya, memakainya dengan sekali hentakan.

"Dingin..." Gumam Abytha pelan.

Gadis berwajah polos itu merasakan matanya memanas, kepalanya juga pusing.

Abytha meraih ponsel yang berada diatas nakas, dia mendaratkan bokong perlahan pada kasur.

Abytha mendial nomor Aksara namun sepertinya lelaki yang menjadi temannya dua hari belakangan itu benar-benar sibuk. Alhasil pilihan Abytha jatuh pada Aksadrian, dia tidak tahu pasti apakah lelaki itu sudi mengangkat panggilan darinya.

Abytha pikir akan butuh waktu lama untuk mengangkat panggilannya. Tetapi di dering pertama Aksadrian sudah menjawab, hal tersebut sontak membuat sebuah senyum tipis terukir dibibir Abytha.

Halo?” suara bariton milik Aksadrian terdengar tidak ikhlas.

Abytha memijit kepalanya yang terasa sakit, seperti ditusuk-tusuk. "Halo Kak Dewa, lagi dimana?"

Suara grasak-grusuk terdengar memekakkan telinga. “Ada urusan. Kenapa?

Abytha menghembuskan nafas panjang. Mencoba meyakini diri sendiri. "Kak Dewa aku demam, habis hujan-hujanan. Bisa minta tolong beliin obat? Dirumah nggak ada orang."

Aksadrian terdengar menghela nafas berat disana. Abytha tidak tahu apa yang lelaki itu pikirkan, tetapi jawaban setelahnya mampu menghancurkan seluruh perasaan Abytha terhadap Aksadrian.

Lo punya kaki 'kan? Beli sendiri. Bella mau ditemenin nonton ke bioskop.

Abytha mengerjapkan kedua bola matanya yang semakin memanas, menahan diri untuk tidak menangis karena Aksadrian.

"O-oh, tapi 'kan masih hujan Kak." Suara Abytha tidak terdengar bergetar sama sekali dan dia cukup bangga akan hal tersebut.

Gue pakai mobil. Mendingan lo suruh Aksara beliin, nggak usah hubungin gue.

Setelahnya panggilan ditutup secara sepihak. Abytha meremas ponsel kaku. Aksadrian telah meninggalkannya sendiri.

Lelaki itu melanggar janjinya.

****

Abytha mengedipkan matanya berkali-kali saat baru terbangun dari tidurnya. Dia memutuskan bahwa untuk beristirahat setelah panggilan terakhirnya dengan Aksadrian.

HADES [TERBIT]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora