BAB | 32

15.7K 2.3K 101
                                    

Happy Reading!
Jangan lupa untuk selalu memberikan vote dan komentar!🦋

WAJIB FOLLOW INSTAGRAM :
@yohanacancer
@ceritayohana

DAFTAR JADI RP CERITA YOHANA YUK!

****

Abytha tersenyum penuh terima kasih kepada Aksara yang hanya mengangkat alis sebagai jawaban 'sama-sama'.

Aksara berjalan memasuki kelas, "Kayaknya kalian hobi banget gangguin anak orang pagi hari."

Cintia mengepalkan tangan yang mulai dibasahi oleh keringat. Sedangkan Biksu dan Cantika menunduk takut-takut.

Aksara menjulurkan tangan untuk membantu Abytha mendekat. "Dia pacar Abang gue, nggak takut kena amuk lo pada?"

Aksara berdecih muak melihat lantai kelas yang sudah kotor oleh tumpah nasi beserta lauk dan air minum milik Abytha. Pandangannya tertuju pada satu siswi dikelas XI IPA 1.

"Oit!" Ia berseru sedikit kencang, "Minta tolong bersihin ya."

Gadis yang dipanggil oleh Aksara tersebut mengangguk tanpa disuruh dua kali. Dengan cekatan ia berjalan menuju ujung kelas untuk mengambil sapu beserta sekop dan pel lantai.

"Masih ada dua belas menit lagi sebelum upacara bendera. Mau minta maaf atau gue laporin Abang gue?" Aksara menatap jam yang melingkar sempurna pada pergelangan tangannya.

Cantika, Cintia, dan Biksu membulatkan mata kaget mendengar penuturan dari Aksara.

Abytha berusaha meredam perasaan bahagia yang membuncah didalam dada, dia tidak ingin munafik jika mengatakan tidak menginginkan tiga sekawan itu untuk meminta maaf kepadanya.

Abytha menantikannya, sangat.

"Sepuluh menit," Aksara terus menghitung waktu menatap jarum jam yang berputar.

Mereka bertiga panik; antara ingin meminta maaf tapi malu dengan harga diri atau pura-pura tidak bersalah dan berakhir berurusan dengan Aksadrian.

"Delapan menit."

Cantika mendorong Cintia, "Lo minta maaf duluan."

Cintia mundur dengan tegas. "Nggak mau! Lo duluan lah."

Cantika berdecak marah, "Biksu!"

Biksu bungkam ditempat.

"Enam menit,"

Cantika semakin panik, ingatan akan ultimatum Aksadrian terakhir kali mampu membuatnya ketar-ketir.

"Empat menit," Aksara bersiul-siul santai sambil mengetukkan sepatu pada lantai kelas.

Cintia mendorong Cantika keras hingga membuat gadis yang selalu menjadi primadona angkatan kelas XI itu terjerembab.

Suara pekikan tertahan terdengar dipenjuru kelas. Tak lama suara tawa menggelegar menggema.

"HAHA! Jatuh woi, jatuh! Ketawa dong!" Wajah Aksara memerah karena terlalu kencang tertawa melihat Cantika yang terjatuh dihadapan Abytha.

Sedangkan gadis berkacamata minus yang berstatus sebagai kekasih Aksadrian itu menutup mulut penuh keterkejutan.

Tidak ada yang berani tertawa selain Aksara.

"Eh anjir sampai kelupaan, dua menit lagi!"

Cantika berdiri cepat, meraih kedua tangan Abytha yang menyatu. "Abytha gue minta maaf..."

Abytha merasakan dingin pada telapak tangan Cantika namun bibirnya masih belum mau terbuka.

"Abytha gue juga minta maaf, gue nggak bakal gangguin lo lagi."  Cintia beserta Biksu juga ikut mendekati Abytha.

Aksara meraih ponsel kemudian merekam kejadian tersebut sebagai dokumentasi kepada Yang Mulia Aksadrian Dewa Bangsat Hussein.

"Kak Aksara kok---"

Telunjuk Aksara bergerak-gerak menyuruh agar dilanjut. "Jangan banyak omong, terusin atau lo bertiga gue aduin sama kembaran gue."

Biksu pun hendak meraih tangan Abytha tetapi langsung dicegah oleh Aksara. "Eh lo gak boleh sentuh Abytha!"

Biksu menegang. "Kak Aksara gue mau minta maaf sama Abytha."

"Jangan sentuh dia gue bilang!" Aksara berdecak tidak sabar, kalau dia mengirim video ini kepada kembarannya dimana menunjukkan Biksu menggenggam tangan Abytha, bisa-bisa Jengkol juga akan dihancurkan oleh Aksadrian.

Biksu menatap penuh permohonan. "Gue tau gue emang salah Kak, tapi gue bener---"

"Gue bilang jangan woi!"

Biksu nekat, dia meraih tangan Abytha, menggenggamnya penuh penyesalan. "By---"

"Woi, udah pegang tangannya, manggil 'By' lagi! Lo mau kena penggal?!" Aksara berteriak kencang memperingati dengan tangan yang masih setia merekam.

Biksu mengerutkan kening kurang paham. "Gue---"

"Lepasin tangannya dulu astaga. Lo bener-bener minta disiksa lahir dan batin ya?!"

Aksara buru-buru mematikan rekaman videonya.

Harus cut bagian si Biksu dari goa hantu dulu baru kirim sama Yang Mulia Raja.” batin Aksara memperingati diri sendiri.

Biksu akhirnya melepas tangan Abytha. Mereka bertiga menanti jawaban dari gadis yang mereka bully semenjak meraih juara satu.

Abytha mengangguk pelan. "Aku bakal maafin kalian, asal kalian janji harus jauh-jauh dari aku."

Cantika hendak menyela, tetapi ketika melihat tatapan penuh penasaran dari Aksara membuatnya urung melayangkan protesan.

Aksara menjentikkan jari. "Waktu habis. Kalian selamat karena udah dimaafin sama Yang Mulia Ratu Abytha."

Cintia, Cantika, dan Biksu akhirnya dapat bernafas lega setelah penantian yang cukup menguras emosi.

"Sekian dan terima kasih. Gue ke lapangan duluan, bye." Aksara melambaikan tangan sebagai perpisahan, berjalan dengan langkah pasti menjauhi kelas XI IPA 1.

Abytha pun nyaris berteriak kegirangan, tetapi dia sepertinya melupakan satu hal; botol minum Avengers pemberian Aksadrian sebagai tanda pacaran telah rusak sedikit.

Gawat.

****
#PESANAUTHORUCUL

spam next biar lanjut!

AYO SCREENSHOT BAGIAN KESUKAAN KALIAN TERUS MASUKIN INSTASTORY JANGAN LUPA TAG AKUN @yohanacancer DAN @ceritayohana YA!

(KAMIS, 15 JULI 2021)

Tertanda,
Yohana Mendes ✨



HADES [TERBIT]Where stories live. Discover now