27.

3.2K 177 3
                                    

Hari ini adalah keberangkatan Yonathan ke London. Seperti biasa pagi hari mereka semua  sarapan bersama-sama..

"Ibu mana bang?"

"Iya ya, nggak biasanya jam segini ibu belum turun. " sahut Mark

"Sayang, ibu dimana.?"  Tanya Yonathan pada isterinya.
"Gini mas, beberapa hari ini ibu kurang enak badan. Makan pun susah. Aku udah ajak ke dokter tapi ibu kekeh  nggak  mau." Jawab Martha

"Iya mas, ibu belakangan ini jadi beda juga menurutku, ibu lebih sering diam dan melamun. Bahkan berbicara pun sangat jarang. Ibu kenapa ya mas?" Tambah Kanaya juga..

"Aku mau cek kondisi ibu dulu, kalian lanjutkan saja dulu makannya." Ucal Nathan sambil beranjak dari kursinya

"Aku juga mau ikut lihat dek." Ucap Mark

Krekkkkk

"Bu, ibu kenapa? Kata Martha ibu kurang sehat ya.? Ibu sakit apa?" Tanya Nathan khawatir.

"Kita kedokter ajah ya bu.. kita nggak mau ibu kenapa-napa.." tambah Mark

"Ibu baik-baik saja nak. Kalian tidak perlu membawa ibu ke Rumah sakit. Ibu hanya butuh istirahat."

"Tapi bu, bagaimana kami bisa tenang jika kondisi ibu seperti ini, apa yang ibu pikirkan, apa ada yang menyakiti ibu,  ayo,, ibu bilang ajah, ibu mau apa pasti kita akan berusaha semaksimal mungkin mewujudkannya bu
."
"Ibu hanya ingin  Anne nak, bawa Anneku kembali Yonathan. Bawa Anneku kembali Mark." Jerinya dalam hati.

"Ibu,  kami mohon. Jangan hanya diam seperti ini bu. Kami mohon.. "

Akan tetapi Ny. Gracia tetap tidak merespon mereka. Ia memang mendengar semua yang diucapkan anak-anaknya itu, akan tetapi ia terlalu lemah hanya sekedar menjawab pertanyaan mereka. Ia tidak bisa mengatakan keinginannya kepada kedua putranya karena itu ia memilih diam, dengan pikirannya yang terus melayang ke tempat yang jauh dimana sang putri sekarang berada..

"Ya sudah, kalau ibu tetap mau disini, kami keluar dulu ya bu. Nanti Mark akan kesini lagi."

"Nathan juga sekalian mau pamit bu, Nathan juga harus berangkat ke London sekarang."

...... (hening)
Tidak ada respon dari sang ibunda.
Mark dan Yonathan hanya bisa menghela napasnya pelan dan berjalan keluar dari kamar tersebut

"Bang, menurutmu ibu kenapa bisa seperti itu ya.?"

"Aku juga nggak tau Nathan, apakah kamu sadar bahwa ibu hanya diam dan melamun, pandangannya kosong. Pasti ada sesuatu yang ibu pikirkan."

"Iya bang, tapi apa yah.?"

"Masalah apa yah..?  Hmmmm
Astaga, kau pasti masalah si perempuan munafik itu lagi."

"Maksudmu Mark?"

"Nathan, adikku  siapa lagi yang abang maksud kecuali si Anne.." jawab Mark malas

"Mark, jangan sebut kak Anne dengan sebutan itu lagi. Dia itu kakak kita, di dalam darahnya, mengalir darah yang sama dengan darah kita.. ingat itu, sampai kapanpun dia itu kakak kita." Bentak Nathan

"Kamu apa-apaan sih Nathan, untuk apa lagi kamu membela perempuan itu, ingat Nathan, dia itu PEMBUNUH. Bahkan darah dagingnya sendiri dia tega membunuh, itu kakak yang kamu bangga-banggakan hah?. Aku tidak sudi lagi menganggap pembunuh itu sebagai kakak."

"Mark, Mark.. aku yakin kamu akan menyesal mengatakan itu. Ingat bang, manusia tidak ada yang suci, manusia nggak pernah lepas dari yang namanya dosa dan kesalahan, dan itu juga berlaku untuk kak Anne. Aku yakin dia tidak melakukan hal sekeji itu. Aku mengenal kakakku bang, aku mengenalnya bukan sebulan dua bulan, tapi puluhan tahun. Puluhan tahun bang. Aku berjanji, suatu saat nanti jika aku tahu siapa laki-laki brengsek yang melakukan hal itu pada kakakku, tidak akan kuampuni. Aku berjanji." Ucap nathan sungguh-sungguh

" dasar bodoh, untuk apa lagi kalian masih membahas perempuan munafik itu lagi sih? Bukankah sudah jelas bahwa dia itu pembunuh, sudahlah adik-adikku, lupakan perempuan munafik itu,  sekarang  yang harus kita fikirkan adalah kesehatan ibu. Lupakan saja perempuan pembunuh itu." Ucap intan yang kebetulan datang kerumah keluarganya bersama suaminya

"Intan! Kamu bisa tidak menjaga mulutmu itu, tidak sepantasnya kamu berkata seperti itu, pasti ada alasan Anne melakukan hal itu." Ucap Vano

"Hahah.. alasan katamu? Apa alasannya mas , apa? Hah?? Kamu nggak usag belain mantan sahabat kamu itu yah, harusnya kamu sadar bahwa dia itu memang J*l*ng... "

Plakkkkkkkkkkkkkkk

"Mas .. hikss.. hiksss
Kamu tega nampar aku, kamu tega nampar aku.. kamu jahat mas..

"Kamu memang sudah kelewatan  intan, kamu tidak pantas mengucapkan hal itu tentang Anne. Dia tidak seperti yang kamu katakan." Ucap Vano masih dengan suara yang keras..

"Kamu benar-benar jahat mas, kamu selalu membela perempuan pembunuh itu. Kenapa sih kamu selalu  membela dia, kenapa mas? Hikssss.. hikss.. dari dulu kamu selalu seperti ini padaku mas, kamu tidak pernah memperlakukan aku seperti kamu memperlakukan Anna, kenapa mas? Aku ini isteri kamu mas, tapi kenapa kamu tidak pernah menganggap aku sebagai isteri selayaknya? Kamu jahat mas.. kamu jahat.. apa salahku??? Hah?"

"Bukankah sudah pernah kukatakan kepadamu dari awal....  jangan pernah mengungkit masalah ini lagi. Ingat itu Intan.!"

"Tapi kenapa mas? Kenapa? Hiksss hiksss.. jawab mas,,, kenapa kamu tidak pernah memperlakukan aku seperti isteri yang seutuhnya hah?"

"KARNA AKU  TIDAK PERNAH MENCINTAI KAMU INTAN!!! Itu alasannya teriak Vano

"Apa?"
Mark dan Yonathan beserta isterinya kaget mendengar jawaban Vano tadi.

"Apa mas? Apa katamu?
Kamu tidak mencintai aku.? Kamu pasti bercanda kan mass... iya kan
.???" Hiksss hikssss...
Tanya intan lagi






..............................iya...

Bersambung....
Jangan lupa tinggalkan jejak ya gengsss😎😎

Hai... hai.... 
Akhirnya setelah sekian lama author come back again. Maaf yah baru bisa upload sekarang, lagi sibuk soalny..😂

PELANGI SEHABIS HUJAN (Revisi)Where stories live. Discover now