07.

4.3K 224 0
                                    


Melihat dirimu kembali, seakan membuka kembali luka yang belum
sempat kering sehingga menimbulkan rasa sakit kembali
~Anna

Nyonya Wijaya membimbing mereka masuk kedalam rumah. Anna berjalan dengan perlahan mendekat ke jenazah sang ayah..

"Yah... Anne datang..
Aku datang yah". Lirihnya
Hikssss hiksss
😭😭😭😭😭
Ia semakin mendekat ke arah peti tersebut dan dengan jelas ia bisa melihat wajah itu lagi, wajah ayah yang sangat disayanginya. Tidak ada lagi senyum disana, senyum yang biasa menyambut setiap ia pulang kerumah. Tidak ada lagi pelukan hangat.. menyambutnya. Ia hanya mendapati sang ayah tertidur tenang untuk selamanya, tanpa menunggu dirinya pulang, tanpa mendengar permintaan maaf darinya.
Anna hanya bisa diam dalam tangisnya, sakitttt rasanya tentu sangat sakit. Ia merasa bahwa ayahnya sangat membencinya hingga tega pergi meninggalkan dia untuk selamanya, tanpa sempat bertemu dengan dia, tanpa menunggu dirinya pulang. Ayahnya benar-benar menepati ucapannya, tidak menganggap dia anaknya lagi... ayahnya tidak akan memaafkannya lagi.

Anna memegang tangan sang ayah, tangan yang dulu memeluknya itu rasanya sudah sangat dingin. Ia memegang wajah sang ayah dan kemudian mengecup keningnya.
Ia benar-benar tidak sanggup... bahkan untuk menahan badannya sendiri, ia tidak sanggup. Kalau sang suami tidak menahan pinggangnya.

Anna, Bryan, Al, Alfian, dan Aleya berdiri mengelilingi jenazah tuan Wijaya sambil berdoa, mendoakan yang terbaik untuk tuan Wijaya.


Disisi lain

"Intan!! Si Anne datang..
Ia datang bersama suami dan anak-anaknya." beritahu salah seorang tetangga pada Intan dan suaminya yang sedang membahas hal yang perlu tentang penguburan san ayah.
"Anne... hahh?
Ia segera menarik sang suami dan segera menuju ruang tengah tempat ayahnya itu diletakkan.

"Mark, Yonathan.. lihatlah siapa yang datang. Kalian pasti akan terkejut melihatnya, dan ajaklah isterimu juga menemuinya mark," kata Feby sepupu mereka.
Tanpa pikir panjang mereka segera menuju ruang tengah, tak lupa juga mark membawa sang isteri.

Mark, Yonathan, Intan tiba bersamaan di ruangan itu. Sementara Anna dan keluarga baru selesai berdoa.. Anna membalikkan badannya dan terkejut melihat orang yang berdiri dekat pintu yang tak kalah terkejutnya dengan dia..

"Mark, Yonathan kak Intan.. ucapnya pelan bahkan sangat pelan. Sementara Bryan dan triple A hanya dian memperhatikan dan berjaga-jaga orang itu hendak melukai mommy mereka.

Yonathan Wijaya, adik bungsu Anna. Orang yang paling dekat dengannya, adik yang paling manja kepadanya. Apalagi jarak umur mereka cukup jauh tidak heran nathan (nama panggilannya) sangat sayang pada kakaknya itu. Bahkan ketika sang kakak pergi dari rumah 17 tahun yang lalu, ia jatuh sakit karna merindukan sang kakak. Tanpa pikir panjang ia segera menghampiri sang kakak yang sudah sangat dirindukannya.
"Kak Anne, ucapanya setelah dihadapan sang kakak. Hiksss.. ia memegang wajah sang kakak memastikan bahwa yang dihadapannya ialah nyata, setelah dipastikan bahwa yang dihadapannya ialah nyata ia segera memeluk sang kakak dengan erat, tak peduli seberapa banyak air mata yang tumpah, dan berapa banyak mata yang memandang mereka.
Nathan melonggarkan pelukannya dan menatap dalam kedalam bola mata sang kaka yang berwarna persis seperti miliknya, sebelum ia bertanya Anna terlebih dahulu menyelanya.
"Adik kecilku sudah dewasa sekarang, kamu apa kabar? Kabar kakak baik sayang. Dengar, kakak tahu banyak hal yang ingin kamu ketahui dan kamu tanyakan, tapi bukan sekarang saatnya. Yang penting sekarang kakak berada disini dan kita berdoa untuk ayah. Bersabarlah adik kecilku." Ucapnya sanbil membawa nathan kembali kedalam pelukannya. Ia merasa bahwa nathan mengangguk dalam pelukannya.
Kenudian ia membawa nathan dekat kepada suaminya dan anaknya.
"Nah sekarang kakak ingin memperkenalkan suami kakak".
"Hello Yonathan, salam kenal brother saya Bryan suami kakakmu ini. Saya banyak mendengar cerita tentangmu dari dia." Ucap Bryan.
Eh, iya ucap Nathan grogi, bagaimana tidak suami kakaknya ini sangat kelihatan berwibawa dan tentunya bukan orang biasa. "Saya Yonathan kakak ipar " ucapnya sambil menyalam Bryan.
Selanjutnya Al menyalam pamannya itu. "Hallo paman, Aku Aldrich, biasa dipanggil Al, senang bertemu denganmu paman."
"Hallo nak, saya Yonathan. Kamu sangat mirip dengan ibumu, dan berapa usiamu tanyanya.
"17 tahun" jawabnya.
"Hah, Nathan terkejut dan segera memandang kakaknya tajam. Tapi sang kakak memilih memalingkan wajahnya dari dia sehingga ia membatalkan niat awalnya.
"Wah, masih sekolah atau sudah kuliah Al?" tanyanya lagi.
"Kuliah paman". Jawabnya
"Sudah-sudah jangan tanya lagi, kapan-kapan saja. Kau seperti wartawan saja " sela Anna pada Nathan.
"Huhhh. Kau ini tidak berubah dari dulu". Jawab nathan.
Kemudian ia mendekati Alfian dan Aleya yang berdiri di samping kakaknya Al.
"Hallo kids, siapa nama kalian?"
" I am Alfian ". Jawab Alfian padat, singkat dan jelas seperti biasa. Menbuat Nathan dia seribu bahasa. Kemudian leya menyahut lagi
"I am Aleya uncle, nice to meet you". Ucapnya pada Nathan.
Hallo Aleya, nice to meet you too.
Jawab Nathan.
"Eh, kak anak-anak kakak unik-unik yah, tapi punya ciri khas masing-masing dan sangat tampan dan cantik. Pasti pintar juga yah?"
"Ya iyalah dek, bapaknya kan ganteng dan jangan lupakan fakta bahwa kakakmu ini adalah orang yang pintar dek ucapnya percaya diri tapi diselingi gurauan di dalamnya..






PELANGI SEHABIS HUJAN (Revisi)Where stories live. Discover now