P R O L O G

122K 7.5K 1K
                                    

Hai!
Selamat datang dicerita Aksadrian Dewa Hussein!

Kalian dapat cerita ini jalur apa?

Ada beberapa hal yang perlu kalian ketahui sebelum membaca cerita ini lebih lanjut; JANGAN PERNAH MEMBAWA TOKOH DARI CERITA LAIN. Soalnya bisa buat mood jelek.

Paham 'kan?

Call me YOYO!🦋
Mau ditambahin embel-embel Moms, Bunda, mami boleh kok!

Moms Yoyo, Bunda Yoyo, Mami Yoyo.
KEREN AJEGILE!🦋

****

"Kak Dewa aku demam, habis hujan-hujanan. Bisa minta tolong beliin obat? Dirumah nggak ada orang."

"Lo punya kaki kan? Beli sendiri. Bella mau ditemenin nonton ke bioskop."

••••

"Kak Dewa aku mohon kak, kali ini aja tolong hargain perasaanku."

"Lo siapa harus gue hargain perasaannya?"

"Aku pacar kakak!"

"Pacar? Seharusnya Lo cukup tau diri kalau gue hanya nolong Lo."

"Kalau gitu kita putus. Aku capek kak."

"Terserah. Sebenarnya dari dulu gue udah cukup muak lihat Lo."

••••

"Aku menyerah. Selamat tinggal Kak Dewa."

****

Aksadrian Dewa Hussein menatap jengah pada kumpulan manusia yang sedang mengerubungi satu objek. Hal yang paling Aksadrian benci adalah keributan, biasanya dia akan melakukan apapun untuk meredam hal itu. Bahkan cara paling kejam sekalipun.

"Lo cewek dari kampung, gak cocok sekolah disini." Seorang gadis yang Aksadrian ketahui bernama Cantika tersebut mencibir dengan gaya berkuasanya.

Langkah kakinya semakin pelan ketika hendak menuju toilet, tatapannya masih terpusat pada kerumunan yang berada didepan gudang. Toilet Sma. Kreasi Bangsa memang berdekatan dengan gudang sekolah sehingga memudahkan pandangan tajam milik Aksadrian.

Tanpa sengaja tatapannya bersitubruk dengan gadis berkepang dua yang terduduk diatas tanah, kacamata minusnya tidak lagi simetris. Hanya beberapa detik sebelum gadis itu memilih menundukkan kepala.

"Gue tau lo sengaja kan caper sama guru? Sok pintar,"

"Biasalah, orang kampung mah beda." Cacian itu semakin mengusik jiwa kemanusiaan Aksadrian hingga tanpa sadar membuatnya melupakan niat menuju kamar mandi dan malah berjalan menuju manusia-manusia tidak berotak tersebut.

"Kalian ada masalah apa sama dia?" suara bariton milik Aksadrian membelah kerumunan yang kian padat.

Nada terkesiap terdengar dari beberapa orang, Aksadrian bukan sosok yang bisa dilawan begitu saja. Dia memegang kendali murid-murid disekolah bersama kembarannya, Aksara King Hussein. Bukan karena sekolah itu milik mereka, tetapi karena keberanian mereka yang tidak perlu ditantang.

Gadis dengan rambut terkepang dua itu tersenyum tipis meskipun darah telah merembes dari pipinya karena dicakar. "Makasih..." ujarnya tanpa nada tetapi mampu ditangkap jelas oleh Aksadrian yang sudah mampu menarik atensi para kotoran bumi tersebut.

"Gue tanya sekali lagi, kalian ada masalah apa?" kali ini nada dalam suara itu terdengar mulai bergemuruh menahan sebal karena tidak ditanggapi.

"Dia caper sama guru kak." Ujar Cantika menginterupsi keheningan yang tercipta cukup lama.

Kening Aksadrian mengerut bingung. "Caper?"

"Dia dapat peringkat satu dikelasnya padahal masih murid baru." Suara itu milik Aksara, kembarannya. Dia memang memiliki kebiasaan yang cukup unik, suka muncul tiba-tiba sehingga tidak mengherankan lagi bagi Aksadrian kalau Aksara mendadak berdiri disampingnya.

Aksadrian tidak perduli dari mana saudaranya tersebut mendapatkan berita paling konyol tersebut, tetapi hal itu cukup membuatnya mendengkus sinis sambil terkekeh kecil.

"Kalian tau siapa yang kalian siksa? Dia gadis gue." 

****
#PESANAUTHORUCUL

Vibesnya Aksadrian Dewa Hussein bakalan badboy bin bajingan gitu.

Kalau belum siap buat ngumpat sampai nangis darah, mendingan tutup mata.

Konfliknya gak terlalu berat, gak ada sampai pengkhianatan, pembunuhan, etc.

spam next biar lanjut!

u can find me on Instagram : @yohanacancer

(SELASA, 29 JULI 2021)

Tertanda,
Yohana Mendes ✨

HADES [TERBIT]Where stories live. Discover now