Prologue

115 5 0
                                    

"Gelap sunyi sekali kenapa semuanya hitam?, apa sekarang aku sedang bermimpi?"

"tidak aku baru saja malak si bintang dan langsung pulang, setelah itu apa? Ayo coba ingat - ingat lagi Raihan adi wijaya!"

"ahhhhh aku ingat sekarang!, selesai malakin si bintang  aku  ditabrak oleh truk kan? haha ,  apa aku sekarang sudah mati ya?"

Setelah beberapa saat bergumam dan bicara sendiri  seperti orang tak waras kesadaran Raihan  perlahan mulai menghilang dan akhirnya ditelan oleh kegelapan.

Matahari yang mulai menunjukan batang hidungnya dengan malu - malu, membangunkan semua makhluk hidup. Burung - burung yang mulai terbang mencari makanan, dan manusia yang bangun untuk pergi bekerja.

Tak terkecuali Raihan Adi Wijaya  yang perlahan membuka matanya karena terkena sinar matahari. Ketika dia ingin pergi bersiap siap untuk kesekolah.  Ada satu kejanggalan aneh yang baru disadarinya setelah terbangun.  Ketika ia melihat cermin dilemari yang bahkan tak dia kenali, ada wajah orang yang selalu dia palak setiap harinya disekolah terpampang jelas didalam cermin.

Wajah yang biasa ia lihat sebagai mesin penghasil uang dan samsak tinju. Kini ada dibalik cermin bahkan setiap gerakan yang ia lakukan, selalu diikuti bayangan dicermin tersebut. Sesaat Raihan berpikir kalau itu hanya halusinasinya saja

"ahh ini pasti karena aku masih bermimpi haha" gumam raihan didepan cermin tersebut

"kau tidak sedang bermimpi Raihan, mulai saat ini kau akan hidup sebagai orang yang paling membencimu"
Ucap bayangan yang ada didalam cermin tersebut

"arghhhhhhhhh"

*pranggg

Raihan yang terkejut refleks memukul cermin tersebut dan membuat lengannya berdarah.

"arghhhhhhhhh, apa itu barusan?"

METAMORPOSAWhere stories live. Discover now