[7] Pernyataan

6.5K 656 19
                                    

Drrrrt

New Message (1)

From: +62813029119*2
Kalau air matanya netes jangan suka dibiarin

Irene sontak memutar bola matanya. Mencari-cari sosok orang disekelilingnya yang mengenalnya.

Drrrtt

New Message (1)

From: +62813029119*2
Butuh tisu? Atau saya?

Wanita itu menggigit bibirnya pelan setelah menemukan objek yang ia cari. Pria berkemeja merah muda yang lengannya digulung dan dasinya dilonggarkan asal, sedang duduk menatapnya sambil tersenyum di dalam kedai kopi yang tengah dilewati bus yang ditumpanginya.

Aldo Wijaya.

Jantung Irene mendadak tak karuan. Melihat dari jauh saja rasanya Aldo begitu sempurna. Dan Irene yang wajahnya memburuk karena basah air mata merasa penuh dosa.

Belum sempat membalas ukiran senyum yang terlukis di bibir Aldo, busnya melaju meninggalkan kawasan itu.

Tangan Irene terhenti saat ingin melambai ke arahnya. Terlambat.

Drrrtt

From: +62813029119*2
Hati hati dijalan wanita hebat.

Apa? Wanita hebat?

Irene tak mampu menahan senyum setelah membaca pesan terakhir itu. Bagaimana bisa seorang Aldo menyimpulkannya sebagai seorang wanita hebat?

Perempuan itu menggelengkan kepalanya, tak boleh terlalu larut dalam perasaan. Karena sudah berapa banyak masalah yang timbul hari ini hanya karena para lelaki yang menyukainya?

Davian yang menembaknya di ruang kerja dan Mino yang membuatkannya makan malam khusus untuk berdua di sebuah hotel bintang lima.

Irene pusing, harus terjebak dalam situasi ini.

Karena pada kenyataannya ia tidak seperti apa yang mereka pikirkan.

Untuk jatuh hati kepada pria saja ia harus berpikir berkali-kali, apalagi menjalin suatu hubungan?

Namun ingatannya terus menjalar ke sebuah senyuman yang terukir kala makan malam di rumah Aldo. Alazka yang tampak merasa bebas dan bahagia.

Dan lagi-lagi karena pria itu. Satu-satunya orang yang mengetahui rahasia besarnya diperusahaan, dan satu-satunya pula orang yang membuatnya disana merasa aman.

Aldo Wijaya.

Ayolah Irene, apa yang kau pikirkan? Sebuah kesalahan? Tidak. Sebut saja ini ketidaksengajaan. Dan sebuah ujian tentang pantas-ketidakpantasan.

Namun sayangnya—dirimu tampak menikmati keadaan ini. Hei, ada apa sebenarnya?

👠

Semua pegawai berjalan memasuki kafetaria. Menu makan siang hari ini lumayan enak, sehingga walaupun berdesakan, mereka rela mengantri panjang.

Langkah sepatu Aldo yang mengetuk lantai, terdengar memenuhi ruangan Pemasaran. Tempat yang hampir kosong itu menyisakan sosok perempuan yang tertidur lelap di atas mejanya.

Sebelum mengeluarkan suara, Aldo berniat untuk memeriksanya lebih dulu. Benar-benar nyenyak atau sekedar dibuat-buat.

"Gak makan?"

Irene tersentak. Mengangkat wajahnya yang tertutupi rambut. Sedikit berantakan namun masih begitu cantik di matanya.

"Eh,"pekiknya terbangun seraya merapikan diri. Matanya berkeliling ke segala penjuru ruangan. Nihil. Hanya mereka berdua.

Mommy's SecretWhere stories live. Discover now