Kelly terdiam.

Harry mengulurkan tangannya menyentuh kening Kelly lalu menyisir rambut gadis itu lembut dengan jarinya. "We will always be together, I promise."

I swear. Ucap Harry dalam hati. Ia tidak akan membiarkan Kelly terkurung dalam penjara Justin. Ia juga tidak akan membiarkan Elena merusak kebahagiaannya. He swears he will do everything just to make Kelly happy.

He will do everything just to be with her.

Harry tersenyum membalas tatapan Kelly. "I mean I can always sneak in to your room, if you want me to." Satu mata laki-laki itu berkedip, membuat Kelly tertawa geli.

***

Kelly menatap kedua manik hijau Harry. Teduh. Entah kenapa gadis itu selalu merasa tenang berada bersama Harry. Sebanyak apapun masalah yang Kelly sedang atau akan hadapi, Kelly tidak perduli asalkan ia bersama Harry. Okay this sounds so cheesy, but even Kelly doesn't know what happened to her logic!

"I mean I can always sneak in to your room, if you want me to."

Kelly tertawa geli ketika Harry mengedipkan satu matanya. Salah satu charm mematikan yang Harry miliki adalah mengedipkan salah satu matanya, which he does a lot, especially for his fans. Kelly tidak mengerti mengapa penggemar Harry berteriak histeris ketika Harry mengedipkan sebelah matanya.

"I'm not your fan, you can't wink and just get a 'yes' to sneak in to my room." Ucap Kelly sambil menjulurkan lidahnya mengejek Harry yang berpura-pura sakit hati lalu tertawa menggelitik Kelly.

Geli. Kelly menarik diri dari Harry lalu berjalan mengambil kantong belanja besar sambil berusaha mengeluarkan sekotak buah anggur.

"And may I ask you what kind of food is that in that way-too-big-for-you bag?" tanya Harry.

Kelly berjalan sambil hampir menenggelamkan kepalanya ke dalam kantong belanja besar itu. "Uhm, fruits like grapes and apples which you love, milk, and-"

Drrt. Drrt.

Jantung Kelly berdegup keras ketika ponselnya bergetar. Kelly tidak perlu melihat layar ponselnya untuk tahu siapa yang menelepon. Gadis itu tahu benar bahwa itu adalah Justin.

Setelah membiarkan ponsel itu berdering beberapa kali, Kelly menjawab telepon Justin. Belum sempat Kelly berbicara, suara laki-laki itu sudah terdengar keras, membuat Kelly harus menjauhkan ponselnya dari telinganya.

"Look, I don't fucking care what you're doing there in Scotland, but Kelly, if I don't see you in my house tomorrow morning, I'll make sure you regret it." Justin mengakhiri pembicaraan tanpa membiarkan Kelly mengucapkan sepatah katapun.

***

Langit Kota New York mendung. Angin musim gugur masih bertiup membuat Kelly bergidik lalu merapatkan jaketnya. Gadis itu berjalan cepat menyusuri jalan di tengah taman menuju pintu besar rumah Justin. Ia hampir sampai di pintu ketika pintu itu terbuka menampilkan Justin berdiri dengan baju santainya menatap Kelly tersenyum.

"Hey, Babe. How's Scotland?" Justin meletakkan tangannya pada pinggul Kelly begitu Kelly sampai di sampingnya.

Kelly tersenyum kesal. "Don't 'babe' me, Justin."

"Okay, Babe." Ucap Justin tidak peduli. Laki-laki itu menarik Kelly semakin dekat dengannya sambil berjalan bersama Kelly menuju ruang TV. "I had a meeting, last night, with the stake holders." Justin menarik tangannya dari pinggul Kelly lalu duduk di sofa.

Kelly meletakkan tasnya, membuka mantelnya, lalu duduk di sofa yang berbeda. Percayalah, Kelly tidak ingin dekat-dekat dengan Justin. Gadis itu bersumpah tidak akan berurusan dengan Justin lagi setelah ia berhasil menyelamatkan perusahaan ayahnya.

ScandalWhere stories live. Discover now