s i x t e e n

37 3 0
                                    

"I love you, Kelly Williams. I'm so sorry I have to make you cry, a lot." Lirih Harry, membuat Kelly berhenti menangis.

L-love?

Kelly merasakan jantungnya berdegup terlalu kencang. Perlahan gadis itu menarik tubuhnya dari dekapan Harry. Kelly mengusap air matanya, berusaha menatap dengan jelas kedua manik mata laki-laki yang kini hanya diam menatapnya dalam.

***

Harry membuka matanya perlahan, menyesuaikan dengan cahaya lampu ruangan serba putih khas rumah sakit tempatnya dirawat. Matanya mencari Kelly ke setiap sudut ruangan namun tidak menemukannya.

Pintu ruangan itu terbuka perlahan. Harry menoleh mendapati Kelly dengan tangan memegang kantong belanja lumayan besar hingga menutupi dagunya. Kelly terlihat sangat menggemaskan dengan tubuhnya yang terlihat terlalu kecil untuk membawa kantong belanjaan sebesar itu.

"Oh, Harry how's your sleep?" Kelly meletakkan jaket dan belanjaannya di meja kosong di ujung ruangan lalu menghampiri Harry yang kini sudah dalam posisi duduk. Dengan kondisinya yang belum pulih, duduk memang agak melelahkan untuk Harry, tetapi ia tidak ingin Kelly memperlakukannya seperti bayi kecil yang kepala dan rambutnya terus diusap lembut. Harry ingin duduk sejajar dengan Kelly. It will also be so much easier for him to kiss her.

"What are those?" Harry menunjuk kantong belanjaan itu dengan alisnya.

"I just think you might not very happy with the foods in here." Kelly tersenyum. "So your sister and I went to buy foods you like."

"So you've met Gemma."

"Yup. And she's super fun. We couldn't stop talking and we both love to cook." Kelly terlihat senang. Gadis itu duduk mendekat di tepi ranjang Harry.

Harry memandangi Kelly bercerita tentang pertemuan gadis itu dengan Gemma, tentang canda Kelly dan Gemma mengenai Harry, tentang kesamaan hobi mereka memasak, dan banyak lagi.

Gadis itu sangat senang sampai ia tidak berhenti berbicara. Cara gadis itu bercerita, kata demi kata, sambil menggerak-gerakkan tangan, memukul tangan Harry pelan, membuat ekspresi jelek yang entah kenapa membuat Harry justru gemas.

Harry tersenyum tipis. Even the way she takes her breath while talking is beautiful. Ia benar-benar menyukai Kelly. Bahkan kata menyukai tidak lagi tepat karena Harry sadar ia mencintai Kelly.

He loves her. He loves her so much he wants her to always be happy. Even when she's not with him.

"And Gemma promised me we will cook something together someday!" Suara Kelly yang hampir terdengar seperti anak kecil yang memekik senang setelah diberikan permen menarik Harry yang entah sudah berapa lama tenggelam dalam pikirannya.

Harry tersenyum menahan nyeri lukanya, ia memajukan tubuhnya mendekati Kelly yang duduk di tepi ranjangnya. Dengan satu gerakan laki-laki itu menarik wajah Kelly mendekat lalu mendaratkan bibirnya pada bibir Kelly.

"Shit, I love you so bad, Kelly Williams." Lirih Harry. Harry menarik napas menikmati aroma cherry yang berasal dari lip gloss bibir Kelly. D.amn he just can't let go.

Kelly menarik wajahnya perlahan menjauh dari wajah Harry. Gadis itu menatap Harry, seperti mencari sesuatu di dalam teduh mata Harry. "You're going to tell me I should leave, right?" Ucap Kelly, tanpa sadar memberikan hati Harry sebuah sayatan perih.

Harry menyisir rambutnya ke belakang dengan jari tangannya. Harry membasahi bibirnya sambil berusaha berbicara setenang mungkin. Setenang mungkin hingga hatinya sendiri bisa mengucapkan dua kalimat, "You need to leave. For your father and everything he has built." lalu menyesalinya. Harry tidak ingin Kelly pergi. Hell no. But s.hit he has to let her go.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 26, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang